Jambi, Antarajambi.com - Kue delapan jam atau yang lebih dikenal dengan nama kue masuba masih menjadi menu favorit warga Seberang Kota Jambi khususnya, saat merayakan hari lebaran.

Salah satu warga Seberang Kota Jambi, Ana ditemui Antara, Kamis, mengatakan kue delapan jam atau masuba itu sudah menjadi makanan khas warga Seberang saat perayaan Idul Fitri maupun Idul Adha.

"Itu sudah khas, setiap rumah di Seberang Kota Jambi pasti membuat kue masuba itu. Itu kue andalan, terkadang ibu-ibu bersaing untuk menghasilkan cita rasa yang lezat," kata Ana.

Dijelaskannya, kue masuba juga disebut kue delapan jam karena membuatnya butuh proses lama atau maksimal butuh waktu hingga delapan Jam. Selain itu juga disebut kue besak (besar) karena bentuknya lebih besar dari jenis kue lainnya.

"Tak sedikit pula ketika membuat gagal bentuk dan rasa, sebab itu saat proses pembuatan kue harus betul-betul teliti, baik ketika memilih bahan, mencampurnya, di adon dan dipanggang," kata Ana.

Ana menjelaskan, bahan yang digunakan tidak lah sulit, hanya saja proses pembuatan mesti teliti dan banyak menyita waktu.

Adapaun bahan yang digunakan membuat kue ukuran satu loyang yakni telur satu piring, satu kaleng susu putih, gula satu kilo, mentega satu kampil dan tepung satu sendok teh.

Setelah bahan dikumpulkan, telur sepiring itu dipecah dan dicampur gula dijadikan satu lalu diaduk (bukan dikocok) sampai gula halus. Kemudian lelehkan mentega setelah dingin dimasukan dalam adonan telur dan gula tadi.

"Bahan yang sudah dicampur tadi dipisah menjadi dua tempat adonan, dalam satu adonan masukan susu putih satu kaleng dan tepung sesendok teh. Kemudian dipanggang lapis demi lapis hingga adonan habis," katanya menjelaskan.

Menurutnya saat memanggang itu lah butuh waktu hingga delapan jam, karena kue masuba tidak bisa dipanggang sekaligus dan kue perlu lapisan.

Pantauan di Seberang Kota Jambi, kue delapan jam rata-rata tersaji di setiap rumah. Pemilik rumah biasanya menyajikan dengan bentuk loyangan besar dan tamu yang berkunjung saat lebaran tinggal memotong-motong dengan pisau.

Namun sepertinya setiap orang tidak bisa memakan terlalu banyak kue tersebut, karena bahan yang digunakan semuanya berasa manis tapi nikmat.

Selain kue delapan jam, kue yang hampir mirip proses pembuatannya yakni kue putri kandis, hanya saja dalam pembuatannya mencampurkan santan.

Kue yang menjadi khas warga Seberang Kota Jambi ini sudah terkenal khususnya di wilayah Jambi. Bahkan di wilayah Jambi lainnya juga banyak ibu-ibu yang membuat kue tersebut sebagai menu lebaran.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017