Jambi (ANTARA Jambi) - Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Cabang Jambi akan bekerja sama dan memberikan masukan serta solusi kepada pemerintah provinsi setempat untuk pengembangan potensi sumber daya air dan mengatasi permasalahannya.
Ketua HATHI Cabang Jambi, Bambang Hidayah mengatakan, permasalahan yang dihadapi provinsi ini sekarang yakni kritisnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari akibat eksploitasi penebangan hutan maupun penambangan-penambangan tanpa melihat keberlangasungan kelestarian alam.
"Akibatnya sekarang ini Jambi menjadi rawan banjir, karena limpahan air dari hulu tidak terbendung lagi akibat daerah aliran sungai yang kritis," kata Bambang.
Kondisi ini diperparah oleh maraknya penambangan emas tanpa izin (PETI) maupun batu bara. Apalagi PETI saat ini banyak dilakukan di sepanjang aliran sungai dengan menggunakan alat-alat berat. Parahnya lagi, lubang-lubang hasil penambangan dibiarkan terbuka tanpa dilakukan reklamasi, akibatnya sungai memicu banjir bandang.
"Kondisi ini juga menyebabkan pendangkalan sungai dan juga kualitas airnya menurun, bahkan tidak sehat lagi karena mengandung zat-zat yang berbahaya," katanya.
HATHI Jambi menilai Sungai Batanghari memiliki potensi sumber daya air yang berlimpah dan sumber daya alam yang memiliki beberapa karakteristik. Di hulu konturnya wilayah perbukitan, seperti Kerinci, Sarolangun dan Merangin. Sedangkan di hilir dataran yang didominasi lahan gambut dan memerlukan pengelolaan dengan memanfaatkan teknologi yang tepat.
"Kami akan membantu pemerintah dengan menerapkan teknologi dan juga hasil penelitian-penelitian yang telah kita lakukan," kata Bambang menjelaskan.
Dia menambahkan, para ahli teknik di bidang pengairan ini juga sebagai tempat bertukar pikiran dan mengembangkan keilmuan khususnya di bidang hidraulik untuk memecahkan masalah.
Sekadar diketahui, pengurus HATHI Cabang Jambi periode 2015-2018 rencananya dilantik Jumat (24/4). Pelantikan itu rencananya dihadiri Ketua Umum HATHI pusat, dan juga Dirjen Sumber Daya Air serta Gubernur Jambi Hasan Basri Agus. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
Ketua HATHI Cabang Jambi, Bambang Hidayah mengatakan, permasalahan yang dihadapi provinsi ini sekarang yakni kritisnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari akibat eksploitasi penebangan hutan maupun penambangan-penambangan tanpa melihat keberlangasungan kelestarian alam.
"Akibatnya sekarang ini Jambi menjadi rawan banjir, karena limpahan air dari hulu tidak terbendung lagi akibat daerah aliran sungai yang kritis," kata Bambang.
Kondisi ini diperparah oleh maraknya penambangan emas tanpa izin (PETI) maupun batu bara. Apalagi PETI saat ini banyak dilakukan di sepanjang aliran sungai dengan menggunakan alat-alat berat. Parahnya lagi, lubang-lubang hasil penambangan dibiarkan terbuka tanpa dilakukan reklamasi, akibatnya sungai memicu banjir bandang.
"Kondisi ini juga menyebabkan pendangkalan sungai dan juga kualitas airnya menurun, bahkan tidak sehat lagi karena mengandung zat-zat yang berbahaya," katanya.
HATHI Jambi menilai Sungai Batanghari memiliki potensi sumber daya air yang berlimpah dan sumber daya alam yang memiliki beberapa karakteristik. Di hulu konturnya wilayah perbukitan, seperti Kerinci, Sarolangun dan Merangin. Sedangkan di hilir dataran yang didominasi lahan gambut dan memerlukan pengelolaan dengan memanfaatkan teknologi yang tepat.
"Kami akan membantu pemerintah dengan menerapkan teknologi dan juga hasil penelitian-penelitian yang telah kita lakukan," kata Bambang menjelaskan.
Dia menambahkan, para ahli teknik di bidang pengairan ini juga sebagai tempat bertukar pikiran dan mengembangkan keilmuan khususnya di bidang hidraulik untuk memecahkan masalah.
Sekadar diketahui, pengurus HATHI Cabang Jambi periode 2015-2018 rencananya dilantik Jumat (24/4). Pelantikan itu rencananya dihadiri Ketua Umum HATHI pusat, dan juga Dirjen Sumber Daya Air serta Gubernur Jambi Hasan Basri Agus. (Ant)
Editor : Ariyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015