Jambi, Antarajambi - Kelompok Tani Mekar Jaya di Desa Dataran Kempas, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, memproduksi pupuk kompos dari kotoran sapi dan limbah sawit dengan kapasitas produksi mencapai 1.000 ton.

"Konsep pemanfaatan limbah terpadu yang dijadikan pupuk organik ini dalam rangka menghadapi peremajaan kelapa sawit agar kami tidak kehilangan pendapatan sementara," kata Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Supari (43) saat mendampingi rombongan APP-Sinar Mas di Desa Dataran Kempas, Minggu.

Sebagian besar petani di desa yang berada di sekitaran konsesi anak perusahaan APP-Sinar Mas PT Wira Karya Sakti itu, mengandalkan komoditas perekebunan kelapa sawit dan beternak sapi.

"Pupuk kompos hasil produksi kelompok petani di desa ini disuplai untuk memenuhi kebutuhan ke WKS, sehingga untuk pemasaran sudah tidak sulit," kata Supari.

Pengembangan usaha pupuk kompos itu kata dia, nantinya dapat menjadi sumber pendapatan sementara bagi petani menjelang perkebunan kelapa sawit mereka memasuki masa peremajaan.

"Rata-rata usia tanam kelapa sawit di desa ini sudah mencapai 22 tahun dan mulai memasuki proses peremajaan, sehingga dengan adanya pengembangan pupuk kompos ini nantinya dapat menjadi hasil sumber pendapatan alternatif," katanya.

Pupuk kompos yang dihasilkan kelompok tani tersebut, bahan bakunya bersumber dari limbah pelepah kelapa sawit dan kotoran sapi dan berbagai bahan lainnya, yang kemudian melalui proses fermentasi.

Kelompok Tani Mekar Jaya di Kecamatan Tebing Tinggi, Tanjungjabung Barat, Jambi, saat ini beranggotakan?30 orang petani yang menerima manfaat langsung dengan nilai bantuan untuk pengembangan pupuk kompos sebesar Rp150 juta.

Saat ini kelompok tani tersebut telah memproduksi pupuk dengan kapasitas 1.000 ton per bulan atau dengan estimasi pemasukam hasil sebesar Rp1 miliar.

Desa Dataran Kempas merupakan desa yang mendapatkan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), karena berada dalam radius dari mils atau sepadan pada konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT WKS.?

Direktur APP-Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan, konsep DMPA adalah pemberdayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan upaya pelestarian lingkungan sekitar.

Perusahaan industri kertas, APP-Sinar Mas, menyiapkan dana bergulir hingga 10 juta Dollar AS untuk pembentukan 500 Desa Makmur Peduli Api (DMPA) di sekitar konsesi perusahaan di pulau Sumatera dan Kalimantan.

Program DMPA ini mulai dibentuk di lima provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Yaknibdi Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

Masyarakat desa yang bermukim di sekitar konsesi itu diarahkan bercocok tanam hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual.

"APP memfasilitasi dari hulu dan ke hilirnya, mulai penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk," kata Suhendra menjelaskan.

Proses pemilihan program DMPA tersebut dilakukan secara partisipatif dengan masyarakat melalui pertemuan dan dialog dengan berbagai stakeholder.

Desa-desa yang disasar program DMPA merupakan hasil identifikasi yang telah dilakukan sebelumnya, atau yang memiliki akses pemanfaatan sumberdaya hutan atau memiliki dampak langsung dengan kegiatan operasional perusahaan.

Selain itu, dalam menjalankan program ini pihaknya juga menggandeng Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), karena program ini dinilai menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah ekonomi sosial dan lingkungan antara perusahaan dan masyarakat.?

"Kita juga menggandeng ISEI yang juga berkolaborasi untuk menggali potensi unggulan desa yang bisa dikembangkan, dan juga mengevaluasi bagaimana program ini berjalan dengan baik," kata Suhendra menambahkan.

Pewarta: Gresi P

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017