Untuk mewujudkan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi (Unja) menjalin kerjasama dengan PT Sari Aditya Loka (SAL).
"Terdapat dua kegiatan yang bekerjasama dengan perusahaan maupun instansi terkait yakni Magang dan Proyek Kemanusiaan," kata Ketua Jurusan Agribisnis Unja Fuad Muchlis di Jambi, Kamis.
Khusus untuk proyek kemanusiaan, Prodi Agribisnis Unja akan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan pendampingan atau pemberdayaan terhadap indigenous people Suku Anak Dalam (SAD) di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Serta komunitas-komunitas marginal lain yang ada di Jambi dengan mengajak mitra dari BTNBD, NGO dan perusahaan di sekitar TNBD.
"Untuk maksud tersebut, maka Jurusan Agribisnis menggandeng stakeholders terkait yang relevan dan siap menjadi mitra,” kata Fuad Muchlis.
Sementara itu, PT Sari Aditya Loka yang hidup berdampingan dengan warga SAD menyambut baik program tersebut.
Direktur PT SAL, Wahyu Ritonga, mengatakan pihaknya sangat mendukung program yang dicanangkan oleh Jurusan Agribisnis terkait dengan proyek kemanusiaan pada Suku Anak Dalam. Program yang akan dilaksanakan tersebut selaras dengan program PT SAL yang selama ini telah digulirkan.
"Program-program PT SAL sesuai dengan prinsip sejahtera bersama bangsa ini terdiri dari empat program besar yakni Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Ketahanan Pangan," kata Wahyu Ritonga.
Pada bidang pendidikan, PT SAL berharap SAD yang masuk usia sekolah mempu menempuh pendidikan formal maupun informal. Hal tersebut sejalahln dengan ide Merdeka Belajar dari Mendikbud Nadiem Makarim.
Pada bidang kesehatan, PT SAL mengupayakan agar setiap warga SAD mampu mengakses layanan kesehatan. Sedangkan pada bidang ekonomi dan Ketahanan Pangan, PT SAL berupaya agar SAD mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri.
“Untuk layanan kesehatan diberikan secara gratis bagi SAD,” kata Wahyu.
Selama ini, PT SAL telah bekerjasama dengan para stakeholder seperti Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas, Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin dan Pemerintah Daerah Sarolangun. Menurut Wahyu, hadirnya Jurusan Agribisnis Unja menambah mitra PT SAL dalam rangka pembangunan sosial warga SAD.
Wahyu mengungkapkan bahwa mahasiswa, sebagai agen perubahan diharapkan mampu mengenal warga SAD lebih dekat serta memberikan ide dan gagasan yang segar bagi pengembangan program pemberdayaan warga SAD.
“Ide besar mahasiswa sangat dibutuhkan Suku Anak Dalam,” kata Wahyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Terdapat dua kegiatan yang bekerjasama dengan perusahaan maupun instansi terkait yakni Magang dan Proyek Kemanusiaan," kata Ketua Jurusan Agribisnis Unja Fuad Muchlis di Jambi, Kamis.
Khusus untuk proyek kemanusiaan, Prodi Agribisnis Unja akan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan pendampingan atau pemberdayaan terhadap indigenous people Suku Anak Dalam (SAD) di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Serta komunitas-komunitas marginal lain yang ada di Jambi dengan mengajak mitra dari BTNBD, NGO dan perusahaan di sekitar TNBD.
"Untuk maksud tersebut, maka Jurusan Agribisnis menggandeng stakeholders terkait yang relevan dan siap menjadi mitra,” kata Fuad Muchlis.
Sementara itu, PT Sari Aditya Loka yang hidup berdampingan dengan warga SAD menyambut baik program tersebut.
Direktur PT SAL, Wahyu Ritonga, mengatakan pihaknya sangat mendukung program yang dicanangkan oleh Jurusan Agribisnis terkait dengan proyek kemanusiaan pada Suku Anak Dalam. Program yang akan dilaksanakan tersebut selaras dengan program PT SAL yang selama ini telah digulirkan.
"Program-program PT SAL sesuai dengan prinsip sejahtera bersama bangsa ini terdiri dari empat program besar yakni Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Ketahanan Pangan," kata Wahyu Ritonga.
Pada bidang pendidikan, PT SAL berharap SAD yang masuk usia sekolah mempu menempuh pendidikan formal maupun informal. Hal tersebut sejalahln dengan ide Merdeka Belajar dari Mendikbud Nadiem Makarim.
Pada bidang kesehatan, PT SAL mengupayakan agar setiap warga SAD mampu mengakses layanan kesehatan. Sedangkan pada bidang ekonomi dan Ketahanan Pangan, PT SAL berupaya agar SAD mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri.
“Untuk layanan kesehatan diberikan secara gratis bagi SAD,” kata Wahyu.
Selama ini, PT SAL telah bekerjasama dengan para stakeholder seperti Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas, Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin dan Pemerintah Daerah Sarolangun. Menurut Wahyu, hadirnya Jurusan Agribisnis Unja menambah mitra PT SAL dalam rangka pembangunan sosial warga SAD.
Wahyu mengungkapkan bahwa mahasiswa, sebagai agen perubahan diharapkan mampu mengenal warga SAD lebih dekat serta memberikan ide dan gagasan yang segar bagi pengembangan program pemberdayaan warga SAD.
“Ide besar mahasiswa sangat dibutuhkan Suku Anak Dalam,” kata Wahyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020