Jambi, Antarajambi - Universitas Jambi (Unja) bersama PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) menandatangani kerja sama (memorandum of understanding) lanjutan, untuk pengembangan bidang penelitian di kawasan restorasi ekosistem hutan dataran rendah di Sumatra yang masih tersisa.
Penandatanganan dalam memperkuat kerja sama antara kedua itu, dilakukan oleh Rektor Unja Prof Johni Najwan dan Presiden Direktur PT Reki Tony Soehartono di Kampus Pinang Masak Unja Mendalo, Muarojambi, Jambi, Senin.
"Kita menyiapkan tenaga ahli sesuai bidanganya dari kalangan akademisi Unja yang didanai oleh pihak PT Reki untuk penelitian di kawasan restorasi itu," kata Rektor Universitas Jambi Prof Johni Najwan usai menandatangani MoU.
Kerja sama tersebut menurut Rektor, sangat penting bagi dunia pendidikan terutama untuk keberlangsungan dan penyelamatan kawasan restorasi hutan yang penuh dengan keanekaragaman hayati itu.
"Kawasan yang direstorasi tersebut dulunya adalah lahan yang pernah digunakan perusahan dan terbengkalai, jadi dengan kerja sama ini kita mendukung restorasi tersebut dengan menyiapkan peneliti dari Unja," kata Rektor menjelaskan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Jambi Dr Forst Bambang Irawan mengatakan, kerjasama tersebut merupakan kerjasama lanjutan yang sebelumnya pernah dilakukan antara keduanya.
"Jadi kerja sama (MoU) ini bukan yang baru, kerja sama sebelumnya itu pernah dilakukan dalam waktu lima tahun, dan sekarang kita perpanjang lagi untuk lima tahun berikutnya," katanya.
Fokus dalam kerja sama itu kata Bambang, bagaimana kedua lembaga tersebut memanfaatkan kawasan restorasi untuk kepentingan peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan kompetensi peneliti dan mahasiswa.
Secara spesifik kerjasama ini menurut dia, sudah cukup lama, dan Unja mendapatkan alokasi hutan pendidikan seluas 1.000 hektare dari PT Reki yang digunakan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan di Fakultas Kehutanan Unja.
Selain itu, beberapa kawasan (plot) penelitian melalui project Crc 990/EFForTS yang merupakan kerjasama penelitian internasional antara Universitas Jambi, Institut Pertanian Bogor, Universitas Tadulako dan Universitas Goettingen Jerman berada di kawasan konsesi restorasi ekosistem itu.
"Kita juga punya kerjasama project Crc 990/EFForTS, dan project itu kita ada delapan plot penelitian yang berada di kawasan hutan harapan, jadi PT Reki tersebut partner penting bagi kami," kata Bambang menjelaskan.
Menurut Bambang, kawasan restorasi yang dikelola oleh PT Reki tersebut merupakan kawasan hutan dataran rendah yang masih tersisa di Sumatera sehingga sangat penting untuk diselamatkan.
Kawasan Hutan Harapan yang memiliki luas 98.555 hektare, yakni tersebar di Provinsi Jambi (Kabupaten Sarolangun dan Batangahari) dan Sumatera Selatan (Kabupaten Musi Banyuasin) memiliki keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan keberadaanya sebagai penyeimbang ekosistem.
Meskipun dulunya kawasan tersebut diekstrak secara masif, namun keanekaragaman hayati masih sangat kaya dan terjaga dengan baik dan merupakan rumah bagi 1.350 spesies berbeda, diantaranya ada 133 spesies yang tercancam punah, seperti harimau dan gajah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
Penandatanganan dalam memperkuat kerja sama antara kedua itu, dilakukan oleh Rektor Unja Prof Johni Najwan dan Presiden Direktur PT Reki Tony Soehartono di Kampus Pinang Masak Unja Mendalo, Muarojambi, Jambi, Senin.
"Kita menyiapkan tenaga ahli sesuai bidanganya dari kalangan akademisi Unja yang didanai oleh pihak PT Reki untuk penelitian di kawasan restorasi itu," kata Rektor Universitas Jambi Prof Johni Najwan usai menandatangani MoU.
Kerja sama tersebut menurut Rektor, sangat penting bagi dunia pendidikan terutama untuk keberlangsungan dan penyelamatan kawasan restorasi hutan yang penuh dengan keanekaragaman hayati itu.
"Kawasan yang direstorasi tersebut dulunya adalah lahan yang pernah digunakan perusahan dan terbengkalai, jadi dengan kerja sama ini kita mendukung restorasi tersebut dengan menyiapkan peneliti dari Unja," kata Rektor menjelaskan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Jambi Dr Forst Bambang Irawan mengatakan, kerjasama tersebut merupakan kerjasama lanjutan yang sebelumnya pernah dilakukan antara keduanya.
"Jadi kerja sama (MoU) ini bukan yang baru, kerja sama sebelumnya itu pernah dilakukan dalam waktu lima tahun, dan sekarang kita perpanjang lagi untuk lima tahun berikutnya," katanya.
Fokus dalam kerja sama itu kata Bambang, bagaimana kedua lembaga tersebut memanfaatkan kawasan restorasi untuk kepentingan peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan kompetensi peneliti dan mahasiswa.
Secara spesifik kerjasama ini menurut dia, sudah cukup lama, dan Unja mendapatkan alokasi hutan pendidikan seluas 1.000 hektare dari PT Reki yang digunakan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan di Fakultas Kehutanan Unja.
Selain itu, beberapa kawasan (plot) penelitian melalui project Crc 990/EFForTS yang merupakan kerjasama penelitian internasional antara Universitas Jambi, Institut Pertanian Bogor, Universitas Tadulako dan Universitas Goettingen Jerman berada di kawasan konsesi restorasi ekosistem itu.
"Kita juga punya kerjasama project Crc 990/EFForTS, dan project itu kita ada delapan plot penelitian yang berada di kawasan hutan harapan, jadi PT Reki tersebut partner penting bagi kami," kata Bambang menjelaskan.
Menurut Bambang, kawasan restorasi yang dikelola oleh PT Reki tersebut merupakan kawasan hutan dataran rendah yang masih tersisa di Sumatera sehingga sangat penting untuk diselamatkan.
Kawasan Hutan Harapan yang memiliki luas 98.555 hektare, yakni tersebar di Provinsi Jambi (Kabupaten Sarolangun dan Batangahari) dan Sumatera Selatan (Kabupaten Musi Banyuasin) memiliki keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan keberadaanya sebagai penyeimbang ekosistem.
Meskipun dulunya kawasan tersebut diekstrak secara masif, namun keanekaragaman hayati masih sangat kaya dan terjaga dengan baik dan merupakan rumah bagi 1.350 spesies berbeda, diantaranya ada 133 spesies yang tercancam punah, seperti harimau dan gajah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017