Jakarta, Antarajambi.com - Ketua Komite Kolonisasi PBB Rafael Ramirez
menyampaikan klarifikasi terkait artikel harian Inggris, Guardian, yang
menyebutkan aktivis Gerakan Pembebasan Papua Barat Benny Wenda telah
menyampaikan petisi permintaan referendum untuk Papua kepada Komite
Dekolonisasi PBB.
"Sebagai Ketua Komite Khusus Dekolonisasi PBB
(C-24), saya maupun Sekretariat Komite, tidak pernah menerima, secara
formal maupun informal, petisi atau siapapun mengenai Papua seperti yang
diberitakan dalam koran Guardian," kata Rafael di markas besar PBB di
New York, seperti dilansir dari siaran pers, Jumat.
Menjawab
pertanyaan wartawan apakah dia pernah berkomunikasi dengan Benny Wenda,
Rafael menegaskan tidak mungkin berhubungan dengan pihak-pihak di luar
agenda C24, sembari menyampaikan kegusarannya atas banyaknya individu
maupun pihak-pihak tertentu yang memanipulasi namanya untuk propaganda.
Lebih lanjut dia menegaskan sangat menghormati integritas dan kedaulatan wilayah semua anggota PBB.
"Sebagai
sesama anggota Gerakan Non Blok, kita selalu menjunjung tinggi prinsip
utama GNB yang menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara
anggota," katanya, menegaskan bahwa Venezuela tidak pernah melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah
Indonesia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB, Triansyah
Djani, mengatakan bahwa pernyataan Ketua Komite Dekolonisasi membuktikan
kelompok separatis dan Benny Wenda terus menyebarkan hoax dan
kebohongan kepada publik.
Menurut dia, kegiatan bohong seperti ini sering dilakukan apabila ada pertemuan besar dan terdapat pejabat tinggi PBB.
"Tahun
lalu Benny Wenda pernah menyebutkan bahwa telah menyerahkan dokumen
mengenai Papua kepada Sekjen PBB, namun setelah di konfirmasi ke kantor
Sekjen PBB ternyata bohong," kata Triansyah.
PBB sebut petisi referendum Papua Barat Benny Wenda hanya propadanda
Jumat, 29 September 2017 16:00 WIB