Hanya berkisar 30 persen petani di Kabupaten Batanghari yang melakukan transaksi jual beli getah karet di pasar lelang karet yang terdapat di daerah itu.

"Hanya berkisar 30 persen petani dan pembeli yang melakukan transaksi jual beli karet di pasar lelang," kata pembeli getah karet di pasar lelang Otoh di Batanghari, Sabtu.

30 persen petani yang melakukan transaksi jual beli tersebut hanya petani yang berada di sekitar wilayah pasar lelang. Sementara petani yang tidak berada di sekitar wilayah pasar lelang karet lebih memilih menjual getah karet nya kepada pengepul yang mendatangi perkebunan warga.

Sementara, transaksi jual beli karet melalui pasar lelang tersebut terbilang efektif bagi para petani karet. Hal itu dikarenakan sistem jual beli yang melibatkan banyak petani dan pembeli tersebut dapat menimbulkan persaingan yang dapat memicu terjadi kenaikan harga.

Meskipun kenaikan harga yang terjadi tidak terlalu tinggi, berkisar Rp500 sampai dengan Rp700 saja.

Minimnya petani yang melakukan transaksi jual beli getah karet di pasar lelang karet turut di sebabkan oleh tidak meratanya pasar lelang karet yang ada di daerah itu. Di Kabupaten Batanghari saat ini hanya terdapat tiga pasar lelang karet yang masih aktif.

Tiga pasar lelang karet yang masih aktif tersebut yakni pasar lelang karet di Desa Penerokan dan Desa Ladang Peris Kecamatan Bajubang. Selanjutnya pasar lelang karet di Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi.

"Tidak merata nya pasar lelang karet yang aktif menyebabkan harga getah karet di setiap wilayah di Batanghari berbeda," kata Otoh.

Sementara itu, tidak sedikit saat ini petani karet di daerah itu yang beralih ke komoditi perkebunan kelapa sawit. Hal tersebut di sebabkan harga getah karet yang tidak kunjung alami kenaikan.

"Sejak enam tahun terakhir harga jual tertinggi karet hanya sampai Rp9.000. Harga jual tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari petani karet, untuk memenuhi kebutuhan lain petani karet harus mencari kerjaan sampingan lainnya," kata petani karet di Batanghari Teguh.

Menurut teguh, setidaknya harga getah karet berkisar di angka Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilogram. Dengan harga tersebut petani karet mampu menyisihkan sebagian penghasilan untuk di tabung.

Petani karet di daerah itu berharap agar pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan harga jual karet. Warga menilai jika kondisi harga karet seperti saat ini terus bertahan hingga dua sampai tiga tahun lagi, kemungkinan besar petani karet sudah langka dijumpai. Dan petani akan beralih ke komoditi yang lebih menjanjikan mengingat kebutuhan hidup semakin meningkat.

"Tidak mungkin petani terus bertahan jika harga karet tak kunjung naik, terlebih saat ini harga getah karet malah anjlok," kata Teguh.

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020