Jambi, Antarajambi - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo minta program pembinaan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) agar lebih memperbanyak produk unggulan, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

"Komoditi atau produk unggulan yang dihasilkan bisa diperbanyak lagi, sehingga masyarakat desa bisa terintegrasi secara vertikal," kata Menteri Desa-PDTT Eko Putro Sandjojo usai membuka seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jambi, Senin.

Program DMPA yang dininasi perusahaan industri kertas APP-Sinar Mas itu kata Menteri, merupakan sebagai bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat desa yang berada di sekitar areal konsesi usahanya itu.

Menurut Eko, program DMPA yang dilaksanakan oleh perusahaan juga dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan pembangunan di pedesaan melalui berbagi model.

"Sinarmas group melalui program DMPA itu sudah melakukan model produk unggulan kawasan pedesaan (Prukades), yaitu dengan membina masyarakat dan memberikan pasar untuk produk yang dihasilkan tersebut," katanya.

Pihaknya mengapresiasi Desa Dataran Kempas, Kecamatan Tebing Tinggi, Tanjungjabung Barat, Jambi yang mengembangkan pupuk kompos yang bahan bakunya bersumber dari limbah kelapa sawit dan kotoran sapi dengan kapasitas produksi mencapai 1.000 ton.

"Saya minta tadi supaya bisa dibuatkan pelatihan untuk model seperti ini, sehingga di desa lain yang berbasis kelapa sawit bisa juga mengembangkan seperti ini," katanya menjelaskan.

Sementara itu, pada penghujung 2015, APP-Sinar Mas memperkenalkan program DMPA yang merupakan penyempurnaan dari berbagai program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.

Awalnya, inisiasi DMPA adalah untuk mitigasi kebakaran serta perambahan hutan dan lahan di sekitar konsesi perusahaan. Namun dalam perkembangannya, peranan DMPA semakin menyeluruh tak hanya mitigasi, tapi sekaligus membangun kemandirian sosial dan ekonomi warga pedesaan melalui wanatani ramah lingkungan.

"Termasuk pengentasan sengketa tenurial di wilayah tersebut," kata Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto.

Menurut dia, melalui kerjasama dengan dukungan lintas pihak, program ini berpotensi untuk terus dipertajam sehingga bisa menjadi wahana pelaksanaan sejumlah program pemerintah.

"Kemendes-PDTT punya program Prukades, kemudian ada program Perhutanan Sosial di Kementerian LHK, dan juga ada program Reforma Agraria di Kementerian Agraria dan Tata Ruang. DMPA menyentuh sebagian besar hal itu," kata G. Sulistiyanto menjelaskan.

Program DMPA merupakan gerakan terintegrasi dalam memberdayakan masyarakat di wilayah konsesi dan sekitar konsesi APP Sinar Mas beserta mitra pemasoknya, untuk mengembangkan mata pencaharian sehari-hari.

Sedangkan landasan utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini adalah dengan memanfaatkan bidang agroforestri (wanatani).

Masyarakat diarahkan dan dibina untuk berdaya dan sejahtera secara sosial-ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya yang sesuai dengan potensi dan karakteristik lokal, sekaligus memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar.

Perusahaan industri kertas, APP-Sinar Mas, menyiapkan dana bergulir hingga 10 juta Dollar AS untuk pembentukan 500 Desa Makmur Peduli Api di sekitar konsesi perusahaan di pulau Sumatera dan Kalimantan.

Program DMPA ini mulai dibentuk di lima provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Yakni di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

Sementara itu, Ketua Umum ISEI Muliaman D Hadad mengatakan, program DMPA merupakan salah satu upaya terobosan dalam semangat pembangunan kolaborasi.

"Perusahaan bekerjasama dengan masyarakat sekitar konsesinya, tidak hanya membangkitkan nilai ekonomi, tapi sekaligus memberdayakan masyarakat dan menjadi model yang sangat baik. Saya kira pemerintahpun sudah melihat ini sebagai satu model yang bisa diterapkan," katanya Muliaman.

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017