Jambi, Antaranews Jambi - Es tebu merupakan salah satu minuman penutup saat melakukan kuliner di kawasan Taman Pedestrian dan Tugu Keris Kota Baru Kota Jambi.
"Sejak dulu harganya Rp5.000 per gelas, ndak naik," kata salah seorang pedagang es tebu di kawasan ruang publik di Kota Jambi itu.
Biasanya para pengunjung yang jajan makanan khas di kawasan itu, selalu menjadikan es tebu sebagai minuman penutupnya.
"Khas dan penasaran kalo nggak menutup dengan es tebu," kata salah seorang pengunjung yang kuliner di Taman Pedestrian itu.
Baca juga: Lampu meteor memperindah kawasan tugu keris
Baca juga: Tugu keris ramah penyandang disabilitas
Di kawasan Tugu Keris, setiap hari ada sekitar lima orang pedagang es tebu. Namun pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu biasanya jumlahnya bertambah berkali lipat untuk meraup rezeki dari bludakan pengunjung ke kawasan itu.
Proses pembuatan es tebu juga sederhana. Pedagang bermodalkan alat penggiling yang digerakan dengan menggunakan mesin yang kemudian memutarnya. Batang tebu yang telah dipotong-potong sepanjang 50 centimeter digiling.
"Satu batang sepanjang 50 centimeter bisa menghasilkan satu gelas, bahkan bisa lebih bila ukurannya besar," kata pedagang itu.
Es tebu sebenarnya potensial menjadi miniman kalengan yang diproduksi secara pabrikan, namun sejauh ini belum ada minuman kalengan berbahan tebu.
Selain pedagang es tebu, kawasan yang menjadi ikon Kota Jambi itu juga menjadi ajang penjualan makanan seperti tekwan, batagor, empek-empek, bakso, sate padang, sosis, mie goreng serta lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
"Sejak dulu harganya Rp5.000 per gelas, ndak naik," kata salah seorang pedagang es tebu di kawasan ruang publik di Kota Jambi itu.
Biasanya para pengunjung yang jajan makanan khas di kawasan itu, selalu menjadikan es tebu sebagai minuman penutupnya.
"Khas dan penasaran kalo nggak menutup dengan es tebu," kata salah seorang pengunjung yang kuliner di Taman Pedestrian itu.
Baca juga: Lampu meteor memperindah kawasan tugu keris
Baca juga: Tugu keris ramah penyandang disabilitas
Di kawasan Tugu Keris, setiap hari ada sekitar lima orang pedagang es tebu. Namun pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu biasanya jumlahnya bertambah berkali lipat untuk meraup rezeki dari bludakan pengunjung ke kawasan itu.
Proses pembuatan es tebu juga sederhana. Pedagang bermodalkan alat penggiling yang digerakan dengan menggunakan mesin yang kemudian memutarnya. Batang tebu yang telah dipotong-potong sepanjang 50 centimeter digiling.
"Satu batang sepanjang 50 centimeter bisa menghasilkan satu gelas, bahkan bisa lebih bila ukurannya besar," kata pedagang itu.
Es tebu sebenarnya potensial menjadi miniman kalengan yang diproduksi secara pabrikan, namun sejauh ini belum ada minuman kalengan berbahan tebu.
Selain pedagang es tebu, kawasan yang menjadi ikon Kota Jambi itu juga menjadi ajang penjualan makanan seperti tekwan, batagor, empek-empek, bakso, sate padang, sosis, mie goreng serta lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018