BKKBN menggelar kegiatan Intensifikasi Pelayanan KBKR bersama mitra kerja pada kegiatan momentum pelayanan KB perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat tahun 2023 tepatnya di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (14/9)
Kepala Perwakilan BKKBN Jambi, Putut Riyatno mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan kesertaan ber-KB tahun 2023.
Putut menjelaskan, BKKBN memiliki salah satu program unggulan yaitu program bangga kencana yang merupakan akronim dari pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana. Program bangga kencana berkontribusi bukan hanya membatasi jumlah kelahiran, namun meningkatkan kualitas manusia, diantaranya meningkatkan gizi ibu dan anak, mutu tenaga kerja, produktivitas, tingkat pendidikan, kesehatan dan mengentaskan kemiskinan.
Sasaran umum pembangunan program bangga kencana antara lain terkendalinya laju pertumbuhan penduduk, meningkatnya ketahanan keluarga, terkendalinya perkembangan reproduksi remaja, serta terbangunnya kelembagaan dan jaringan pengelola program KB.
Dalam rangka menekan dan mengendalikan kelahiran, pemerintah menetapkan kebijakan program keluarga berencana (KB), diantaranya melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Upaya yang dimaksud dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan.
“Wilayah perbatasan antar provinsi seringkali menjadi area dimana masyarakat mengalami hambatan dalam mendapatkan akses pelayanan kontrasepsi. Oleh karena itu, BKKBN berupaya maksimal agar pelayanan KB dapat menjangkau daerah-daerah perbatasan sehingga tidak menjadi faktor penyebab tingginya angka unmetneed sehingga berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan,” kata Putut.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan program KB, lanjutnya, bukan hanya merupakan keberhasilan pemerintah saja, akan tetapi merupakan peran seluruh komponen serta kader KB yang ada melalui program-program lintas instansi yang bersifat koordinatif dan sinergis. Bahkan realitas di lapangan memperlihatkan bahwa upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ber-KB, baik dalam memilih alat kontrasepsi dan menjadi peserta KB lestari, serta mengarahkan keluarga-keluarga agar menjadi keluarga yang sejahtera dan berkualitas merupakan proses panjang yang berkelanjutan dan melibatkan para pihak pemangku kepentingan, relawan, provider serta adanya komitmen dari pemerintah maupun tokoh agama dan masyarakat.
“Termasuk didalamnya memerlukan kolaborasi antara BKKBN Provinsi Jambi dan BKKBN Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu wujud nyata kepedulian terhadap perwujudan keluarga berkualitas, dalam mendorong dan mengajak masyarakat termasuk memfasilitasi daerah perbatasan agar memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan KB,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, berdasarkan hasil perhitungan indikator kinerja utama (IKU) BKKBN tahun 2022 capaian Provinsi Jambi yakni: angka kelahiran total/total fertility rate (TFR) sebesar 2,18; persentase pemakaian kontrasepsi modern/modern contraceptive prevalence rate (mCPR) sebesar 64,9%, persentase peserta kb aktif (PA) MKJP sebesar 16,8%, persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (UNMET NEED) sebesar 11,5%.
Adapun upaya yang telah dilakukan untuk mendukung peningkatan pencapaian indikator utama tersebut antara lain menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di fasilitas Kesehatan, memperkuat jejaring kemitraan dalam pelayanan KB berkualitas dengan penggerakan serta pemberdayaan fasilitas pelayanan yang ada, meningkatkan kompetensi provider/tenaga pelayanan KB MKJP melalui pelatihan teknis medis dan sertifikasi kompetensi, intensifikasi pelayanan KB di faskes, apresiasi bagi tenaga kesehatan pelayanan KB dan akselerasi peningkatan hasil pelayanan KB melalui kegiatan momentum.
Sedangkan berdasarkan data SIGA bulan Juli 2023, capaian peserta KB baru Kabupaten Kerinci yaitu 73,5%, peserta KB aktif 102,1%, prevalensi kontrasepsi modern (mCPR) 78,4% dan unmet need sebesar 7,3%. Melalui pelayanan KB perbatasan ini diharapkan dapat meningkatkan mCPR dan menurunkan angka unmet need tersebut.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat, Fatmawati berharap penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat semakin meningkatkan kerjasama antara Jambi dan Sumatera Barat serta membawa manfaat yang baik bagi perkembangan program Banggakencana
“Semoga pelayanan KB pada kegiatan ini berjalan dengan lancar, dan kita arahkan dan berharap akseptor untuk dapat memakai alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan perlu gerakan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mudah-mudahan dengan kegiatan ini apa yang menjadi cita-cita kita bersama tercapai,” kata Fatmawati.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Jambi menyerahkan ATTG (alat teknologi tepat guna) dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha masyarakat. Kemudian Kepala Bank Jambi Cabang Kerinci menyerahkan uang sebesar Rp210 juta untuk anak stunting. Sedangkan jumlah akseptor yang akan dilayani di wilayah perbatasan sebanyak 260 orang.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023
Kepala Perwakilan BKKBN Jambi, Putut Riyatno mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan kesertaan ber-KB tahun 2023.
Putut menjelaskan, BKKBN memiliki salah satu program unggulan yaitu program bangga kencana yang merupakan akronim dari pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana. Program bangga kencana berkontribusi bukan hanya membatasi jumlah kelahiran, namun meningkatkan kualitas manusia, diantaranya meningkatkan gizi ibu dan anak, mutu tenaga kerja, produktivitas, tingkat pendidikan, kesehatan dan mengentaskan kemiskinan.
Sasaran umum pembangunan program bangga kencana antara lain terkendalinya laju pertumbuhan penduduk, meningkatnya ketahanan keluarga, terkendalinya perkembangan reproduksi remaja, serta terbangunnya kelembagaan dan jaringan pengelola program KB.
Dalam rangka menekan dan mengendalikan kelahiran, pemerintah menetapkan kebijakan program keluarga berencana (KB), diantaranya melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Upaya yang dimaksud dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan.
“Wilayah perbatasan antar provinsi seringkali menjadi area dimana masyarakat mengalami hambatan dalam mendapatkan akses pelayanan kontrasepsi. Oleh karena itu, BKKBN berupaya maksimal agar pelayanan KB dapat menjangkau daerah-daerah perbatasan sehingga tidak menjadi faktor penyebab tingginya angka unmetneed sehingga berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan,” kata Putut.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan program KB, lanjutnya, bukan hanya merupakan keberhasilan pemerintah saja, akan tetapi merupakan peran seluruh komponen serta kader KB yang ada melalui program-program lintas instansi yang bersifat koordinatif dan sinergis. Bahkan realitas di lapangan memperlihatkan bahwa upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ber-KB, baik dalam memilih alat kontrasepsi dan menjadi peserta KB lestari, serta mengarahkan keluarga-keluarga agar menjadi keluarga yang sejahtera dan berkualitas merupakan proses panjang yang berkelanjutan dan melibatkan para pihak pemangku kepentingan, relawan, provider serta adanya komitmen dari pemerintah maupun tokoh agama dan masyarakat.
“Termasuk didalamnya memerlukan kolaborasi antara BKKBN Provinsi Jambi dan BKKBN Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu wujud nyata kepedulian terhadap perwujudan keluarga berkualitas, dalam mendorong dan mengajak masyarakat termasuk memfasilitasi daerah perbatasan agar memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan KB,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, berdasarkan hasil perhitungan indikator kinerja utama (IKU) BKKBN tahun 2022 capaian Provinsi Jambi yakni: angka kelahiran total/total fertility rate (TFR) sebesar 2,18; persentase pemakaian kontrasepsi modern/modern contraceptive prevalence rate (mCPR) sebesar 64,9%, persentase peserta kb aktif (PA) MKJP sebesar 16,8%, persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (UNMET NEED) sebesar 11,5%.
Adapun upaya yang telah dilakukan untuk mendukung peningkatan pencapaian indikator utama tersebut antara lain menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di fasilitas Kesehatan, memperkuat jejaring kemitraan dalam pelayanan KB berkualitas dengan penggerakan serta pemberdayaan fasilitas pelayanan yang ada, meningkatkan kompetensi provider/tenaga pelayanan KB MKJP melalui pelatihan teknis medis dan sertifikasi kompetensi, intensifikasi pelayanan KB di faskes, apresiasi bagi tenaga kesehatan pelayanan KB dan akselerasi peningkatan hasil pelayanan KB melalui kegiatan momentum.
Sedangkan berdasarkan data SIGA bulan Juli 2023, capaian peserta KB baru Kabupaten Kerinci yaitu 73,5%, peserta KB aktif 102,1%, prevalensi kontrasepsi modern (mCPR) 78,4% dan unmet need sebesar 7,3%. Melalui pelayanan KB perbatasan ini diharapkan dapat meningkatkan mCPR dan menurunkan angka unmet need tersebut.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat, Fatmawati berharap penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat semakin meningkatkan kerjasama antara Jambi dan Sumatera Barat serta membawa manfaat yang baik bagi perkembangan program Banggakencana
“Semoga pelayanan KB pada kegiatan ini berjalan dengan lancar, dan kita arahkan dan berharap akseptor untuk dapat memakai alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan perlu gerakan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mudah-mudahan dengan kegiatan ini apa yang menjadi cita-cita kita bersama tercapai,” kata Fatmawati.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Jambi menyerahkan ATTG (alat teknologi tepat guna) dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha masyarakat. Kemudian Kepala Bank Jambi Cabang Kerinci menyerahkan uang sebesar Rp210 juta untuk anak stunting. Sedangkan jumlah akseptor yang akan dilayani di wilayah perbatasan sebanyak 260 orang.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023