Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan dua tahun 2024 sebesar 4,15 persen year on year (yoy) yang masih ditopang oleh sektor pertanian dan pertambangan.

Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo, di Jambi, Senin (5/8), mengatakan distribusi terbesar perekonomian Jambi pada triwulan dua masih dari lapangan usaha pertanian dan pertambangan.

Sektor pertanian tumbuh 3,06 persen (yoy) dengan distribusi bagi pertumbuhan ekonomi sebesar 34,10 persen. Sedangkan pertambangan terkontraksi -0,94 persen, namun masih memberikan andil sebesar 13,21 persen.

Pertumbuhan sektor pertanian dipicu oleh peningkatan produksi tanaman hortikultura dan perkebunan selama triwulan II-2024.
Subsektor tanaman pangan dan peternakan mengalami pertumbuhan yang cukup impresif.

BPS mencatat pertambangan batu bara terkontraksi, namun pertambangan minyak dan gas bumi tumbuh positif. Volume ekspor batu bara pada triwulan dua 2024 mencapai 579 ribu ton atau menurun 57 persen dibandingkan triwulan II-2023 yang mencapai 1,37 juta ton.

Dibandingkan triwulan dua 2023, pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Pada triwulan dua 2024 lapangan usaha yang tumbuh signifikan adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh sebesar 14,74 persen.

Kemudian diikuti konstruksi sebesar 12,19 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,50 persen, pengadaan listrik dan gas sebesar 9,32 persen serta transportasi dan pergudangan 8,21 persen.

Dari sisi pengeluaran, ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan dua 2024 terhadap triwulan II-2023 (yoy) menurut pengeluaran tumbuh sebesar 4,15 persen.

Pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PK-LNPRT sebesar 7,99 persen, diikuti oleh komponen PK-P sebesar 7,55 persen.

Komponen ekspor barang dan jasa tumbuh 5,94 persen serta impor barang dan jasa sebesar 5,70 persen, komponen PK-RT 4,58 persen, PMTB tumbuh sebesar 2,60 persen.

Perekonomian Provinsi Jambi yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan dua 2024 mencapai Rp81,16 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp44,15 triliun.

Sementara itu, selama semester satu 2024 terhadap semester I tahun lalu mengalami pertumbuhan sebesar 4,00 persen (c-to-c).

Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,26 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,08 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Warsono mengatakan melihat pertumbuhan ekonomi Jambi saat ini, maka sudah seharusnya pemerintah daerah mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru, agar tidak bergantung dengan sektor pertanian dan pertambangan.

Warsono juga mengingatkan pemerintah setempat untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi di dua triwulan terakhir 2024 agar tetap di atas empat persen.

"Mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru agar ketergantungan pada dua sektor utama pertanian dan pertambangan, bisa terdistribusi ke sektor lain," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman mengatakan dibutuhkan inovasi untuk mendatangkan pendapatan asli daerah supaya tidak bergantung dengan kebutuhan dasar.

Sudirman menyebutkan beberapa sektor yang bisa dikembangkan yaitu pariwisata yang akan memberikan dampak bagi sektor transportasi dan akomodasi.

"Pendapatan dari sektor transportasi dan akomodasi. Itu harus dipacu. Banyak orang datang ke Jambi, karena kegiatan atau pariwisata itu bisa menopang harus ada kreasi baru memasukkan pendapatan itu," kata Sudirman pula.

Pewarta: Tuyani

Editor : Dolly Rosana


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024