Jambi, Antarajambi.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) eksekutif daerah Jambi, mengharapkan agar pemerintah setempat berinovasi untuk memanfaatkan tanaman eceng gondok (eichhornia crassipes) yang menutupi permukaan Danau Sipin agar memiliki nilai jual.

"Enceng gondok mempunyai potensi yang bisa dimanfaatkan, misalnya bisa dijadikan produk kerajinan dan juga pupuk organik yang memiliki nilai jual," kata Direktur Ekskutif Daerah Walhi Jambi, Rudiansyah di Jambi, Senin.

Menurutnya tumbuhan liar yang selama ini terabaikan dan kemudian menjadi gulma itu bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dan berbagai kerajinan seperti yang sudah dilakukan beberapa daerah di Pulau Jawa.

"Jadi Pemkot Jambi bisa berkolaborasi antar-pemangku kepentingan, berinovasi serta belajar dari daerah yang sudah mengembangkan itu," katanya.

Ia mengatakan, jika tanaman liar enceng gondok yang menutupi sebagian besar kawasan Danau Sipin itu dimanfaatkan, maka bisa menjadi sumber perekonomian baru bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan danau.

"Masyarakat di sekitar (kawasan danau) dan juga para pelaku UMKM bisa diberdayakan untuk memanfaatkan enceng gondok dari Danau Sipin," katanya.

Danau Sipin yang merupakan salah satu danau yang terletak perkotaan dan menjadi salah satu ikon Kota Jambi. Namun keberadaannya sampai saat ini belum dimanfaatkan oleh pemerintah, misalnya untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata.

Selain itu Rudi berpendapat, jika penanganan tidak segera dilakukan, maka keberadaan tanaman liar itu bisa menjadi penyebab pendangkalan dan juga penyusutan luas danau karena adanya percepatan penguapan (evaporasi) air danau.

Keberadaan gulma itu juga bisa menghalangi cahaya matahari ke dalam air danau sehingga mempercepat terjadinya proses penurunan kadar oksigen yang terlarut dalam air, sehingga juga berdampak pada ikan-ikan akan mati, katanya menjelaskan.

Masalah lainnya, enceng gondok yang telah mengering juga dapat mempercepat pendangkalan danau, karena sisa dari tumbuhan itu akan turun dan mengendap di dasar danau.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup setempat pernah menyebutkan, danau yang memiliki luas 89,2 hektare itu sekitar 80 persen permukaannya tertutup oleh tanaman enceng gondok dan kiambang.

Akibatnya sebagian besar kawasan Danau Sipin yang berjarak sekitar empat kilometer dari pusat Kota Jambi itu menggangu ikan yang dibudidayakan oleh petani keramba apung dan lalu lintas perahu masyarakat setempat.

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017