Jakarta, (Antaranews Jambi) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Coffey International Development (CID) PTY LTD mengkaji dampak penggembalaan ternak sapi di perkebunan kelapa sawit.

 "Selama ini memang belum pernah ada kajian tentang dampak pengembangan sapi di perkebunan sawit. Mungkin kalau satu ekor saja tidak masalah, tapi kalau dalam jumlah besar dan menjadi peternakan bagaimana, ini yang kami cari tahu," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Dr Soni S Wirawan saat penandatanganan nota kesepahaman dengan CID PTY LTD di Jakarta, Rabu.

Karenanya ia mengatakan dilakukan kesepahaman dengan perusahaan yang menjadi "managing contractor" untuk Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding Program (IACCB) ini, untuk  mengintegrasikan kegiatan penelitian tentang pengkajian integrasi pengembangbiakan sapi di area perkebunan sawit terhadap produktivitas sawit dan mengurangi dampak negatif penyebaran penyakit pada tanaman sawit.

Pada akhirnya, menurut dia, kerja sama ini diharapkan dapat membantu pemerintah mendorong kemandirian pengadaan daging sapi. Jika ternyata pengembangbiakan sapi di area kelapa sawit ternyata menguntungkan, potensi untuk mengurangi angka impor daging sapi menjadi besar.

"Seandainya 10 persen saja dari luasan 11 juta hektare (ha) lebih perkebunan sawit bisa dikembangkan pula untuk pengembangan sapi, potensi untuk membantu mengurangi impor lebih besar. Karenanya melalui kajian bersama ini semoga isu-isu soal pemadatan tanah karena sapi, penyakit, hingga dampak sosial bisa terpecahkan," lanjutnya.

Kerja sama ini, menurut Soni, akan dilaksanakan selama satu tahun dan pendanaannya dari dua pihak sebentar Rp500 juta. "Kalau memang ternyata perlu pengkajian lanjutan ya kami pertimbangkan lagi nanti, tentu bisa diperpanjang. Harapannya hasilnya baik dan bermanfaat untuk pengembangan sapi di areal perkebunan sawit," katanya.

Penasihat Teknis IACCB Richard Slaney mengatakan Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding Program sebenarnya bukan program riset. Tapi tidak ada salahnya untuk mencari solusi dan sekaligus mempromosikan sistem breeding sapi di perkebunan sawit yang memang banyak tantangannya.

Pilot project IACCB sudah berjalan hampir 1,5 tahun di empat provinsi yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung Utara dan Bengkulu. Penerapannya ada di kebun sawit baru maupun lama.

Kerja sama untuk mengkaji persoalan-persoalan yang muncul selama 1,5 tahun pengembangan sapi di perkebunan sawit ini, menurut dia, sangat dibutuhkan. Dengan demikian bisa juga diketahui potensinya ke depan sehingga membuka opsi perusahaan perkebunan sawit mengembangkan peternakan sapi di arealnya.

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018