Perkembangan digitalisasi pada industri perbankan akan berdampak pada penggunaan sumber daya manusia sektor tersebut yang mana aktivitas transaksi manual akan terus berkurang akibat penggunaan layanan digital.
Demikian yang dikatakan oleh Kasubag Pengawasan Bank 2 OJK Provinsi Jambi, Novian Suhardi di Jambi, Sabtu.
Menurut Novian, dengan adanya teknologi digital, diasumsikan ke depannya akan ada penyederhanaan bisnis proses industri perbankan. Tentunya dengan penyederhanaan bisnis proses akan berdampak pada jumlah SDM yang bekerja di industri perbankan.
"Itu pasti karena memang tentu kehadiran teknologi itu untuk lebih memberikan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan," katanya.
[Lebih lanjut ia menyebutkan, hal tersebut lumrah terjadi mengingat perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dibutuhkan. Namun kehadiran teknologi sebetulnya bukan mengurangi penggunaan SDM perbankan melainkan adanya pergeseran kebutuhan SDM.
"Kalau kebutuhan kondisi sekarang dan ke depan dibutuhkan SDM bidang pemasaran, penjualan. Artinya orang-orang yang mampu memasarkan dengan baik dan cakap,"jelasnya.
Kedepan dibutuhkan masa yang lebih besar untuk SDM pemasaran dan sejenisnya. Dirinya menambahkan, kebutuhan marketing, pemasaran dan yang berkaitan dengan penjualan produk tidak bisa hanya mengandalkan teknologi. Karena itu, tetap dibutuhkan SDM yang cakap menguasai bidang ini.
"Kebutuhannya skill komunikasi, skill dalam pemasaran, presentasi mungkin itu skill yang dibutuhkan di masa mendatang untuk berkiprah di industri perbankan. Terkait dengan teknologi, agar mampu bersaing SDM perbankan harus mampu meningkatkan kompetensi dengan melek teknologi digital. Kemampuan TIK dan penguasaan TIK untuk menghadapi revolusi teknologi dan menghadapi globalisasi.
"Nanti dengan pasar bebas ASEAN bisa jadi tenaga kerja asing bisa masuk. Kemampuan beradaptasi dengan menguasai bahasa asing ,"terangnya.
Sementara itu, untuk pengurangan kantor cabang perbankan di Jambi akibat penggunaan digitalisasi perbankan belum terjadi di Jambi. Ke depan bisa saja ada evaluasi perbankan untuk memaksimalkan layanan.
"Kalau sekarang di Jambi nggak ada, "ujarnya.
Senada diungkapkan Manager Area BSI Jambi, Ary Yusnairy Muslim di Jambi mengatakan, transaksi manual di BSI menurun. Di Jambi saja, hampir dua tahun lalu jumlah teller di kantor Area Jambi berjumlah empat teller, namun saat ini hanya berjumlah satu teller.
"Digital banking sudah menjadi keharusan. Kami menyadari harus melakukannya karena kalau tidak akan sulit bersaing, " ungkap Ary.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Demikian yang dikatakan oleh Kasubag Pengawasan Bank 2 OJK Provinsi Jambi, Novian Suhardi di Jambi, Sabtu.
Menurut Novian, dengan adanya teknologi digital, diasumsikan ke depannya akan ada penyederhanaan bisnis proses industri perbankan. Tentunya dengan penyederhanaan bisnis proses akan berdampak pada jumlah SDM yang bekerja di industri perbankan.
"Itu pasti karena memang tentu kehadiran teknologi itu untuk lebih memberikan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan," katanya.
[Lebih lanjut ia menyebutkan, hal tersebut lumrah terjadi mengingat perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dibutuhkan. Namun kehadiran teknologi sebetulnya bukan mengurangi penggunaan SDM perbankan melainkan adanya pergeseran kebutuhan SDM.
"Kalau kebutuhan kondisi sekarang dan ke depan dibutuhkan SDM bidang pemasaran, penjualan. Artinya orang-orang yang mampu memasarkan dengan baik dan cakap,"jelasnya.
Kedepan dibutuhkan masa yang lebih besar untuk SDM pemasaran dan sejenisnya. Dirinya menambahkan, kebutuhan marketing, pemasaran dan yang berkaitan dengan penjualan produk tidak bisa hanya mengandalkan teknologi. Karena itu, tetap dibutuhkan SDM yang cakap menguasai bidang ini.
"Kebutuhannya skill komunikasi, skill dalam pemasaran, presentasi mungkin itu skill yang dibutuhkan di masa mendatang untuk berkiprah di industri perbankan. Terkait dengan teknologi, agar mampu bersaing SDM perbankan harus mampu meningkatkan kompetensi dengan melek teknologi digital. Kemampuan TIK dan penguasaan TIK untuk menghadapi revolusi teknologi dan menghadapi globalisasi.
"Nanti dengan pasar bebas ASEAN bisa jadi tenaga kerja asing bisa masuk. Kemampuan beradaptasi dengan menguasai bahasa asing ,"terangnya.
Sementara itu, untuk pengurangan kantor cabang perbankan di Jambi akibat penggunaan digitalisasi perbankan belum terjadi di Jambi. Ke depan bisa saja ada evaluasi perbankan untuk memaksimalkan layanan.
"Kalau sekarang di Jambi nggak ada, "ujarnya.
Senada diungkapkan Manager Area BSI Jambi, Ary Yusnairy Muslim di Jambi mengatakan, transaksi manual di BSI menurun. Di Jambi saja, hampir dua tahun lalu jumlah teller di kantor Area Jambi berjumlah empat teller, namun saat ini hanya berjumlah satu teller.
"Digital banking sudah menjadi keharusan. Kami menyadari harus melakukannya karena kalau tidak akan sulit bersaing, " ungkap Ary.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021