Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi menerima bantuan dari pihak swasta untuk pelestarian habitat gajah Sumatera di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang dijalankan guna melindungi keberlangsungan ekosistem.
Gubernur Jambi Al Haris di Jambi, Kamis, mengatakan dalam melestarikan Alam Bukit Tiga Puluh membutuhkan kolaborasi pihak-pihak yang peduli dengan kondisi alam serta habitatnya.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Jambi memberikan rasa hormat dan apresiasi kepada Permata Bank atas niat baiknya untuk membantu Jambi khususnya konservasi alam di Bukit Tiga Puluh," katanya saat peluncuran program konservasi ekosistem sosial dan lingkungan hidup Bukit Tigapuluh.
Haris menuturkan Pemprov Jambi membutuhkan kolaborasi dari pihak swasta, BUMN, BUMD dan lain sebagainya untuk mendukung pembangunan daerah termasuk salah satunya yaitu konservasi alam Bukit Tiga Puluh ini karena keterbatasan APBD Provinsi Jambi.
“Keanekaragaman hayati luar biasa tidak mungkin kita bisa biaya semuanya kalau tidak didorong, dibantu, didukung oleh teman-teman dari pihak-pihak perusahaan baik itu BUMN BUMD dan swasta lainnya,” kata.
Dia berharap, berbagai badan usaha yang ada di Provinsi Jambi dapat mengoptimalkan keberadaan Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, serta turut mendorong dan memastikan agar forum TJSLBU dapat berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Direktur Utama Permata Bank Meliza M Rusli mengatakan inisiatif mendukung pelestarian ekosistem, sosial, dan lingkungan hidup di wilayah Bukit Tiga Puluh, Kabupaten Tebo sebagai bentuk dukungan pembangunan berkelanjutan dan pelestarian alam di Indonesia.
Bukit Tiga Puluh adalah tempat penting bagi pelestarian satwa liar. Seluas 60 ribu hektare dari kawasan ini telah ditetapkan oleh Gubernur Jambi sebagai Koridor Hidupan Liar Datuk Gedang yang juga merupakan penyangga Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Tidak kurang dari 120 ekor gajah Sumatra dan berbagai satwa dilindungi lainnya, seperti harimau dan orangutan hidup di kawasan ini. Selain itu, masyarakat Talang Mamak dan Suku Anak Dalam juga menjadikan kawasan ini sebagai rumah.
Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab telah mempersempit ruang hidup satwa liar dan manusia. Untuk itu, perlu ada keseimbangan ekosistem yang memungkinkan manusia dan satwa liar berbagi ruang.
Upaya konservasi untuk melindungi kelangsungan hidup gajah Sumatra juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekitar secara berkelanjutan.
Fokus program pelestarian habitat gajah Sumatra melalui upaya reforestasi, peningkatan kualitas perekonomian masyarakat melalui agroforestri, serta renovasi fasilitas pendidikan.
Pelestarian habitat gajah Sumatra melalui konsep berbagi ruang membutuhkan dukungan banyak pihak. WWF-Indonesia mengapresiasi dan mendukung langkah dan upaya pelestarian habitat gajah Sumatra di koridor hidupan liar di mana gajah, harimau, dan orangutan hidup bersama di dalam satu kawasan.
Adapun upaya reforestasi dilakukan melalui penanaman 3.600 bibit pohon di area hutan yang dapat memenuhi keluhan pakan habitat di dalamnya guna mendukung keberlangsungan gajah Sumatra.
Kualitas perekonomian dan pemberdayaan masyarakat pun diperhatikan melalui upaya peningkatan produksi madu dari lebah kelulut, serta pengembangan budidaya tanaman bernilai ekonomi seperti kopi.
Selain itu, program ini secara khusus juga ingin menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak-anak suku Talang Mamak melalui dukungan perbaikan sarana dan prasarana sekolah di SDN 167-VIII Kelas Jauh Dusun Semerantihan,
Desa Suo Suo.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Jambi terima bantuan pelestarian gajah di Bukit Tiga Puluh
Pemprov Jambi terima bantuan dari swasta untuk pelestarian gajah di Bukit Tiga Puluh
Jumat, 16 Agustus 2024 18:36 WIB