Jambi (ANTARA Jambi) - Bulog mengaku sulit menyerap dan memenuhi target pembelian beras petani di Jambi karena rendahnya produksi beras lokal daerah ini akibat kondisi lahan pertanian belum memadai.

Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Jambi David Susanto di Jambi Sabtu mengatakan, kondisi lahan pertanian yang belum memadai membuat produksi beras di daerah itu tidak banyak jika dibandingkan daerah lain.

David mengatakan, jika produksi beras di Jambi banyak otomatis harga jualnya rendah, namun kenyataannya produksi beras di daerah ini masih rendah sehingga memaksa petani menjual hasilnya dengan harga tinggi.

Sementara untuk Bulog sendiri membeli beras dari kalangan petani sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan yakni harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.600/kilogram.

"Harga beras petani Jambi tinggi, sementara itu kami membeli beras di petani harus sesuai HPP yang ditetapkan yakni Rp6.600. Kalau petani tidak mau menjual dengan harga yang kami tawarkan, kita tidak bisa memaksa," katanya.

Kondisi tersebut, kata dia, menjadi kendala Bulog Divisi Regional Jambi untuk mencapai target penyerapan beras petani lokal. "Jika produksi beras melimpah harganya pasti akan turun, namun sayang di Jambi produksi beras tidak pernah melimpah dan harganya tetap tinggi," ujar David.

Sementara itu untuk target penyerapan beras petani lokal Jambi tahun 2014, Bulog regional Jambi mengaku hanya mencapai 1.839 ton dari target yang ditetapkan sebesar 3.500 ton.

Ia juga mengatakan beras petani lokal Jambi dibeli Bulog seharga Rp6.600/perkilogram untuk kemudian diolah dan dipasarkan kepada konsumen. Produksi beras lokal yang banyak dibeli Bulog salah satunya berasal dari petani di Kabupaten Kerinci sebanyak 1.737 ton.

Sementara sisanya, berasal dari beberapa kabupaten lain di Jambi, seperti Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bungo, Tebo dan Kabupaten Muarojambi.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015