Jambi (Antara Jambi)- Ditengah berkembangnya teknologi era digitalisasi semakin memberi kemudahan bagi pelaku industri kreatif dalam memasarkan hasil produk dari tangan-tangan kreatif.

Berkat fasilitas yang diberikan oleh PT JNE membuat produk mereka bisa terkirim sampai ke pelosok negeri dan bahkan sampai ke luar negeri hasil dari transaksi online.

Keberadaan jasa pengiriman barang seperti JNE dan industri kreatif ini bisa saling menguntungkan antara keduanya, karena satu sisi pelaku industri kreatif merasa terbantu dan kemudian perusahaan pengiriman barang juga mendapat keuntungan dari industri kreatif yang memasarkan secara online karena secara otomatis mereka akan menggunakan jasa mereka.

Selain saling menguntungkan, keberadaan keduanya diera digitalisasi ini dapat menopang pertumbuhan perekonomian nasional.

Satu dari sekian banyak pelaku industri kreatif. Berliant Susanto, Pemilik industri kreatif di Jambi dengan branding Jambi Punya Kaos (Jakos) yang mulai menjalankan usahanya sejak tahun 2007 silam. Pada waktu itu Berlian melihat peluang dan berfikir kalau Jambi belum memiliki produk indutri kreatif yang dijadikan sebagai oleh-oleh, dengan modal sekitar Rp500 ribu dirinya mulai merintis usahanya "clothing" baju.

Sejak itu awalnya Berliant hanya mengandalkan promosi yang sangat sederhana yakni melalui "person to person" dan mengandalkan promosi kalau hanya ada pameran dan event.

"Baru merintis itu, sebulan paling-paling hanya terjual satu produk yakni produk baju," kata Berliant.

Namun setelah berjalan beberapa tahun kemudian, dengan inovasi mempromosikan yang dikawal dengan social media, website, email, blog (SOCWEB). Berlian mengaku produk yang dihasilkan dari indutri kreatifnya itu saat ini sudah disampai ke sejumlah daerah di Indonesia dan bahkan sampai ke sejumlah negara di Asia dengan menggunakan jasa pengiriman barang JNE.

Produk industri kreatif yang diberi nama (brand) Jakos tersebut sudah sampai ke sejumlah negara seperti Filipna, Malaysia, Brunai dan Thailand.

"Selain itu juga wisatawan yang datang ke Jambi dan berkunjung ke outlet kami secara tidak langsung mereka akan memperkenalkan produk kita," kata Berliant yang sebelum menggarap industri kreatif bekerja di sebuah perusahaan Farmasi Asing di Solo, Jawa Tengah.

Indutri kreatif yang dihasilkan oleh Berliant saat ini sudah banyak varian produk, mulai dari kaos yang banyak versi dari anak-anak hingga dewasa. Selain itu Merchandise, Souvenir, Buah Tangan, Oleh-oleh, Batik Jambi, Panganan Khas Jambi.

"Desain yang kita buat selalu mengedepankan kearifan lokal seperti mengangkat destinasi dan budaya Jambi," katanya.

JNE berikan kemudahan

Guna memberikan kemudahan terhadap pelaku usaha akan distribusi barang, JNE terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas pengiriman. Inovasi itu dapat dimanfaatkan setiap pelanggan JNE termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil (UKM).

Inovasi fasilitas yang berikan itu diantaranya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan menyediakan website baru JNE yang lebih interaktif yakni MyJNE, JOB (JNE Online Booking).

"Untuk terus memberikan dukungan terhadap industri kreatif atau pun 'e-commerce' JNE pun mengembangkan inovasi dari berbagai sektor useperti infrastruktur dan SDM," kata Kepala PT JNE cabang Jambi, Jacksen.

JNE yang berdiri sejak 1990 ini juga menyediakan JNE Loyalty Card (JLC) yang
merupakan sebuah program loyalty membership yang ditujukan bagi walk in customer JNE. Pelanggan yang menjadi member akan mendapatkan benefit setiap melakukan pengiriman.

Program membership ini sudah mempunyai lebih dari 36.000 pelanggan yang tersebar secara nasional dengan jumlah titik implementasi sebanyak 159 kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Jambi.

Selain itu, Jacksen mengatakan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jambi dan juga pertumbuhan produks industri manufaktur, mikro dan kecil, pengiriman barang yang melalui jasa JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Jambi mengalami peningkatan.

"Masyarakat dan pelaku usaha yang menggunakan jasa pengiriman tersebut meningkat dari tahun 2014 yang hanya menembus 400 ribu kiriman dan kini menembus 500 ribu paket kiriman selama 2015," kata Jacksen.

Jacksen mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kapasitas pengiriman dengan mengembangkan sejumlah bidang sehingga kedepan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mendistribusikan barang termasuk bagi pelaku industri kreatif di Jambi.

Setiap daerah memiliki produk khas dan dengan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, peluang memasarkan produk-produk hasil kreatifitas perorangan hingga komunitas mau pun perusahaan semakin luas

"Seiring diera digitalisasi ini kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan," katanya menambahkan.


Diperlukan peran pemerintah

Menurut kacamata Pengamat Ekonomi Universitas Jambi Prof DR Syamsu Rijal Tan keberadaan industri kreatif di Jambi belum begitu tumbuh atau kalah saing dengan daerah lain yang sudah lebih merambah ke pasar e-commerce sehingga industri diera digitalisasi ini sangat diperlukan peran pemerintah daerah.

Menurut dia, industri kreatif berbeda dengan industri lainnya. Dimana untuk industri kreatif ini sumber daya manusianya memang dituntut untuk berkreatif dan membuat inovasi dalam mengembangkan produknya.

"Industri kreatif ini muncul dari sumber daya yang mempunyai kreasi, maka dari itu sangat diperlukan pemerintah supaya industri kreatif di Jambi ini mampu mengembangkan sayapanya di era teknologi ini," kata dia.

Produk industri kreatif diera di zaman yang penuh dengan teknologi ini produk yang dihasilkan justru semakin mudah dalam memasarkan (marketing) dengan menggunakan akses internet yang kemudian memanfaatkan perusahaan jasa pengiriman barang untuk mendistrbusikan hasil produknya.

Namun di Provinsi Jambi sendiri berbanding terbalik sehingga masih tertinggal dengan sejumlah provinsi di sumatera, padahal Jambi memiliki potensial yang besar, namun industri kreatif belum banyak yang muncul  yaitu dengan memanfaatkan social media, website, email, blog (SOCWEB).

"Jambi masih agak tertinggal ketimbang daerah lain dari unsur kreatifnya. Faktornya ada di sumber daya manusianya itu dan juga masih lemahnya peran pemerintah dalam industri ini," katanya.

Menurut Syamsu, supaya tidak tertinggal jauh untuk mulai dari sekarang pemerintah harus mempunyai peran dalam meningkatkan sumber daya yang bergerak pada industri kreatif tersebut diantaranya; melatih dan mendidik sumber dayanya sehingga mampu mengaplikasikan digitalisasi.

Umumnya pelaku industri di Jambi banyak yang belum bisa mengaplikasikan jaringan internet, makanya ini yang perlu didorong oleh pemerintah, katanya menjelaskan.

Dalam peryataan Syamsu Rijal Tan yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi itu, industri kreatif diera digitalisasi ini saling ada keterkaitan dan slaing mempunyai "output", baik itu dengan perusahaan jasa pengiriman barang dan pada lintas sektor sehingga dapat menopang perkonomian secara nasional dan daerah tempat industri itu.

"Tentunya jika industri kreatif dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet pasti akan berkesinambungan dengan perusahaan jasa pengiriman barang," demikian Syamsu. (Ant)

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016