Jambi, Antarajambi.com - Setelah beres menjalani Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2017 para siswa kelas enam dari sejumlah SD dari beberapa kabupaten/kota di Jambi menyerbu Museum Siginjai, Gentala Arasy dan Museum Perjuangan di Kota Jambi.

"Hari ini pengunjung dari kalangan siswa kelas enam SD meningkat signifikan sejak pagi, mereka melakukan kunjungan seusai mengikuti USBN," kata Ani, petugas resepsionis Museum Siginjai Kota Jambi.

Para siswa yang dibimbing guru dan bahkan orang tua masing-masing mendatangi Museum Siginjai sejak Kamis pagi. Mereka datang menggunakan bus, angkutan kota, minibus hingga sepeda motor.

Suasana di luar dan di dalam Museum terbesar di Provinsi Jambi itu tampak sibuk oleh pengunjung yang hilir mudik, berbaur dengan para pedagang yang memanfaatkan momen kunjungan itu untuk berjualan aneka makanan dan mainan.

"Banyaknya pengunjung memaksa kami melakukan pengaturan kunjungan sehingga mereka tertib dan tidak menumpuk di satu ruangan," kata Ani, petugas pemandu yang siang itu diperbantukan di bagian pendaftaran.

Para siswa itu berdatangan dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Batanghari, Muarojambi dan Tebo.

Kunjungan oleh pengunjung dari luar Kota Jambi ini sudah kami antisipasi pada setiap usai ujian seperti ini. Pada musim libur sekolah juga kami harus bersiap," kata Guntur, petugas pemandu Museum Siginjai lainnya.

Di dalam museum berlantai dua itu, para pengunjung bisa melihat replika senjata bersejarah bagi kerajaan Melayu seperti Keris Siginjai, kemudian senjata api dan senjata tajam peninggalan kesultanan Melayu Jambi dan masa kolonial Belanda.

Selain itu juga ada replika bangunan tradisional, pelaminan, altar, alat pertanian, perbotan rumah tangga tempo dulu, perkakas serta beberapa benda bersejarah lainnya.

Khusus untuk memasuki ruangan penyimpanan senjata bersejarah di ruang utama pamer, para pengunjung harus membuka sepatu sebelum masuk menjejakkan kaki di atas karpet merah yang terbentang di ruangan itu.

Benda di ruangan yang diberi penerangan lebih redup itu membuat para siswa terkagum-kagum sambil menyaksikan senjata-senjata peninggalan leluhur mereka seperti senjata tombak, skin, senjata panjang, revolver kolonial, teropong serta berbagai jenis tameng.

Pengunjung juga melihat kepingan uang logam yang digunakan pada masa lalu pada masa kolonial Belanda serta beberapa benda bersejarah lainnya yang baru mereka lihat di museum.

"Saya baru tahu Keris Siginjai, selama ini saya dengar ceritanya saja," kata Alan, salah seorang siswa SD asal Tanjabbar yang didampingi seorang guru.

Ia cukup lama melihat replika Keris Siginjai, yang merupakan senjata pusaka Kesultanan Melayu Jambi. Keris itu ditempatkan di dalam kotak kaca dalam posisi berdiri. Pada bagian bawahnya diberi penjelasan dengan tulisan berbahasa Indonesia dan Inggris.

"Senang bisa melihat benda-benda bersejarah di museum ini. Kunjungan ini sudah disiapkan sejak lama
oleh pihak sekolah," kata Zulfan, salah seorang siswa asal Muara Sebo Kabupaten Muarojambi.

Sejarah Museum

Museum Siginjai memiliki 3373 koleksi benda bersejarah yang tersimpan rapi di dalam bangunan berlantai dua itu. Di ruangaan ada ruang pamer khusus Muaro Jambi yang menampilkan informasi mengenai Muaro Jambi dan situsnya, kemudian Khazanah Jambi ruang khusus tentang koleksi yang merupakan koleksi unggulan.

Selain itu ada ruang budaya Jambi yang menggambarkan evolusi sistem perekonomian tradisional masyarakat dari yang sederhana hingga modern mulai dari kegiatan berburu dan meramu sampai pada ada perkawinan, pakaian pengantin etnis Suku Kubu, Kerinci, Penghulu, Melayu, Pantai Timur, Suku Batin, Suku Pintah, Suku Melayu Jambi dan lainnya.

"Turun tangga juga ada gambaran kehidupan masyarakat Jambi di gua," kata Guntur, seorang pemandu museum.

Selain Keris Siginjau, beberapa koleksi unggulan lainnya adalah Arca Avolokiteswara, kalung emas, sabuk emas, arca Budha, Medali Turki, tanduk bertuliskan incung dengan berbahasa Kerinci Kuno serta Arca Dipalksmi dan Arca Dewi.

Proses pembangunan museum itu diawali peletakan batu pertama pembangunan Museum Negeri Jambi pada tanggal 18 Februari 1981 oleh Gubernur Jambi Masjchun Syofwan yang merupakan titik awal gerakan program pembangunan museum di Provinsi Jambi.

Lokasi pembangunan Museum Negeri Jambi merupakan milik Organisasi Persatuan Pamong Marga Desa (PPMD) Provinsi Jambi yang terdiri dari para Ninik Mamak dan Tuo Tangganai masyarakat Daerah Jambi yang dihibahkan kepada Gubernur untuk membangun Museum.

Museum Negeri Jambi diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Prof.DR. Fuad Hassan. Peresmian ditandai dengan penandatangani prasasti, maka Museum Negeri Jambi telah dapat dikunjungi oleh para pelajar, siswa dan mahasiswa serta masyarakat dan peneliti.

Berlakunya Undang-undang No. 22 Th 1999 tentang otonomi daerah, nama Museum Negeri Propinsi Jambi berubah menjadi Museum Negeri Jambi. Perda Nomor 26 Tahun 2012 tanggal 12 Juni 2012, nama Museum Negeri Jambi berubah menjadi Museum Siginjei yang diresmikan oleh Gubernur Jambi tanggal 30 Oktober 2012.

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017