Jambi, Antarajambi.com - Sebanyak 17 perahu bermesin (pompong) yang dikemudikan nelayan beradu cepat di Sungai Desa Air Hitam Laut, Kabupaten Tanjungjabung Timur Provinsi Jambi dalam rangkaian memeriahkan ritual adat "mandi safar" di daerah itu, Selasa.

"Ada 17 peserta yang mengikuti lomba pacu pompong tersebut, sebagian besar pesertanya adalah dari nelayan desa setempat," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Diparbudpora) Tanjungjabung Timur, Irmanto di lokasi lomba.

Pantauan di lokasi lomba, belasan peserta terlihat memacu pompong mereka di Sungai Air Hitam, Kecamatan Sadu yang merupakan jalur utama transportasi bagi masyarakat desa di pesisir timur Provinsi Jambi.

Sementara sejumlah pengunjung dan warga setempat yang berada di halaman rumah di bibir sungai tersebut, berteriak riuh memberikan semangat peserta yang menempuh rute lomba sekitar dua kilometer.

Lomba pacu pompong yang digelar perdana itu dalam rangkaian memeriahkan ritual adat Mandi Safar dalam 1439 Hijriah/2017, yang dilaksanakan secara turun temurun oleh warga setempat yang dipusatkan di kawasan Pantai Babussalam.

"Untuk lomba pacu pompong ini baru pertama kali tahun ini, kita pilih lomba ini karena merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat setempat," katanya.

Selain sebagai bentuk kearifan lokal, lomba pacu perahu yang digelar tersebut juga dapat mengisi kegiatan masyarakat setempat, karena saat menjelang puncak ritual itu sebagian besar nelayan memang disarankan untuk tidak melaut oleh tetua adat setempat.

"Karena ritual adat tersebut merupakan hajatan besar bagi masyarakat di desa ini, sehingga tiga hari menjelang puncak ritual adat itu mereka (nelayan) disarankan tidak boleh melaut," ujarnya.

Tiga hari menjelang puncak ritual adat itu biasanya mereka mengisi waktu luang dengan memperbaiki alat tangkap yang setiap harinya digunakan mereka untuk mencari ikan di laut.

"Karena mereka sementara ini tidak melaut, jadi waktu luangnya digunakan untuk persiapan hajatan, ada juga yang memperbaiki jaring atau alat tangkap lainnya," kata Irmanto menambahkan.

Sementara itu, puncak ritual adat Mandi Safar yamg merupakan tradisi turun temurun masyarakat setempat akan dilaksanakan Rabu (15/11) besok.

Setiap tahun puncak ritual adat itu dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir pada bulan Safar. Mandi Safar menurut warga setempat dilakukan untuk menolak balak dan upaya untuk melestarikan budaya.


Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017