Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa BUMN farmasi Indonesia siap berkolaborasi teknologi dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab dalam rangka penanganan COVID-19.
Dalam jumpa pers virtual dari UEA, Sabtu, Erick mengemukakan MOU itu ditekankan pada penerapan alat deteksi COVID-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerjasama yang luas di bidang layanan kesehatan, termasuk riset dan distribusi.
"Saya berterima kasih kepada Ibu Retno (Menteri Luar Negeri RI) atas kelancaran road show yang sudah berlangsung di dua negara. Terutama di UEA yang hasilnya sangat maksimal. Tak hanya di bidang kesehatan kita mencapai banyak kesepakatan, tapi juga di bidang pangan dan energi yang menjadi prioritas kami dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi COVID-19 ini," ujar Erick.
Baca juga: Perusahaan UAE sediakan 10 juta dosis vaksin untuk Indonesia
Dalam MOU dengan G42, dikemukakan, Kimia Farma dan Indofarma akan berbagi tugas. Indofarma, akan kolaborasi dengan G42 ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu penelusuran orang yang terpapar virus COVID-19.
Sedangkan Kimia Farma akan fokus pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin COVID-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.
"Direncanakan pada kuartal III 2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin COVID-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi, UEA," paparnya.
Baca juga: Indonesia bahas kerja sama kesehatan, ekonomi dengan UAE
Hal ini, kata Erick, transformasi pada industri farmasi dalam negeri tidak membuat Indonesia menjadi jago kandang.
"Kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri," ucap Menteri BUMN.
Erick menambahkan, kerjasama ini akan berlangsung untuk jangka panjang. Sedianya, G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika.
Baca juga: Erick: Imunisasi massal awal 2021 setelah vaksin COVID-19 ditemukan