Jakarta, Antarajambi.com - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia (UI) mengubah limbah cair batubara yang berbahaya menjadi
hidrogen, salah satu energi terbarukan dan ramah lingkungan yang
bermanfaat bagi masyarakat.
"Berangkat dari permasalahan tersebut, kami meneliti suatu metode yang efektif untuk dapat mendegradasi senyawa fenolik yang terdapat pada limbah cair batubara agar dapat secara aman dibuang ke lingkungan dengan menggunakan material lokal," katanya.
Sebagai salah satu hasil dari teknologi ini, hidrogen diyakini mampu menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang akan terus berkembang dan ramai digunakan di masa depan karena tidak menghasilkan emisi karbon dan menghasilkan energi yang cukup besar.
Hidrogen juga tidak beracun, bukan merupakan gas rumah kaca dan dipercaya merupakan satu-satunya bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.
Hidrogen juga disebut sebagai pembawa energi bersih karena pembakarannya menghasilkan air sebagai produk sampingnya.
Raudina dan tim berharap hasil penelitian mereka mampu berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal pengelolaan limbah cair batubara, produksi hidrogen dan nanokomposit berbahan lokal.
Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan skala industri dalam pengolahan limbah cair batubara dan produksi hidrogen sebagai energi terbarukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
Ketiga mahasiswa itu yakni Raudina (Teknik Kimia), Barneus Wanglie
Sugianto (Teknik Kimia) dan Isni Nur Sadrina (Teknologi Bioproses).
Mereka
melakukan penelitian di bawah bimbingan Guru Besar Fakultas Teknik UI
Prof. Dr. Ir. Slamet, M.T., menciptakan purwarupa berupa nanokomposit
Titani Nanotube (TiNT)-Graphene yang optimal untuk mendegradasi
kandungan berbahaya di limbah cair batubara dan secara simultan mampu
menghasilkan hidrogen.
Raudina dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, mengatakan limbah cair batubara mengandung senyawa fenol dan turunannya.
Kontaminasi
fenol pada manusia dapat menyebabkan sejumlah penyakit diantaranya
iritasi, kerusakan hati dan ginjal, gangguan saraf hingga penyakit
kronis yang bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan teratogenik
(menyebabkan cacat kelahiran).
"Berangkat dari permasalahan tersebut, kami meneliti suatu metode yang efektif untuk dapat mendegradasi senyawa fenolik yang terdapat pada limbah cair batubara agar dapat secara aman dibuang ke lingkungan dengan menggunakan material lokal," katanya.
Dalam pembuatan teknologi pengolahan limbah ini, Raudina dan tim
memanfaatkan bahan material lokal yaitu nanokomposit yang kemudian diuji
sedemikian rupa supaya dapat mendegradasi senyawa fenolik serta
memproduksi hidrogen pada limbah cair batubara.
Pemanfaatan
material lokal ini pun menjadi satu nilai tambah dari teknologi karya
mahasiswa UI karena mampu meningkatkan nilai tambah bahan lokal dan
dapat meningkatkan nilai keekonomisan.
Sebagai salah satu hasil dari teknologi ini, hidrogen diyakini mampu menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang akan terus berkembang dan ramai digunakan di masa depan karena tidak menghasilkan emisi karbon dan menghasilkan energi yang cukup besar.
Hidrogen juga tidak beracun, bukan merupakan gas rumah kaca dan dipercaya merupakan satu-satunya bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.
Hidrogen juga disebut sebagai pembawa energi bersih karena pembakarannya menghasilkan air sebagai produk sampingnya.
Raudina dan tim berharap hasil penelitian mereka mampu berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal pengelolaan limbah cair batubara, produksi hidrogen dan nanokomposit berbahan lokal.
Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan skala industri dalam pengolahan limbah cair batubara dan produksi hidrogen sebagai energi terbarukan.
Lebih lanjut, hasil penelitian diharapkan dapat menuntaskan
permasalahan pencemaran akibat limbah cair batubara yang dapat mengancam
kesehatan makhluk hidup dan kelestarian lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017