Kabupaten Muaro Jambi (ANTARA) - Restorasi Ekosistem Indonesia (PT. REKI) perkuat pengawasan perburuan burung dalam kawasan restorasi di tengah indikasi maraknya aksi perburuan liar di wilayah konservasi tersebut.
"Dalam paparan narasumber, REKI mendapat masukan ada aktifitas perburuan. Meskipun kami belum punya data lengkap, tetapi patut untuk dilakukan antisipasi meski skalanya belum besar," kata Direktur PT.REKI, Adam Azis di Jambi, Senin.
Menurut Adam, pelestarian satwa burung salah satu fokus, mengingat tujuan perusahaan dibentuk untuk melakukan restorasi ekosistem. Selain jenis tumbuhan lain yang terancam punah dari berbagai tekanan.
Ia menilai, keterlibatan mahasiswa dalam proses pelestarian ekosistem merupakan bagian dari pendidikan, melalui pendekatan penyadaran.
Mengingat tantangan konservasi ke depan begitu besar, diperlukan pendekatan dini sampai ke aspek hukum dan perlindungan.
Adam menjelaskan, PT. REKI merupakan restorasi pertama di Indonesia, dengan luas garapan mencapai 98.013 hektare, diharapkan menjadi tempat pelestarian jenis tumbuhan dan satwa yang nyaman.
Hutan dataran rendah itu, sering menjadi lokasi pelepasliaran burung dan jenis lainnya. Kawasan tersebut di pilih, mengingat kondisi pengelolaan nyata yang terus dilakukan oleh petugas lapangan, termasuk lokasinya mudah di jangkau.
"Hutan harapan salah satu pilihan bagi BKSDA, ada beberapa hal yang memang lebih kepada kondisi jarak yang tidak terlalu jauh, ada pengelola yang riil di lapangan. Sebelum itu, ada kesesuaian habitatnya, dan kita komit terhadap itu," ungkapnya.
Kegiatan Thalkshow yang digagas himpunan mahasiswa Biologi Universitas Jambi dan PT. Restorasi Ekosistem Indonesia itu melibatkan mahasiswa, dan pemateri dari dosen program Studi Biologi,Tedjo Sukmono, Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, Flight/Protecting Indonisia's Birds, Marison Guciano dan pemateri dari PT. Reki, Fadlhurahman.
