Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak , termasuk hewan kurban memunculkan sedikit kekhawatiran dalam mengkonsumsi daging.
Akademisi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Riska Rian Fauziah PhD memaparkan beberapa tips tentang cara aman mengonsumsi daging kurban di tengah maraknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.
"Mengonsumsi daging dan susu sapi di tengah mewabahnya PMK itu aman, meskipun dari ternak yang terinfeksi PMK selama proses memasaknya sudah benar," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
"Sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan saat perhelatan ibadah kurban di tengah wabah PMK itu adalah penyebaran virus PMK yang semakin massif," ucap pakar daging FTP Unej itu.
Anggota Kelompok Riset Pangan ASUH itu mengatakan, panitia kurban perlu memastikan hewan yang akan disembelih sehat Meskipun secara penampakan ternak tersebut terlihat sehat, belum tentu bebas PMK.
"Hal itu karena masa inkubasi virus PMK adalah 1-14 hari, sehingga panitia kurban perlu memperhatikan sanitasi hygiene yang benar untuk mengurangi risiko penyebaran PMK," ucap pengajar Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Unej itu.
Panitia perlu memilah orang yang menangani daging dan yang menangani jeroan. Orang yang menangani jeroan tidak boleh kontak lagi dengan daging dan jeroan sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum dibagikan.
"Peralatan yang digunakan dalam proses penyembelihan dilakukan pembersihan dengan desinfektan atau detergen. Limbah dari penyembelihan sebaiknya tidak langsung dibuang ke lingkungan, tetapi dibakar terlebih dahulu atau dikubur," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
Akademisi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Riska Rian Fauziah PhD memaparkan beberapa tips tentang cara aman mengonsumsi daging kurban di tengah maraknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.
"Mengonsumsi daging dan susu sapi di tengah mewabahnya PMK itu aman, meskipun dari ternak yang terinfeksi PMK selama proses memasaknya sudah benar," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
"Sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan saat perhelatan ibadah kurban di tengah wabah PMK itu adalah penyebaran virus PMK yang semakin massif," ucap pakar daging FTP Unej itu.
Anggota Kelompok Riset Pangan ASUH itu mengatakan, panitia kurban perlu memastikan hewan yang akan disembelih sehat Meskipun secara penampakan ternak tersebut terlihat sehat, belum tentu bebas PMK.
"Hal itu karena masa inkubasi virus PMK adalah 1-14 hari, sehingga panitia kurban perlu memperhatikan sanitasi hygiene yang benar untuk mengurangi risiko penyebaran PMK," ucap pengajar Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Unej itu.
Panitia perlu memilah orang yang menangani daging dan yang menangani jeroan. Orang yang menangani jeroan tidak boleh kontak lagi dengan daging dan jeroan sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum dibagikan.
"Peralatan yang digunakan dalam proses penyembelihan dilakukan pembersihan dengan desinfektan atau detergen. Limbah dari penyembelihan sebaiknya tidak langsung dibuang ke lingkungan, tetapi dibakar terlebih dahulu atau dikubur," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022