Gubernur Jambi Fachrori Umar meresmikan budidaya anggrek di Rumah Bayang Komunitas Jambi Besakat, Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Kamis. 

Rumah Bayang Komunitas Jambi Bersakat merupakan tempat penangkaran anggrek yang telah berhasil membudidayakan lebih dari 300 jenis anggrek di atas lahan 3,5 hektare. 

Rumah Bayang Anggrek Alam dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat dengan dukungan para pencinta tanaman anggrek dan PT Pertamina Field Jambi. Selain meresmikan tempat penangkaran anggrek alam, gubernur juga melakukan penanaman Anggrek Macan dan pohon pelindung.

Sakat dalam bahasa Melayu artinya anggrek. Sehingga, taman yang dibuat oleh Gerakan Muarojambi Bersakat (GMJB) itu diberi nama Taman Sakat Lebung Panjang. 

Anggrek yang ada di taman ini berasal dari penyelamatan di hutan Pematang Damar yang mengalami kebakaran hebat tahun 2015 lalu. 

Kelompok GMJB yang dikelola secara swadaya itu, juga memiliki gerakan yang diberi nama gerakan 1.001 Anggrek Macan. Gerakan ini menjadi bagian untuk penyelamatan Anggrek Macan. 

Gubernur dalam kesempatan mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada seluruh panitia dan semua pihak yang terkait yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan itu, karena kegiatan itu merupakan wujud nyata upaya masyarakat menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di Provinsi Jambi.

"Jika kita lihat kekayaan sumber daya alam yang kita miliki, maka kita patut mensyukuri karunia yang telah diberikan tersebut, selayaknya juga kita harus bersyukur atas keberadaan fenomena-fenomena alam yang unik. Karenanya, keikutsertaan semua pihak dalam kegiatan penanaman pohon dan pengembangan budidaya anggrek dapat dikatakan sebagai perwujudan untuk saling mendukung, demi tercapainya tujuan pembangunan kita dan inilah yang disebut dengan kebersamaan," kata Fachrori.

Menurut gubernur, penanaman pohon pelindung dan peresmian pengembangan rumah anggrek alam merupakan momentum kebersamaan dari semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam keberlanjutan pembangunan. Juga menjadi bentuk kebersamaan yang perlu dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan hidup yang baik.

"Dengan kesadaran sendiri, pada akhirnya berperan aktif dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Untuk itu, saya harapkan kegiatan yang kita laksanakan ini akan berimplikasi dalam rangka membangkitkan semangat swadaya masyarakat dalam gerakan penanaman pohon pelindung dengan semangat pada masyarakat tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap bertambahnya tutupan lahan dan mengedepankan aspek keberlanjutan. Hal ini penting dalam mencegah terjadinya banjir dan longsor," kata Fachrori menjelaskan.

Gubernur juga mengapresiasi upaya masyarakat Provinsi Jambi mengembangkan keanekaragaman hayati termasuk budidaya anggrek oleh kelompok budidaya anggrek alam komunitas Jambi Bersakat.

Ia menyatakan bahwa peletakan anggrek pertama di rumah bayang komunitas ini merupakan upaya bersama untuk melestarikan kekayaan dari keanekaragaman hayati di Provinsi Jambi.

Ketua Komunitas Budidaya Anggrek Alam Jambi Bersakat, Adi Ismanto yang menginisiasi terlaksananya kegiatan itu menyampaikan bahwa taman budidaya anggrek ini mulai dibuka tahun 2017, untuk tujuan pelestarian anggrek alam dan wisata edukasi minat khusus.

Komunitas Jambi Bersakat, menurut Adi memiliki dua program, yaitu pertama Gerakan 1001 Anggrek Macan. Untuk itu, pengunjung yang datang diminta untuk menanam atau mendonasikan anggrek. Dimana hasil dari gerakan 1001 Anggrek Macan ini akan dilepaskan kembali ke hutan.

Program kedua yakni Gerakan Menanam Pohon, yaitu menanam pohon-pohon lokal yang memiliki nilai atau potensi sejarah seperti buah-buahan lokal atau jenis-jenis lainnya, kata Adi.***


 

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020