Jambi, Antarajambi.com - Umat Buddha di Provinsi Jambi mendukung pengembangan Komplek Percandian Muarojambi sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan melalui kearifan lokal masyarakat setempat, kata Perwakilan Umat Buddha YM Bikshu Nyana Suryadi Mahathera, Kamis.
"Mewakili seluruh Umat Buddha, kami mendukung gerakan pariwisata berkelanjutan sehingga kami dapat melakukan rutinitas ibadah di komplek percandian Muarojambi," kata Nyana Suryadi Mahathera dalam sambutannya yang disampaikan pada pembukaan Festival Candi Muarojambi.
Festival Candi Muarojambi dinilai dapat memberikan turunan positif dalam menggali potensi budaya dan kearifan lokal untuk kemajuan bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Melalui media (festival) seperti ini dapat menguatkan kearifan lokal yang dapat dirasakan masyarakat untuk saling bersama-sama memajukan bangsa Indonesia," katanya.
Umat Buddha disebutnya merasa terhormat karena telah melaksanakan serangkaian ibadah perayaan Waisak 2561 BE/2017 di komplek Percandian Muarojambi yang mendapat dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat.
"Berkat dari Waisak ini semoga kita semua diberikan ketentraman dan bersama-sama memajukan bangsa Indonesia yang kita cintai ini," katanya.
Sebelumnya pada malam puncak perayaan waisak yang dilaksanakan pada Rabu malam (10/5) tepat pukul 23.00 WIB diikuti oleh ribuan Umat Buddha dari berbagai daerah di Provinsi Jambi.
Prosesi dan ritual dalam detik-detik Waisak itu dilaksanakan di pelataran Candi Gumpung yang terletak di kompleks percandian Muarojambi yang juga diikuti oeh Bhiksu dari beberapa negara tetangga seperti Thailand.
Berdasarkan catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi bahwa komplek Percandian Muarojambi yang merupakan terluas di Indonesia itu pada beberapa abad silam itu adalah sebagai kampus atau pusat pendidikan ajaran Buddha.
Kawasan kompleks percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada delapan bangunan candi yang telah dilakukan ekspansi atau pemugaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
"Mewakili seluruh Umat Buddha, kami mendukung gerakan pariwisata berkelanjutan sehingga kami dapat melakukan rutinitas ibadah di komplek percandian Muarojambi," kata Nyana Suryadi Mahathera dalam sambutannya yang disampaikan pada pembukaan Festival Candi Muarojambi.
Festival Candi Muarojambi dinilai dapat memberikan turunan positif dalam menggali potensi budaya dan kearifan lokal untuk kemajuan bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Melalui media (festival) seperti ini dapat menguatkan kearifan lokal yang dapat dirasakan masyarakat untuk saling bersama-sama memajukan bangsa Indonesia," katanya.
Umat Buddha disebutnya merasa terhormat karena telah melaksanakan serangkaian ibadah perayaan Waisak 2561 BE/2017 di komplek Percandian Muarojambi yang mendapat dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat.
"Berkat dari Waisak ini semoga kita semua diberikan ketentraman dan bersama-sama memajukan bangsa Indonesia yang kita cintai ini," katanya.
Sebelumnya pada malam puncak perayaan waisak yang dilaksanakan pada Rabu malam (10/5) tepat pukul 23.00 WIB diikuti oleh ribuan Umat Buddha dari berbagai daerah di Provinsi Jambi.
Prosesi dan ritual dalam detik-detik Waisak itu dilaksanakan di pelataran Candi Gumpung yang terletak di kompleks percandian Muarojambi yang juga diikuti oeh Bhiksu dari beberapa negara tetangga seperti Thailand.
Berdasarkan catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi bahwa komplek Percandian Muarojambi yang merupakan terluas di Indonesia itu pada beberapa abad silam itu adalah sebagai kampus atau pusat pendidikan ajaran Buddha.
Kawasan kompleks percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada delapan bangunan candi yang telah dilakukan ekspansi atau pemugaran.
Editor : Ariyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017