Jambi (Antara Jambi)- Kantor Bahasa Provinsi Jambi menampilkan pagelaran 10 tradisi lisan yang berasal dari kabupaten/kota di provinsi ini sebagai upaya penyelematan budaya dan tradisi nenek moyang terdahulu.
"Belakangan ini tradisi lisan sudah sangat jarang dilakukan lagi, sehingga melalui penampilan ini bisa menunjukan kepada generasi muda bahwa Jambi mempunyai berbagai pagelaran tradisi lisan yang perlu dilestarikan," kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi Syaiful Bahri Lubis, Selasa.
Pada pagelaran tradisi lisan yang digelar di halaman Kantor Bahasa Jambi hingga tiga hari ke depan itu menampilkan budaya tradisi lisan yang telah dilakukan nenek moyang.
Adapun 10 tradisi lisan yang ditampilkan itu diantaranya Kompangan dari (Kota Jambi), Buka Lanse (Batanghari), Tatah Inai (Tanjung Jabung), Ngagah Imau (Kerinci).
Kemudian Ngangkat Dulur (Tebo), Biduk Sayak (Sarolangun), Beselang Mping (Bungo), Nyahau Umah (Merangin), Tale Nuai (Kota Sungaipenuh) dan Dul Muluk (Muarojambi).
"Kita sengaja mengundang maestronya dan pegiat tradisi lisan ikut berperan dalam melaksanakan kegiatan ini," katanya.
Tradisi lisan ini menurut dia, merupakan suatu warisan budaya yang harus dilestarikan ditengah perkembang jaman yang semakin modern seperti sekarang ini.
Dalam kurun waktu tiga tahun ini sudah ada sekitar 33 tradisi lisan yang ditampilkan dan ini rutin setiap tahun digelar, katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Belakangan ini tradisi lisan sudah sangat jarang dilakukan lagi, sehingga melalui penampilan ini bisa menunjukan kepada generasi muda bahwa Jambi mempunyai berbagai pagelaran tradisi lisan yang perlu dilestarikan," kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi Syaiful Bahri Lubis, Selasa.
Pada pagelaran tradisi lisan yang digelar di halaman Kantor Bahasa Jambi hingga tiga hari ke depan itu menampilkan budaya tradisi lisan yang telah dilakukan nenek moyang.
Adapun 10 tradisi lisan yang ditampilkan itu diantaranya Kompangan dari (Kota Jambi), Buka Lanse (Batanghari), Tatah Inai (Tanjung Jabung), Ngagah Imau (Kerinci).
Kemudian Ngangkat Dulur (Tebo), Biduk Sayak (Sarolangun), Beselang Mping (Bungo), Nyahau Umah (Merangin), Tale Nuai (Kota Sungaipenuh) dan Dul Muluk (Muarojambi).
"Kita sengaja mengundang maestronya dan pegiat tradisi lisan ikut berperan dalam melaksanakan kegiatan ini," katanya.
Tradisi lisan ini menurut dia, merupakan suatu warisan budaya yang harus dilestarikan ditengah perkembang jaman yang semakin modern seperti sekarang ini.
Dalam kurun waktu tiga tahun ini sudah ada sekitar 33 tradisi lisan yang ditampilkan dan ini rutin setiap tahun digelar, katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016