New York (ANTARA) - Harga minyak melonjak pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), didorong meredanya kekhawatiran atas resesi ekonomi, tetapi jatuh untuk minggu ketiga berturut-turut setelah penurunan tajam awal pekan ini menjelang kenaikan suku bunga acuan dan kekhawatiran krisis perbankan AS akan memperlambat ekonomi dan menekan permintaan bahan bakar.
Kontrak acuan Brent menyelesaikan minggu ini dengan penurunan sekitar 5,3 persen, sementara WTI anjlok 7,1 persen, bahkan setelah rebound pada Jumat (5/5/2023). Kedua harga acuan tersebut turun selama tiga minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak November.
"Minyak mentah sedang mencoba membalikkan penurunan harga baru-baru ini yang dipicu oleh suku bunga yang lebih tinggi dan kekhawatiran resesi sebagian besar di sektor perbankan," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Kekhawatiran pasar atas resesi mereda dan selera risiko kembali pada Jumat (5/5/2023), berkat laporan ketenagakerjaan yang kuat di Amerika Serikat dan rebound pada saham bank-bank regional.
Data penggajian non-pertanian (NFP) AS meningkat 253.000 pada April, lebih tinggi dari perkiraan konsensus 178.000, dan tingkat pengangguran pada April turun menjadi 3,4 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar 3,6 persen, data dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS Jumat (5/5/2023) menunjukkan.
Setelah jatuh jauh dari level tertinggi pada 12 April, "minyak mentah WTI telah mencapai dasar yang jelas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multi-aset daring.
Minyak WTI menguat karena kekhawatiran resesi mereda setelah rilis laporan data penggajian non-pertanian AS, dan pedagang menggunakan aksi jual baru-baru ini sebagai peluang untuk membangun posisi beli minyak WTI, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
Sementara itu, jumlah rig pengeboran minyak aktif di Amerika Serikat dan Kanada menurun masing-masing tiga dan dua menjadi 588 dan 34, menurut angka yang dikeluarkan oleh pemasok layanan ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (5/5/2023).