"Laba-laba Hitam", adalah julukan yang disematkan kepada Lev Yashin, kiper kesebelasan Uni Sovyet (negara besar yang sekarang sudah bubar menjadi Rusia dan berbagai negara lainnya) pada dekade 1950-an dan 1960-an.

Yashin, mendapat julukan "Laba-laba Hitam"  selain karena dia kerap memakai baju hitam saat tampil untuk timnas, dia juga diakui memiliki kelincahan yang mendekati kesempurnaan saat menjaga gawang, seperti laba-laba menjaga sarangnya.

Tidak heran pula bila sepanjang karier sepakbolanya, diketahui bahwa Lev Yashin telah menyelamatkan gawangnya dari 151 tendangan pinalti.

Dalam hal pengakuan, sederetan gelar juga telah dianugerahkan kepada pemain kelahiran 22 Oktober 1929 itu, seperti pada 1990-an, FIFA memberikan gelar kiper terbaik abad ke-20 kepada Yashin.

Selain itu, kiper yang telah bermain sebanyak 74 kali untuk timnas Sovyet ini juga telah membantu negaranya memenangkan turnamen Piala Eropa hingga Olimpiade.

Yashin, yang dikenal sebagai sosok yang membumi dan sama sekali tidak arogan, juga dikenal membuat revolusi bagi posisi kiper.

Sejumlah revolusi tersebut antara lain adalah sejak era Yashin dikenal sosok kiper yang memberikan instruksi kepada pemain belakang, keluar dari sarangnya untuk menangkap umpan silang (ketika itu kiper lebih banyak hanya bergerak di sekitar gawang sepanjang pertandingan).

Tidak hanya pada masa lalu, pada abad ke-21 juga Yashin tidak terlupakan. Surat kabar Guardian dari Inggris misalnya, menempatkannya dalam lima besar kiper terbaik sepanjang masa.

Beberapa sosok pada abad ke-21 yang dinilai mendekati reputasi dan keahlian Lev Yashin, antara lain adalah Gianluigi Buffon (Italia; peraih Piala Dunia 2006), dan Iker Casillas (Spanyol; peraih Piala Dunia 2014).

Yashin, yang wafat pada usia 60 tahun, juga tercatat pernah menyatakan bahwa "kegembiraan melihat Yuri Gagarin (kosmonot Rusia pertama) di luar angkasa hanya dapat dilewati dengan kegembiraan menyelamatkan tendangan pinalti".

    
      Akinfeev

Pada Piala Dunia 2018  yang digelar di Rusia yang merupakan negeri tempat kelahiran kiper legendaris tersebut, sosok-sosok yang menyerupai Lev Yashin seperti bermunculan kembali.

Misalnya saja Igor Akinfeev, kiper timnas Rusia yang menyelamatkan dua tendangan penalti dalam babak 16 besar, ketika tim berjuluk Sbornaya itu melawan Spanyol.

Dua pemain lawan yang digagalkan tendangan pinaltinya adalah Koke, gelandang yang bermain untuk Atletico Madrid, dan Iago Aspas, penyerang klub Celta de Vigo.

Akinfeev menyelamatkan timnas Rusia dalam ajang adu pinalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama masa normal dan perpanjangan waktu total 120 menit.

Yang menarik adalah penyelamatan yang dilakukan Akinfeev terhadap tendangan yang dilakukan oleh Iago Aspas.

Tendangan Aspas menuju ke tengah gawang seakan-akan hampir masuk karena Akinfeev telah terbang ke arah sebelah kanan gawang, tetapi akhirnya berhasil ditepis oleh kakinya.

Kemenangan Rusia atas kesebelasan Matador yang merupakan salah satu tim unggulan itu tidak pelak membuat perayaan di seluruh Rusia.

Tidak mengherankan bila pelatih Rusia, Stanislan Cherchesov mengatakan bahwa "malam ini, kami adalah tim yang berada di tempat dan waktu yang tepat".

Ketika diwawancarai seusai pertandingan, Akinfeev mengemukakan bahwa pada babak kedua, timnas berjuang mati-matian untuk bertahan melawan gempuran Spanyol.

"Kami berharap untuk adu pinalti dan itulah yang terjadi, puji Tuhan," kata Akinfeev sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.

Akinfeev, selain dikenal sebagai kiper yang tangguh, juga merupakan kapten dari kesebelasan Rusia pada Piala Dunia 2018 kali ini.

Dia juga dikenal sebagai sosok yang loyal, karena sepanjang kariernya bermain hanya untuk satu klub, yaitu CSKA Moskow.

Bersama klub CSKA, dia telah meraih hingga enam gelar Liga Primer Rusia, enam Piala Eropa, juga Piala UEFA 2005.

Sedangkan jumlah penampilannya bersama timnas Rusia juga diketahui telah mencapai hingga lebih dari 110 kali, selain itu dia juga dikenal sebagai pemain Rusia yang memiliki rekor terbanyak dalam jumlah pertandingan yang bersih dari gol lawan.

Sebenarnya tidak hanya Igor Akinfeev, yang dikenang karena penampilannya yang memukau. Penampilan gemilang juga ditampilkan oleh beberapa kiper lainnya, seperti dalam pertandingan antara Kroasia dan Denmark yang bermain pada hari yang sama.

Pada pertandingan yang dimenangkan Kroasia dalam drama adu pinalti ini, kedua kiper kesebelasan, baik Kasper Schemeichel (Denmark) maupun Danijel Subasic (Kroasia) berhasil memblok beberapa tendangan pinalti lawan.

Kasper, yang merupakan anak dari kiper legendaris Denmark Peter Schemeichel, juga berlaku bijaksana bahwa meski penampilan gemilangnya tidak meloloskan timnas Dinamit Denmark ke perempat final, tetapi dengan bijak dia tidak mau mencari "kambing hitam".

Kebijaksanaan yang dimiliki oleh  Kasper, sekaligus menjadi penyelamatan gemilang yang ditampilkannya bersama-sama dengan sejumlah kiper lainnya, membuat "roh" Lev Yashin seakan-akan muncul kembali dalam ajang piala dunia kali ini.

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018