Beijing (ANTARA) - Seorang pria di Provinsi Sichuan, China, ditembak mati setelah mengeluarkan ancaman akan meledakkan bom dan menolak menyerah kepada petugas kepolisian.
Dalam rilis tersebut, Ma diduga memegang alat kendali jarak jauh (remote-control) dan meletakkan empat bahan peledak saat hendak ditangkap.
Ma juga mengaku masih menyimpan belasan kilogram bahan peledak di rumah kontrakannya.
Pelaku ditembak mati setelah dalam waktu 16 jam polisi gagal membujuknya untuk menyerah, demikian laman berita GIExpat.
"Setelah dibujuk beberapa kali selama 16 jam, tersangka Ma tetap menolak dengan memegang remote-control dan berulang kali mengancam akan meledakkan bahan peledak," kata polisi.
Sedikitnya tujuh unit bom rakitan ditemukan polisi dan dijinakkan setelah melalui penggeledahan selama hampir enam jam. (T.M038)
Baca juga: Ledakan Kedubes AS di Beijing, tak ada korban jiwa
Baca juga: Lima orang tewas dalam serangan di Xinjiang