Jambi (Antaranews Jambi) - Hutan Harapan yang dikelola PT Restorasi Ekosistem (Reki) mencakup wilayah Jambi dan Sumsel menjadi lokasi penelitian hutan tropis dataran rendah oleh para peneliti nasional dan internasional yang tergabung dalam Konsorsium Indonesia CRC 990/EFForTS Project.

Itu ditandai dengan penandatanganan memorandum of agreement (MoA) antara Wakil Rektor Universitas Jambi (Unja) Zulkifli Alamsyah dan Direktur Operasional PT Reki, Lisman Sumardjani sebagai pengelola Hutan Harapan, di Aula Rapat CRC Gedung Fakultas Kehutanan Unja, Selasa.

Kerjasama itu mencakup pendidikan dan peningkatan kualitas sumberdaya, penelitian sosial, ekonomi dan ekologi, peningkatan kualitas hidup masyarakat dan penelitian kolaborasi sistem transformasi hutan tropis dataran rendah.

Bersama Institut Pertanian Bogor dan Universitas Tadulako, Unja masuk ke dalam Konsorsium CRC990/EFForTS Project yang berafiliasi dengan University of Goettingen Jerman.

Kerja sama pengelolaan restorasi ekosistem hutan ini merupakan fase kedua setelah kerja sama fase pertama kurun 2012-2017.

"PT Reki menyediakan lokasi atau petak penelitian dan memberikan izin kepada para penelitinya untuk melakukan penelitian di Hutan Harapan," kata Direktur Operasional PT Reki, Lisman Sumardjani.

Sebagai model baru pengelolaan kehutanan, kawasan Restorasi Ekosistem sangat rentan dengan tekanan perambahan dan tekanan sosial.

"Ini tidak mudah, menjadi tantangan tersendiri bagi kami dan karena itu kami memerlukan dukungan para pakar. Kerja sama ini sangat penting," katanya lagi.

Tidak hanya itu, Lisman bahkan mengundang kalangan perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Unja, untuk mengelola hutan pendidikan di kawasan Hutan Harapan yang berada di wilayah Jambi dan Sumsel tersebut.

"Kami alokasi satu area untuk tujuan pendidikan. Selagi untuk kepentingan pendidikan silakan dikelola, baik untuk mahasiswa maupun peneliti," katanya menjelaskan.

Wakil Rektor Unja, Zulkifli Alamsyah mengapresiasi kerja sama tahap kedua itu. Penandatanganan MoA merupakan tindaklanjut MoU yang diteken pada Desember 2017 lalu.

"Mewakili Unja dan CRC, saya mengucapkan terima kasih karena kembali diberi kesempatan bekerja sama dengan PT Reki di kawasan Hutan Harapan," kata Zulkifli.

Terkait Hutan Pendidikan, sejatinya hal ini telah disepakati oleh Rektor Unja dengan PT Reki pada 2015 lalu. Hanya saja Unja belum memiliki sumber daya untuk melakukan pengelolaan lebih jauh kawasan yang sudah dialokasikan di Hutan Harapan.

"Kawasannya sudah kita survei dan pemetaannya juga sudah kita lakukan," kata Dekan Fakultas Kehutanan Unja, Bambang Irawan.
 
Hutan Harapan seluas 98.555 hektarw merepresentasikan 20 persen hutan hujan dataran rendah Sumatera. Dalam kawasan ini teridentifikasi 307 jenis burung, 64 jenis mamalia, 123 jenis ikan, 55 jenis amfibi, 71 jenis reptil, 917 jenis pohon.

Sebagian flora dan fauna tersebut tidak ditemukan di hutan lainnya di Indonesia bahkan di dunia. Sebagian lagi sangat langka dan terancam punah, seperti harimau sumatera, gajah asia, beruang madu, ungko, bangau storm, rangkong, jelutung, bulian, tembesu dan keruing.

Hutan Harapan menjadi salah satu lokasi penting untuk pengembangan penelitian hutan tropis di dunia, terutama terkait restorasi ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Selain dengan Unja, kegiatan penelitian telah dikembangkan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya di Indonesia seperti di Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bogor serta di tingkat internasional, seperti Denmark, Jerman, Jepang dan Thailand.

Juga telah dibangun kerjasama dengan Pusat Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sedikitnya 85 mahasiswa master dan doktor dari dalam dan luar negeri melakukan penelitian di Hutan Harapan. Penelitian dan pengembangan di bidang pengetahuan hutan tropis tersebut telah menghasilkan 98 produk pengetahuan. Sebanyak 135 artikel baik di dalam dan luar negeri telah dipublikasikan.
***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018