Jambi, (Antaranews Jambi) - Semangat reformasi harus terus didorong ke arah pendewasaan seluruh elemen masyarakat, termasuk elit politik agar selalu melakukan penyelesaian masalah tanpa masalah baru, kata Rektor Universitas Jambi Prof H Johni Najwan di Jambi, Selasa.
"Dua dasawarsa reformasi itu memberi banyak perubahan bagi Indonesia, namun poin yang tak kalah penting reformasi harus terus didorong ke arah pendewasaan masyarakat dan elit politik untuk terbiasa menyelesaikan masalah tanpa masalah baru," kata Prof H Johni Najwan.
Ia menyatakan, hal tersebut mungkin sederhana namun bila semua pihak berpegang dan mengacu kepada kebersamaan dan paham akan tujuan negara dan bangsa Indonesia, dipastikan akan mendapatkan solusi yang selaras ke arah kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Plt Gubernur: maknai Harkitnas dengan peningkatan SDM
Baca juga: Refleksi dua dekade reformasi
Menurut dia, pola masyarakat dalam bersikap dan menyikapi permasalahan bangsa ini juga sangat menentukan tercapainya tujuan dan cita-cita reformasi yang telah bergulir sejak tahun 1998.
"Jangan sampai gagasan dan tujuan reformasi tekendala oleh hal-hal yang tidak perlu terjadi yang justeru mengagalkan tujuan bersama bangsa ini," katanya.
Ia menyebutkan, pada era teknologi dan informasi saat ini yang begitu cepat perlu disikapi secara bijak oleh berbagai elemen masyarakat agar trend tersebut mendukung secara positif untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat dan tujuan negara.
Trend tersebut, kata rektor turut andil dalam pembentukan karakter dan pola hidup masyarakat baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Harus menjadi perhatian bersama sehingga bisa memberikan dampak yang mendukung pembangunan pola fikir, budaya dan perilaku positif di masyarakat.
"Masyarakat harus arif dalam menerima dan menyampaikan informasi, jangan asal kirim informasi yang belum jelas terkait sesuatu hal yang bisa berdampak luas bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: Pameran fotografi 20 tahun reformasi
Baca juga: Habibie: Sasaran reformasi masih jauh
Kelengahan dalam perilaku berkomunikasi, menurut dia bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya, salah satunya pelaku terorisme.
Selain itu masyarakat juga harus terbiasa menyampaikan pesan positif dan optimistis bagi masyarakat lainnya serta menyikapi berbagai hal dengan mengacu kepada norma, etika serta perundang-undangan yang berlaku.
"Berikan kesempatan pemerintah untuk menuntaskan tahapan reformasi sesuai dengan konstitusi," kata Rektor Unja menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
"Dua dasawarsa reformasi itu memberi banyak perubahan bagi Indonesia, namun poin yang tak kalah penting reformasi harus terus didorong ke arah pendewasaan masyarakat dan elit politik untuk terbiasa menyelesaikan masalah tanpa masalah baru," kata Prof H Johni Najwan.
Ia menyatakan, hal tersebut mungkin sederhana namun bila semua pihak berpegang dan mengacu kepada kebersamaan dan paham akan tujuan negara dan bangsa Indonesia, dipastikan akan mendapatkan solusi yang selaras ke arah kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Plt Gubernur: maknai Harkitnas dengan peningkatan SDM
Baca juga: Refleksi dua dekade reformasi
Menurut dia, pola masyarakat dalam bersikap dan menyikapi permasalahan bangsa ini juga sangat menentukan tercapainya tujuan dan cita-cita reformasi yang telah bergulir sejak tahun 1998.
"Jangan sampai gagasan dan tujuan reformasi tekendala oleh hal-hal yang tidak perlu terjadi yang justeru mengagalkan tujuan bersama bangsa ini," katanya.
Ia menyebutkan, pada era teknologi dan informasi saat ini yang begitu cepat perlu disikapi secara bijak oleh berbagai elemen masyarakat agar trend tersebut mendukung secara positif untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat dan tujuan negara.
Trend tersebut, kata rektor turut andil dalam pembentukan karakter dan pola hidup masyarakat baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Harus menjadi perhatian bersama sehingga bisa memberikan dampak yang mendukung pembangunan pola fikir, budaya dan perilaku positif di masyarakat.
"Masyarakat harus arif dalam menerima dan menyampaikan informasi, jangan asal kirim informasi yang belum jelas terkait sesuatu hal yang bisa berdampak luas bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: Pameran fotografi 20 tahun reformasi
Baca juga: Habibie: Sasaran reformasi masih jauh
Kelengahan dalam perilaku berkomunikasi, menurut dia bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya, salah satunya pelaku terorisme.
Selain itu masyarakat juga harus terbiasa menyampaikan pesan positif dan optimistis bagi masyarakat lainnya serta menyikapi berbagai hal dengan mengacu kepada norma, etika serta perundang-undangan yang berlaku.
"Berikan kesempatan pemerintah untuk menuntaskan tahapan reformasi sesuai dengan konstitusi," kata Rektor Unja menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018