Jambi (ANTARA Jambi) - Sekretaris Menteri Koordinator Kemaritiman Asep D Muhammad, mengatakan Sail Karimata 2016 merupakan salah satu upaya Indonesia meningkatkan wisata bahari.

"Sail Karimata ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan wisata bahari, yang dimaksudkan untuk percepatan pembangunan kemaritiman," katanya usai Seminar Nasional Sail Karimata 2016 di Jambi, Kamis.

Asep mengatakan, Sail Karimata dengan tema "menjadi negara maritim yang mandiri, maju dan kuat" itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah kepulauan.

Sebab itu, dalam seminar nasional Sail Karimata itu, Asep menekankan pentingnya iven Sail Karimata untuk menjadi penggerak roda perekonomian di kawasan Selat Karimata.

"Sail Karimata harus ada impact (dampak) bagi masyarakat di wilayah Selat Karimata," katanya menjelaskan.

Selat Karimata merupakan selat yang terletak di perairan yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.

Sail Karimata Tahun 2016 diselenggarakan di empat provinsi. Yaitu Provinsi Jambi, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

Asep menjelaskan, Sail Karimata Tahun 2016 terdapat empat kegiatan utamanya. Yakni Seminar Nasional tentang Kemaritiman di Provinsi Jambi, puncak acara Sail Selat Karimata di Provinsi Kalimantan Barat, Festival Belitung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Festival Bahari di Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dan Perikanan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Rifky E. Hardijanto, mengatakan Presiden Joko Widodo pada pidatonya tanggal 20 Oktober 2014 telah dengan lugas menyampaikan arah pembangunan Indonesia sebagai negara maritim.

Sebagai negara kelautan terbesar dengan bentang laut luas dan ribuan pulau besar dan kecil, serta posisi geografis laut Indonesia yang terletak diantara persilangan dua benua dan dua samudera, menjadikan Indonesia sebagai urat nadi perdagangan internasional yang merupakan bagian dari potensi sumber daya maritim yang besar.

"Setidaknya kami mencatat tidak kurang dari 146,7 miliar US dollar nilai dari total potensi maritim Indonesia itu. Sebagian besar terdiri dari pengolahan produk dan bioteknologi kelautan, perikanan, minyak dan gas bumi, mineral dasar laut serta transportasi laut. Belum lagi potensi dari jasa kelautan, pariwisata dan industri garam," kata Rifky.

Namun menurutnya, dengan semua potensi tersebut kontribusi nilai ekonomi industri kelautan dan perikanan terhadap PDB nasional baru mencapai sekitar 13 persen. Langkah yang perlu ditempuh untuk menambah kontribusi tersebut adalah dengan meningkatkan nilai tambah dari raw material yang selama ini mayoritas langsung di ekspor ke luar negeri.

Menurutnya, pertimbangan mendorong percepatan ekonomi juga menjadi dasar pelaksanaan Sail Karimata yang tahun ini merupakan sail ke delapan sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009.

Dalam konteks percepatan ekonomi tersebut, Provinsi Jambi katanya juga mengambil peran penting untuk memberikan rekomendasi kebijakan bagaimana empat provinsi yang menjadi penggerak di kawasan Selat Karimata memberikan kontribusi terhadap pembangunan maritim Indonesia.

"Berdasarkan data BPS, pada tahun 2014 PDRB dari empat provinsi tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp475,4 triliun atau 4,44 persen terhadap PDB Nasional yang sebesar Rp10.699 triliun," katanya.

Selain itu, lanjutnya, tercatat sampai dengan Agustus 2016, PNBP perikanan naik signfikan sampai Rp279 miliar, dan angka ini seluruhnya berasal dari kapal lokal.

Sementara realisasi investasi di bidang perikanan semester I tahun 2016 mencapai Rp5,5 triliun yang terdiri dari PMDN R3,2 triliun dan PMA Rp1,7 triliun.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, berharap agar pelaksanaan Sail Selat Karimata bisa mendorong percepatan pembangunan antar wilayah. Baik di di wilayah Selat Karimata, maupun di seluruh wilayah Indonesia.

Wagub berharap agar seminar tersebut bukan hanya kegiatan seremonial belaka, tetapi merupakan salah satu kegiatan strategis yang dapat dijadikan sebagai sarana percepatan pembangunan antar wilayah.

Dijelaskannya, sebagai suatu kawasan laut, Selat Karimata yang memiliki luas 77.000 hektare itu dapat dijadikan alternatif wisata laut di Indonesia yang berstatus Suaka Alam Laut (SAL).

Apalagi keindahan alam bawah lautnya belum banyak dikenal oleh para pehobi kegiatan bawah laut, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dan disamping eksotisme taman lautnya, potensi landscape kepulauan yang ada juga menawarkan pesona yang tidak kalah menawan.

Wagub juga berharap supaya Sail Karimata menjadi embrio yang dapat dijadikan pintu masuk bagi provinsi di wilayah Selat Karimata, untuk secara bersama-sama menggali dan memanfaatkan segala potensi sumber daya yang dimiliki.

"Saya yakin keanekaragaman warisan budaya yang ada di wilayah Selat Karimata dapat kita jadikan sebagai sebuah daya tarik wisata kita bersama. Maka perlu kita lakukan secara bersama-sama kajian untuk menjadikan warisan budaya tersebut sebagai iven pariwisata nasional yang dalam penyelenggaraannya dapat diserasikan," kata Wagub menjelaskan.


Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016