Jambi (ANTARA Jambi) - Kematian mendadak ternak kerbau milik warga Desa Teluk Leban, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi, yang diduga akibat penyakit ngorok terus bertambah.
Sebelumnya pada Senin (21/1), warga Desa Teluk Leban melaporkan sebanyak 17 kerbau milik warga desa tersebut ditemukan mati akibat penyakit ngorok (septichaemia epizooticae (SE), dan pada Selasa (22/1) ditemukan lagi ada empat kerbau yang mati.
"Kasus penyakit ternak kerbau ini sangat mengkhawatirkan peternak, sebab hanya dalam seminggu terakhir 21 kerbau warga mati mendadak. Kami sudah melaporkan kasus tersebut, kerbau kelompok peternak saya banyak yang mati," kata Ketua Kelompok Tani Tekat Makmur Asbahani Tiram ketika ditemui ANTARA, Selasa.
Ia mengatakan, dalam Kelompok Tani Tekat Makmur mempunyai tujuh pemadang, terdiri dari kelompok Pemadang Bencah, Durian Santan, TLS, Sokel, Pematang Cupak, Jirak dan Batas.
"Dalam satu kelompok tani terdiri dari tujuh pemadang dengan jumlah kepala keluarga yang memiliki ternak kerbau sekitar 205 KK dengan populasi ternak kerbau sebanyak 622 ekor," ungkapnya.
Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batanghari Hj Zusridawati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi Jambi langsung turun ke lokasi untuk menindaklanjuti kematian 21 kerbau di Desa Teluk Leban sekaligus melakukan pengobatan pada ternak warga yang masih hidup.
"Kita sudah melakukan pengobatan dan memberi antibiotik serta vitamin secara gratis kepada 167 ternak kerbau milik warga yang masih hidup," ujarnya ketika ditemui di lapangan.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Provinsi Jambi Juli Supriyono, kematian kerbau akibat penyakit ngorok biasanya diawali dengan sakit selama empat hari.
Di tempat terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Marosebo Ulu, Efirizal juga menjelaskan, penyakit ngorok yang menyerang kerbau diawali dengan demam tinggi, mata merah, kemudian kerbau tersebut ngorok atau terkena SE.
"Penyakit ngorok inilah yang menyebabkan kematian 21 ternak kerbau milik warga Desa Teluk Leban," katanya.
Ternak kerbau yang mati tersebut diketahui belum pernah divaksin dan umur kerbau yang mati rata-rata berusia dibawah dua tahun.
"Kematian kerbau ini disebut kasus bukan wabah, kalau wabah itu berarti sudah menyebar ke mana-mana. Penyakit ini hanya terjadi di Desa Teluk Leban," tambahnya.(Ant)