Anggota Komisi VII DPR RI, Tifatul Sembiring, mengaku belum ada pemecatan kader Partai Keadilan Sejahtera terkait berdirinya Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.
"Belum ada pemecatan, paling diturunkan dalam peringkat anggota," kata Tifatul saat ditemui dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Tifatul Sembiring tersenyum dengar kabar diusung Wali Kota Medan
Menurut Tifatul, sewajarnya Partai Politik lain, di PKS pun biasa jika ada anggota yang keluar-masuk ke dalam Partai.
Namun, ia menilainya tidak etis jika ada kader yang bergabung menjadi anggota di dua partai politik berbeda, atau ia sebut dengan istilah berdiri dua kaki.
"Wajar-wajar saja, kan tidak mungkin jika satu di Partai A, lalu dua di Partai B misalnya," ujar dia.
Tifatul tidak mempermasalahkan berdirinya Partai Gelora Indonesia yang dipimpin mantan elit PKS, Anis Matta dan Fahri Hamzah. Namun, Tifatul meminta agar PKS tidak diacak-acak.
"Bagi saya kalau mereka buat partai baru ya monggo. Tapi jangan ngacak-ngacak lagi di sini," ujar Tifatul.
Tifatul mempersilakan kepada anggota PKS yang memilih Partai Gelora Indonesia untuk keluar dari keanggotaan PKS. "Jangan istilahnya mendua itu. Terus merekrut kader-kader di dalam," kata dia.
Tifatul mengumpamakan ketika eks politikus Demokrat Deddy Mizwar yang bergabung dengan Partai Gelora Indonesia. Tifatul menilai itu membuat Demokrat merasa tersinggung.
"Jangan kan PKS, umpamanya ada seorang aktivis partai Demokrat pun melihat Deddy Mizwar direkrut juga tersinggung kan, begitu," kata dia.
Ia menyarankan Partai Gelora Indonesia mencontoh Partai Solidaritas Indonesia yang memilih orang-orang baru dengan ide-ide baru supaya tidak menimbulkan konfrontasi dengan parpol manapun.
"Misalkan fair ide-ide baru tokoh-tokohnya tokoh-tokoh baru, ya monggo silakan orang bebas kok berdemokrasi. Ini lagi lihat aja nanti didukung masyarakat atau tidak," kata Tifatul.
Baca juga: Anies Baswedan hadiri Rakornas PKS, ini kata Tifatul Sembiring
Baca juga: Pengamat: Partai Gelora Indonesia harus membedakan diri dari PKS
Baca juga: Syamsuddin Haris: Partai Gelora tidak bisa ikut Pilkada 2020
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Belum ada pemecatan, paling diturunkan dalam peringkat anggota," kata Tifatul saat ditemui dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Tifatul Sembiring tersenyum dengar kabar diusung Wali Kota Medan
Menurut Tifatul, sewajarnya Partai Politik lain, di PKS pun biasa jika ada anggota yang keluar-masuk ke dalam Partai.
Namun, ia menilainya tidak etis jika ada kader yang bergabung menjadi anggota di dua partai politik berbeda, atau ia sebut dengan istilah berdiri dua kaki.
"Wajar-wajar saja, kan tidak mungkin jika satu di Partai A, lalu dua di Partai B misalnya," ujar dia.
Tifatul tidak mempermasalahkan berdirinya Partai Gelora Indonesia yang dipimpin mantan elit PKS, Anis Matta dan Fahri Hamzah. Namun, Tifatul meminta agar PKS tidak diacak-acak.
"Bagi saya kalau mereka buat partai baru ya monggo. Tapi jangan ngacak-ngacak lagi di sini," ujar Tifatul.
Tifatul mempersilakan kepada anggota PKS yang memilih Partai Gelora Indonesia untuk keluar dari keanggotaan PKS. "Jangan istilahnya mendua itu. Terus merekrut kader-kader di dalam," kata dia.
Tifatul mengumpamakan ketika eks politikus Demokrat Deddy Mizwar yang bergabung dengan Partai Gelora Indonesia. Tifatul menilai itu membuat Demokrat merasa tersinggung.
"Jangan kan PKS, umpamanya ada seorang aktivis partai Demokrat pun melihat Deddy Mizwar direkrut juga tersinggung kan, begitu," kata dia.
Ia menyarankan Partai Gelora Indonesia mencontoh Partai Solidaritas Indonesia yang memilih orang-orang baru dengan ide-ide baru supaya tidak menimbulkan konfrontasi dengan parpol manapun.
"Misalkan fair ide-ide baru tokoh-tokohnya tokoh-tokoh baru, ya monggo silakan orang bebas kok berdemokrasi. Ini lagi lihat aja nanti didukung masyarakat atau tidak," kata Tifatul.
Baca juga: Anies Baswedan hadiri Rakornas PKS, ini kata Tifatul Sembiring
Baca juga: Pengamat: Partai Gelora Indonesia harus membedakan diri dari PKS
Baca juga: Syamsuddin Haris: Partai Gelora tidak bisa ikut Pilkada 2020
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019