Jambi, Antaranews Jambi - Kota Jambi yang memiliki konsep "outward looking policy" dalam visi pembangunannya tercatat sebagai salah satu daerah di Indonesia yang aktif dan memiliki hubungan kemitraan strategis dengan beberapa negara di dunia.
Singapura, China, Korsel, Denmark, dan Jerman memiliki kemitraan strategis dan komprehensif bagi Kota Jambi. Kota Jambi juga tercatat sebagai anggota aktif dalam beberapa organisasi internasional seperti UCLG ASPAC dan ICLEI.
Diawal kepemimpinan Wali Kota Syarif Fasha, Kota Jambi berhasil membuka maindset jajarannya melalui konsep "entrepreneur bureaucratic". Konsep yang telah diletakannya di jajaran Pemkot Jambi sejak menjabat tahun 2013 itu, sukses membuka akses komunikasi dan kerjasama untuk mencari sumber-sumber pendanaan internasional bagi pembangunan Tanah Pilih Pusako Batuah.
"Diawal kepemimpinan, saya dihadapkan dengan keterbatasan anggaran pembangunan. Kami harus berpikir keras mencari jalan keluar jika ingin Kota Jambi maju seperti yang kita rasakan saat ini," katanya.
Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan bantuan negara donor diluar negeri. Oleh karena itu kami bergabung dengan beberapa lembaga internasional seperti UCLG ASPAC, ICLEI, UN Habitat, UNESCAP, yang memiliki kerjasama dengan negara donor.
Baca juga: Kota Jambi optimalkan sinergitas kerjasama satu pintu
Baca juga: E-kinerja mantapkan implementasi "smart city" Kota Jambi
"Alhamdulillah berkat kesungguhan dan kerja keras, bantuan asing hadir untuk Kota Jambi," katanya.
Menurut Fasha, sejak Pemkot Jambi bergabung sebagai member di berbagai lembaga internasional tersebut, berbagai bantuan asing pun mengalir untuk Kota Jambi.
Sebut saja bantuan senilai 13,4 juta Euro dari Bank Pembangunan Jerman (KFW), bagi pembangunan sanitary landfill di lokasi TPA Talang Gulo, bantuan dari Asian Development Bank (ADB)
senilai 625 milyar Rupiah untuk pembangunan IPAL dengan Sewerage System yang berlokasi di Kecamatan Jambi Timur, 200 ribu Dollar Amerika dari UNESCAP untuk pembangunan IRRC Waste to Energy di Pasar Talang Banjar, serta bantuan yang bersumber dari lembaga PBB UN Habitat untuk penataan kawasan kumuh di Kota Jambi.
Sebagaimana diketahui, keaktifan Wali Kota Jambi Syarif Fasha dalam berbagai forum internasional banyak mendapat apresiasi. Pada September 2016 lalu, Ia pun terpilih menjadi Representative Council di dua jabatan sekaligus. General Assembly UCLG ASPAC serta negara-negara di Southeast Asia menunjuk Wali Kota Jamb itu menjadi Representative Council UCLG ASPAC (United Cities and Local Government Asia Pacific), sebuah organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah kota, dan asosiasi pemerintah daerah di kawasan Asia Pacific. Selain jabatan itu, Fasha juga dipercayakan menjadi Representative Council tingkat dunia untuk periode 2016 - 2018.
Wali Kota Syarif Fasha itu terpilih saat pertemuan Sub Regional Elections for Representatives for Council and Executive Bureau yang berlangsung di Gunsan Jeollabuk-Do Korea Selatan tahun lalu.
"Dalam berbagai kunjungan keluar negeri kami mengemban misi untuk Kota Jambi. Disana kami mempresentasikan mengenai kondisi Kota Jambi, keinginan dan harapan Kota Jambi dimasa depan. Alhamdulillah negara dan lembaga donor melihat komitmen dan kesungguhan kita di dunia internasional," kata Fasha.
Pada kesempatan itu juga Wali Kota Fasha menegaskan pentingnya jalinan kerjasama antar daerah dan pemerintah dengan pihak/lembaga diluar pemerintah, bagi kemajuan suatu daerah.
Baca juga: Wali Kota Fasha berikan insentif kepada petugas syara
Baca juga: Bagaimana nasib "Kaum Miskin Kota" Jambi setelah Pilkada
"Kerjasama daerah merupakan hal yang sangat penting. Sesuai dengan amanat undang-undang, kerjasama daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pelayanan publik. Kerjasama juga merupakan bentuk inovasi daerah yang memiliki tujuan strategis. Mempertimbangan efektivitas, efisiensi pelayanan publik, sinergi dan pada prinsipnya saling menguntungkan," jelasnya.
Melalui sosialisasi One Gate Collaboration, Fasha menyampaikan bahwa, Pemkot Jambi ingin berbagi pengalaman dan knowledge bersama daerah lain.
"Melalu sosialisasi One Gate Collaboration ini kami ingin menyampaikan bahwa, Pemkot Jambi siap berbagi pengalaman dan knowledge. Siap bekerjasama dan siap maju bersama daerah lain, terutama bagi daerah yang berbatasan, yang memiliki benefit mutual, terutama pada penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama. Tujuan kita pada akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, yang berkualitas," pungkas Fasha.(Humas)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Singapura, China, Korsel, Denmark, dan Jerman memiliki kemitraan strategis dan komprehensif bagi Kota Jambi. Kota Jambi juga tercatat sebagai anggota aktif dalam beberapa organisasi internasional seperti UCLG ASPAC dan ICLEI.
Diawal kepemimpinan Wali Kota Syarif Fasha, Kota Jambi berhasil membuka maindset jajarannya melalui konsep "entrepreneur bureaucratic". Konsep yang telah diletakannya di jajaran Pemkot Jambi sejak menjabat tahun 2013 itu, sukses membuka akses komunikasi dan kerjasama untuk mencari sumber-sumber pendanaan internasional bagi pembangunan Tanah Pilih Pusako Batuah.
"Diawal kepemimpinan, saya dihadapkan dengan keterbatasan anggaran pembangunan. Kami harus berpikir keras mencari jalan keluar jika ingin Kota Jambi maju seperti yang kita rasakan saat ini," katanya.
Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan bantuan negara donor diluar negeri. Oleh karena itu kami bergabung dengan beberapa lembaga internasional seperti UCLG ASPAC, ICLEI, UN Habitat, UNESCAP, yang memiliki kerjasama dengan negara donor.
Baca juga: Kota Jambi optimalkan sinergitas kerjasama satu pintu
Baca juga: E-kinerja mantapkan implementasi "smart city" Kota Jambi
"Alhamdulillah berkat kesungguhan dan kerja keras, bantuan asing hadir untuk Kota Jambi," katanya.
Menurut Fasha, sejak Pemkot Jambi bergabung sebagai member di berbagai lembaga internasional tersebut, berbagai bantuan asing pun mengalir untuk Kota Jambi.
Sebut saja bantuan senilai 13,4 juta Euro dari Bank Pembangunan Jerman (KFW), bagi pembangunan sanitary landfill di lokasi TPA Talang Gulo, bantuan dari Asian Development Bank (ADB)
senilai 625 milyar Rupiah untuk pembangunan IPAL dengan Sewerage System yang berlokasi di Kecamatan Jambi Timur, 200 ribu Dollar Amerika dari UNESCAP untuk pembangunan IRRC Waste to Energy di Pasar Talang Banjar, serta bantuan yang bersumber dari lembaga PBB UN Habitat untuk penataan kawasan kumuh di Kota Jambi.
Sebagaimana diketahui, keaktifan Wali Kota Jambi Syarif Fasha dalam berbagai forum internasional banyak mendapat apresiasi. Pada September 2016 lalu, Ia pun terpilih menjadi Representative Council di dua jabatan sekaligus. General Assembly UCLG ASPAC serta negara-negara di Southeast Asia menunjuk Wali Kota Jamb itu menjadi Representative Council UCLG ASPAC (United Cities and Local Government Asia Pacific), sebuah organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah kota, dan asosiasi pemerintah daerah di kawasan Asia Pacific. Selain jabatan itu, Fasha juga dipercayakan menjadi Representative Council tingkat dunia untuk periode 2016 - 2018.
Wali Kota Syarif Fasha itu terpilih saat pertemuan Sub Regional Elections for Representatives for Council and Executive Bureau yang berlangsung di Gunsan Jeollabuk-Do Korea Selatan tahun lalu.
"Dalam berbagai kunjungan keluar negeri kami mengemban misi untuk Kota Jambi. Disana kami mempresentasikan mengenai kondisi Kota Jambi, keinginan dan harapan Kota Jambi dimasa depan. Alhamdulillah negara dan lembaga donor melihat komitmen dan kesungguhan kita di dunia internasional," kata Fasha.
Pada kesempatan itu juga Wali Kota Fasha menegaskan pentingnya jalinan kerjasama antar daerah dan pemerintah dengan pihak/lembaga diluar pemerintah, bagi kemajuan suatu daerah.
Baca juga: Wali Kota Fasha berikan insentif kepada petugas syara
Baca juga: Bagaimana nasib "Kaum Miskin Kota" Jambi setelah Pilkada
"Kerjasama daerah merupakan hal yang sangat penting. Sesuai dengan amanat undang-undang, kerjasama daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pelayanan publik. Kerjasama juga merupakan bentuk inovasi daerah yang memiliki tujuan strategis. Mempertimbangan efektivitas, efisiensi pelayanan publik, sinergi dan pada prinsipnya saling menguntungkan," jelasnya.
Melalui sosialisasi One Gate Collaboration, Fasha menyampaikan bahwa, Pemkot Jambi ingin berbagi pengalaman dan knowledge bersama daerah lain.
"Melalu sosialisasi One Gate Collaboration ini kami ingin menyampaikan bahwa, Pemkot Jambi siap berbagi pengalaman dan knowledge. Siap bekerjasama dan siap maju bersama daerah lain, terutama bagi daerah yang berbatasan, yang memiliki benefit mutual, terutama pada penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama. Tujuan kita pada akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, yang berkualitas," pungkas Fasha.(Humas)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018