Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menegaskan bahwa kemandirian strategis merupakan hal penting dalam ketahanan geo-ekonomi dan kebijakan energi nasional.
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily mengatakan saat ini terdapat berbagai tantangan global, yakni meningkatnya tensi geopolitik global, disrupsi ekonomi lintas batas, serta ketegangan dalam penguasaan sumber daya energi yang kini menjadi panggung kontestasi berbagai kekuatan besar yang ada di dunia.
"Kemandirian strategis ini terus ditekankan sebagaimana arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto," ujar Ace dalam acara Jakarta Geopolitical Forum IX 2025 di Jakarta, Selasa.
Dia menyebutkan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi fragmentasi geo-ekonomi, yaitu suatu kondisi ketika ketidakpastian politik dan ekonomi global memicu lahirnya aliansi atau blok perdagangan baru, proteksionisme energi, serta reshoring (penyimpanan ulang) rantai pasok strategis.
Hal tersebut, kata dia, berdampak secara langsung kepada kebijakan energi nasional negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Maka dari itu, Lemhannas menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum IX 2025, sebagai forum dialog geopolitik internasional dengan tema Fragmentasi Geo-ekonomi dan Ketahanan Energi pada 24-25 Juni 2025.
Ace mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan forum ilmiah yang mempertemukan para peneliti dan akademisi dari berbagai negara untuk menghasilkan penelitiannya tentang geo-ekonomi dan ketahanan energi.
Saat ini, disebutkan bahwa telah terkumpul sebanyak 165 artikel dari delapan negara yang terdiri atas Rusia, Belgia, Nigeria, Malaysia, Slovakia, India, Korea, dan Hungaria.
"Seluruh call paper ini, yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara, akan dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran dan gagasan berupa prosiding ilmiah yang terakreditasi secara internasional," tutur dia.
Forum mengangkat empat fokus utama, yakni dinamika ekonomi global dan keseimbangan kekuatan mendukung kebijakan energi berkelanjutan; hilirisasi, industrialisasi, dan ketahanan energi dalam merespons perubahan geopolitik kontemporer dunia; peran energi terbarukan dalam pergeseran geopolitik dan geo-ekonomi global; serta strategi adaptasi kota global mendukung ketahanan energi dan ekonomi.
Keempat topik tersebut dibahas melalui proses dialog panel lintas sektoral serta disiplin keilmuan guna menghasilkan rumusan kebijakan energi yang berdaya saing, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika global.