Jambi (ANTARA Jambi) - Investor asal Tiongkok tertarik untuk membangun pabrik baja di kawasan Pelabuhan Samudera Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, yang baru saja dilakukan pemancangan tiang pancang pertama.
Dua investor asal negeri Tirai Bambu perwakilan dari PT Mega Top Inti Selaras (Fuhai Grup) Zhang Wei Hong dan Jimmi Gunawan telah menyisir Sungai Batanghari untuk melihat potensi Sumber Daya Alam yang ada di Provinsi Jambi.
Zhang di hadapan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus saat ekspose rencana pembangunan pabrik baja di Jambi, Jumat, mengatakan, Fuhai merupakan perusahaan internasional yang bergerak di bidang industri logam yang berpusat di Beijing, Tiongkok. Perusahaan Fuhai Grup juga tersebar di Asean, Rusia dan Afrika. Fuhai juga telah memiliki anak perusahaan baja.
"Investasi yang telah dilakukan oleh Fuhai Group sebesar 270 juta dolar. Kita berencana mendirikan perusahaan baja di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dilokasi Pelabuhan Ujung Jabung," kata Zhang.
Ia juga mengungkapkan, pihaknya telah beberapa kali ke Jambi dan sudah melihat kondisi Provinsi Jambi, yang dinilainya memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Seperti pengolahan biji besi dan logam. Dirinya ingin Provinsi Jambi menjadi prioritas di MP3EI.
"Pioner yang akan kita kembangkan adalah pabrik baja dengan memaksimalkan sumber daya alam dengan menjaga kelestarian lingkungan. Jambi yang merupakan `multi culture` dan mudah untuk dikembangkan," katanya.
Pilot projek industri baja sangat mendorong perkembangan industri lainnya yang disesuaikan dengan RTRW yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan pemanfaatan SDA yang ada. Pihaknya yakin kawasan Ujung Jabung akan berkembang pesat dan investor akan berdatangan untuk menanamkan investasi.
Ia menjelaskan, permintaan baja di Indonesia sangat tinggi, sementara kemampuan Indonesia untuk melakukan pengembangan industri lanjutan masih minim. Total pengolahan baja di Indonesia sebesar delapan juta ton per tahun, sementara kebutuhan mencapai 16 juta ton pertahun.
Perusahaan Tiongkok ini berencana membangun pabrik baja terbesar di Ujung Jabung, sebab dari empat daerah yang pernah mereka teliti di Indonesia, Ujung Jabung merupakan lokasi yang cocok.
Zhang sendiri saat pemasangan tiang pancang Ujung Jabung pada Kamis (20/11) juga berkesempatan hadir dan menurutnya lokasi Ujung Jabung cocok untuk rencana pembangunan pabrik pengolahan baja, ini setelah kajian -kajian dan juga pengamatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Ia mengatakan sebelum ada rencana pembangunan Ujung Jabung, Tiongkok hanya mengenal Riau dan Sumatera Selatan sebagai jalur sutera atau jalur perdagangan di Sumatera.
Dengan mulai terbangunnya pelabuhan samudera Ujung Jabung bakal masuk ke dalam jalur sutera perdagangan Tiongkok dan memegang peranan penting untuk perekonomian Sumatera.
Selain itu, pabrik yang direncanakan akan dibagun nantinya diperkirakan bisa meyerap tenaga kerja sekitar 20 ribu orang ditambah tenaga kerja tidak langsung.
"Apabila memang disetujui oleh Pemerintah Provinsi Jambi, 2015 nanti akan dimulai tahapan administrasi. Sedangkan pembangunan jangka panjangnya akan dilakukan 2018 hingga 2020. Kita minta dukungan administrasi, pembebasan lahan dan kebijakan lainnya dari pemerintah," ujar Zhang.
Sementara itu, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan Pemerintah Provinsi Jambi akan mengkaji terlebih dahulu tawaran yang dilakukan oleh Fuhai Group untuk mengembangkan kawasan pelabuhan Ujung Jabung tersebut.
"Saya bilang dengan mereka, kalau mau mengelola kawasan Ujung Jabung, mereka minta berapa tahun 20 atau 25, silahkan dikelola dan nanti dibuat MoU-nya. Ternyata investor Tiongkok itu sudah menguasai Ujung Jabung. Nanti ada beberapa pengkajian dan kita akan bentuk badan khusus untuk menangani pelabuhan ini untuk bekerjasama dengan pihak ketiga. Pemerintah tinggal mengawasi," kata Gubernur.
Jika rencana ini terwujud maka hubungan antara Cina dan Jambi bakal kembali terjalin, ini juga pengulangan sejarah hubungan kerjasama antara Cina-Jambi yang sudah pernah terjadi pada abad ke-13 dan pernah diabadikan dalam tulisan penulis dan penjelajah asal Cina, I Tsing.
Fuhai Grup telah menyusun konsep sampai kepada desain dan masterplan, potensi 4.200 hektare juga sudah dipetakan dan ini nanti bakal disinkronkan dengan rencana pemerintah.
"Jambi telah mencadangkan lahan seluas 4.200 ha, dan 101 ha diantaranya telah dibebaskan, sementara 100 ha lagi tahun depan bakal menyusul untuk dibebaskan," ujarnya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
Dua investor asal negeri Tirai Bambu perwakilan dari PT Mega Top Inti Selaras (Fuhai Grup) Zhang Wei Hong dan Jimmi Gunawan telah menyisir Sungai Batanghari untuk melihat potensi Sumber Daya Alam yang ada di Provinsi Jambi.
Zhang di hadapan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus saat ekspose rencana pembangunan pabrik baja di Jambi, Jumat, mengatakan, Fuhai merupakan perusahaan internasional yang bergerak di bidang industri logam yang berpusat di Beijing, Tiongkok. Perusahaan Fuhai Grup juga tersebar di Asean, Rusia dan Afrika. Fuhai juga telah memiliki anak perusahaan baja.
"Investasi yang telah dilakukan oleh Fuhai Group sebesar 270 juta dolar. Kita berencana mendirikan perusahaan baja di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dilokasi Pelabuhan Ujung Jabung," kata Zhang.
Ia juga mengungkapkan, pihaknya telah beberapa kali ke Jambi dan sudah melihat kondisi Provinsi Jambi, yang dinilainya memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Seperti pengolahan biji besi dan logam. Dirinya ingin Provinsi Jambi menjadi prioritas di MP3EI.
"Pioner yang akan kita kembangkan adalah pabrik baja dengan memaksimalkan sumber daya alam dengan menjaga kelestarian lingkungan. Jambi yang merupakan `multi culture` dan mudah untuk dikembangkan," katanya.
Pilot projek industri baja sangat mendorong perkembangan industri lainnya yang disesuaikan dengan RTRW yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan pemanfaatan SDA yang ada. Pihaknya yakin kawasan Ujung Jabung akan berkembang pesat dan investor akan berdatangan untuk menanamkan investasi.
Ia menjelaskan, permintaan baja di Indonesia sangat tinggi, sementara kemampuan Indonesia untuk melakukan pengembangan industri lanjutan masih minim. Total pengolahan baja di Indonesia sebesar delapan juta ton per tahun, sementara kebutuhan mencapai 16 juta ton pertahun.
Perusahaan Tiongkok ini berencana membangun pabrik baja terbesar di Ujung Jabung, sebab dari empat daerah yang pernah mereka teliti di Indonesia, Ujung Jabung merupakan lokasi yang cocok.
Zhang sendiri saat pemasangan tiang pancang Ujung Jabung pada Kamis (20/11) juga berkesempatan hadir dan menurutnya lokasi Ujung Jabung cocok untuk rencana pembangunan pabrik pengolahan baja, ini setelah kajian -kajian dan juga pengamatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Ia mengatakan sebelum ada rencana pembangunan Ujung Jabung, Tiongkok hanya mengenal Riau dan Sumatera Selatan sebagai jalur sutera atau jalur perdagangan di Sumatera.
Dengan mulai terbangunnya pelabuhan samudera Ujung Jabung bakal masuk ke dalam jalur sutera perdagangan Tiongkok dan memegang peranan penting untuk perekonomian Sumatera.
Selain itu, pabrik yang direncanakan akan dibagun nantinya diperkirakan bisa meyerap tenaga kerja sekitar 20 ribu orang ditambah tenaga kerja tidak langsung.
"Apabila memang disetujui oleh Pemerintah Provinsi Jambi, 2015 nanti akan dimulai tahapan administrasi. Sedangkan pembangunan jangka panjangnya akan dilakukan 2018 hingga 2020. Kita minta dukungan administrasi, pembebasan lahan dan kebijakan lainnya dari pemerintah," ujar Zhang.
Sementara itu, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan Pemerintah Provinsi Jambi akan mengkaji terlebih dahulu tawaran yang dilakukan oleh Fuhai Group untuk mengembangkan kawasan pelabuhan Ujung Jabung tersebut.
"Saya bilang dengan mereka, kalau mau mengelola kawasan Ujung Jabung, mereka minta berapa tahun 20 atau 25, silahkan dikelola dan nanti dibuat MoU-nya. Ternyata investor Tiongkok itu sudah menguasai Ujung Jabung. Nanti ada beberapa pengkajian dan kita akan bentuk badan khusus untuk menangani pelabuhan ini untuk bekerjasama dengan pihak ketiga. Pemerintah tinggal mengawasi," kata Gubernur.
Jika rencana ini terwujud maka hubungan antara Cina dan Jambi bakal kembali terjalin, ini juga pengulangan sejarah hubungan kerjasama antara Cina-Jambi yang sudah pernah terjadi pada abad ke-13 dan pernah diabadikan dalam tulisan penulis dan penjelajah asal Cina, I Tsing.
Fuhai Grup telah menyusun konsep sampai kepada desain dan masterplan, potensi 4.200 hektare juga sudah dipetakan dan ini nanti bakal disinkronkan dengan rencana pemerintah.
"Jambi telah mencadangkan lahan seluas 4.200 ha, dan 101 ha diantaranya telah dibebaskan, sementara 100 ha lagi tahun depan bakal menyusul untuk dibebaskan," ujarnya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014