Kecakapan literasi saat ini menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi. 

Salah satu penyebabnya ditengarai karena rendahnya budaya baca siswa di Indonesia. 

Menindaklanjuti hasil survei tersebut, SMP Negeri 2 Kabupaten Tebo mencoba berbenah. Untuk menumbuhkan kecintaan siswa dalam membaca, SMP Negeri 2 Kabupaten Tebo menggagas gerakan literasi sekolah yang sudah dicanangkan sejak tahun 2019 yang lalu. 

Gerakan literasi sekolah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat untuk membaca dan menulis agar seluruh warga sekolah memiliki minat baca yang baik. Konteks literasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Kabupaten Tebo tidak hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisa suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan itu. 

“Program literasi ini kami gagas melihat minat baca siswa yang kurang. Sehingga dengan adanya program literasi, minat baca siswa akan membudaya sehingga jendela dunia akan terbuka,” kata Bapak Wahyudi Dwi Muljono, S.Pd. selaku kepala sekolah.

Lebih lanjut Kepala SMP Negeri 2 Kabupaten Tebo mengatakan bahwa ada beberapa kiat dalam melaksanakan program literasi. Diantaranya menyusun jadwal dengan mengalokasikan waktu lima belas menit untuk membaca sebelum memasuki jam pelajaran pertama setiap hari Selasa, Rabu dan Sabtu. Kemudian dilanjutkan setiap bulan ada kegiatan literasi bersama di taman baca.

“Dalam kegiatan literasi bersama ini, siswa yang mau berpartisipasi akan menyampaikan apa yang dibacanya di depan umum. Tidak sampai di situ, setiap akhir semester kami juga mengadakan perlombaan literasi,” ujarnya bersemangat.

Libatkan warga sekolah

Sebagai fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation, Dicky mengajak rekan-rekan kepala sekolah lainnya untuk terus menguatkan kapasitas dalam meningkatkan literasi. 

Gerakan literasi sekolah merupakan gerakan yang memerlukan dukungan dan sinergi warga sekolah dan orangtua.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Kegiatan membaca tersebut tentunya tidak hanya dilakukan oleh siswa namun juga dilakukan oleh guru.

Lebih lanjut kepala sekolah mengungkapkan bahwa di awal program memang ada kendala. Kendala-nya karena kurang terbiasa, sehingga agak sulit mengajak siswa untuk membaca. Penghambat kegiatan literasi berikutnya yaitu kurang tersedianya buku-buku yang menarik sesuai dengan usia anak tingkat sekolah menengah. 

Sekolah mencoba memfasilitasi dengan membuat pojok baca di setiap kelas, melengkapi isi perpustakaan dan membuat taman baca.

Minat baca

Maulida Khilmaya, salah seorang siswi SMP Negeri 2 Kabupaten Tebo mengungkapkan perasaan senang dengan adanya gerakan literasi tersebut. 

"Adanya gerakan literasi di sekolah ditunjang dengan adanya pojok baca di dalam kelas membuat minat baca saya meningkat," katanya.

Ibu Andwi Putri Rezki, yang juga salah seorang guru menambahkan bahwa gerakan literasi adalah solusi untuk meningkatkan minat baca bagi siswa. Melalui gerakan literasi bisa menjadi sarana mengenal, memahami dan memperdalam ilmu bagi siswa. Dengan membaca wawasan dan pengetahuan siswa akan semakin luas, gagasan akan semakin tajam dan kreatifitas akan semakin meningkat. 

"Harapan saya dan harapan kita bersama kegiatan literasi ini membudaya di kalangan guru dan siswa. Dengan adanya program literasi anak-anak menjadi termotivasi untuk membaca," kata Wahyudi Dwi Muljono. 



Oleh: Dicky Eka Putra, S.Pd., M.Pd.
SMP Negeri 41 Kabupaten Tebo/ Fasilitator Nasional Program PINTAR Tanoto Foundation

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022