Jambi (ANTARA Jambi) - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyatakan akan memanggil PT Elnusa terkait munculnya semburan lumpur di Desa Muaro Pijoan, Kabupaten Muarojambi setelah perusahaan itu melakukan seismik (peledakan) sumur minyak.

"Saya akan panggil Elnusa, sebagai perusahaan yang melaksanakan ekplorasi, mengapa mereka lambat menangani, itu yang akan kita tanya," kata Gubernur saat meninjau lokasi semburan lumpur akibat aktivitas seismik di  Muaro Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muarojambi, Jumat.

Dalam peninjauan itu, gubernur didampingi Bupati Muarojambi Burhanuddin Mahir, Asisten II Sekda Provinsi Jambi Haviz Husaini dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi Hj.Rosmeli dan Kepala Dinas ESDM Kabupaten Muarojambi.

Gubernur menyesalkan pihak perusahaan yang berjanji akan menyelesaikan setelah lebaran, tapi sampai sekarang belum dilakukan, sementara komunikasi dengan Pertamina juga lambat.

Namun, Pertamina sudah berjanji akan menurunkan petugasnya dari Jakarta untuk turun ke lapangan (lokasi) untuk mengecek tingkat kerusakan dan tingkat bahayanya, akibat eksplorasi yang dilaksanakan Elnusa ini, katanya.

"Saya sudah dapat jawaban dari Pertamina yang turun lokasi semburan lumpur untuk melakukan pengecekan," kata Hasan Basri Agus.

Gubernur dalam peninjauannya sempat menanyakan kedalaman saat melakukan peledakan, ternyata kedalamannya antara 10-30 meter, artinya terlalu dalam.

"Nanti kita menunggu hasil penelitian yang dilakukan tenaga ahli Pertamina. Saya juga mendapat informasi bahwa lokasi peledakan nantinya ditutup dengan semen, kita tunggu saja," katanya.

Gubernur menyatakan peninjauannya ke lokasi untuk mengetahui apakah semburan lumpur itu menganggu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar.

"Itu yang menjadi perhatian kita, termasuk dari sisi lingkungan hidup, karena itu Badan Lingkungan Hidup juga ikut meninjau agar diketahui apakah berbahaya, terutama bagi kesehatan," ujarnya.

Gubernur juga minta kepada Kepala Desa dan Camat setempat untuk terus melakukan pemantauan tentang aktivitas seismik yang dilakukan oleh PT Elnusa, karena airnya masih terus mengalir, sehingga harus secepatnya ditangani.

"Saya sangat tidak senang dengan kelambatan Elnusa dalam menangani masalah ini. Kita akan tegur dan kita minta laporannya," teganya.

Sementara itu berdasarkan penjelasan Kepala Desa Muaro Pijoan M. Dhani, semburan lumpur di lokasi tersebut pertama kali terjadi pada awal bulan Ramadhan 2014 setelah PT Elnusa melakukan kegiatan seismik.

Semburan terus mengalir sampai sekarang dan mengalir ke Sungai Pijoan. Akibatnya, tanah di lokasi tersebut yang sedianya digunakan untuk membuat batu bata oleh masyarakat setempat, kini tidak dapat lagi digunakan.

"Belum ada langkah yang dilakukan oleh Elnusa untuk menghentikan semburan," katanya.

Ia juga mengatakan sejak awal muncul semburan pada awal puasa lalu, pihaknya sudah melaporkan ke PT Elnusa, ketika pihak perusahaan ke lokasi hanya memfoto beberapa rumah yang rusak akibat seismik dan memberikan surat.

Namun karena akan lebaran, kegiatan perbaikan rumah dan lainnya dijanjikan akan dilakukan setelah lebaran, ternyata lebaran usai belum dilakukan.

"Saya sudah datang ke kantor Elnusa, sebulan kemudian baru Elnusa datang dan memberi bantuan selang sepanjang 200 meter (untuk mengalirkan air bersih) kepadea warga," katanya.

Namun tidak ada tindakan untuk menghentikan semburan sampai sekarang, dan pihaknya terus melaporkan ke Elnusa dan pada September pihaknya juga menyurati Dinas ESDM Kabupaten Muarojambi untuk difasilitasi.

Dhani juga mengatakan, lahan yang terkontaminasi akibat semburan lumpur itu sudah mencapai satu hektare dan mengalir ke Sungai Pijoan.

Yang jelas, dampaknya adalah produksi batu bata masyarakat setempat menjadi terganggu, dikhawatirkan ada efek lain, terutama air bersih dan kesehatan.

Field Manager Pertamina UBEB Jambi Suyitno Salindeho mengakui bahwa seismik di lokasi itu dilakukan oleh PT Elnusa, dan hari ini (10/10), pihak Pertamina dan Elnusa dari pusat (Jakarta) akan turun dan mengecek lumpur semburan.

"Mereka (tim teknis) akan mengukur apakah ada gas hidrokarbon. Apakah ini `crack` dari bawah atau dampak seismik, sampelnya akan dicek," ujarnya.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014