Jambi (ANTARA Jambi) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Edi Erizon mengaku gerah adanya pungli di beberapa lokasi wisata di provinsi itu yang menyebabkan banyak pengunjung kecewa.

"Itu lah yang membuat saya kesal sekali. Padahal sudah berulang-ulang saya memberikan pelatihan, pembinaan kepada petugasnya dan dari dinas terkait di daerah agar tidak terjadi hal ini. Tapi rupanya masih saja terjadi," katanya di Jambi, Selasa.

Sepanjang libur lebaran tahun ini, sejumlah tempat pariwisata yang ada di Provinsi Jambi dipadati pengunjung dari berbagai daerah. Bahkan ada juga yang dari luar provinsi.

Objek wisata yang paling banyak menarik perhatian adalah wisata Candi Muarojambi yang ada di Kabupaten Muarojambi dan objek wisata di Kabupaten Kerinci yang memang sudah menjadi branding wisata Jambi.

Namun sayangnya, di dua lokasi wisata ini paling banyak mendapati komentar miring dari pengunjung dan berbagai kalangan karena maraknya pungli, dan mahalnya tarif parkir yang ditetapkan.

Padahal Kadisbupar sudah mewanti-wanti pihak pengelola agar tidak ada pungutan liar di lokasi wisata, itu mengingat hampir setiap moment lebaran ada saja pungutan tersebut.

Edi mengungkapkan bahwa dirinya sudah beberapa kali memberikan teguran dan peringatan keras kepada pihak terkait untuk menghindari adanya pungli dan sejenisnya. Namun terdapat oknum-oknum yang masih saja tidak bisa diajak kerjasama.

"Sudah tak terhitung lagi saya memperingati, mengingatkan, malah saya sampai bosan karena tidak bisa diperingati," katanya.

Dia mengatakan, lokasi wisata yang paling banyak mendapat laporan adanya pungli ada di objek wisata Candi Muarojambi dan lokasi wisata di Kerinci.

"Di candi dan di Kerinci itu banyak saya terima laporan. Ini bukan kami diam, tapi memang susah untuk diperingati," ujarnya.

"Bahkan di salah satu tempat kedapatan melakukan pungli hingga tiga kali. Ada orang bayar untuk untuk parkir, masuk lokasinya bayar lagi, pas keluar bayar lagi, ini kan kelewatan. Kita ini sedang mempromosikan sapta pesona. Bagaimana orang datang dan datang terus, upayakan pengunjung senang, puas, tanpa ada keluhan," tegasnya.

Edi mengaku pihaknya kesulitan untuk mengatasi itu. Karena yang melalukan hal tersebut adalah pemuda-pemuda sekitar objek wisata dan tiap tahun dilakukan.

"Itu lah kadang kami juga kesusahan. Saat kita tegur mereka malah mengatakan sudah melakukannya sejak beberapa tahun sebelumnya. Mereka juga masyarakat di tempat itu dan memang tidak punya apa-apa, kadang kasihan juga kalau kita larang keras," katanya.

Di sejumlah tempat wisata di Provinsi Jambi utamanya di Candi Muarojambi, pengunjung diwajibkan membayar perorang Rp10 ribu, termasuk uang parkir kendaraan roda 4.      

Namun saat pulang, pengunjung kembali dimintai uang parkir dengan jumlah yang sama. Kejadian yang sama juga terjadi di beberapa objek wisata di Kerinci. Akibatnya banyak pengunjung yang merasa kecewa. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016