Jambi (ANTARA Jambi) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jambi Hj. Yusniana Hasan Basri mengharapkan agar pemerintah terus melakukan pembinaan untuk mengembangkan batik Jambi dan meningkatkan kesejahteraab para pengrajin.

"Harus ada upay optimal untuk mengembangkan batik Jambi mengingat saat ini minat pengrajin batik tulis di Jambi mengalami penurunan, sebab perajin lebih suka membuat batik dengan sistem cap," katanya di Jambi, Kamis.

Harapan itu disampaikan Yusniana saat pembukaan pelatihan pengembangan desain dan pewarnaan alam yang dilaksanakan oleh Dekranasda Provinsi Jambi bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Provinsi Jambi.

Pelatihan yang akan berlangsung hingga 22 Juni itu mengundang perwakilan dari Museum Nasional Jakarta Darami, dan perwakilan dari Museum Tekstil Trisni dan Gianto, pelatihan diikuti 25 pengrajin dari kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.

Pelatihan pengembangan desain batik tulis, pewarna batik dan pembuatan canting ini merupakan salah satu bentuk pembinaan pengembangan kerajinan batik Jambi .
 
Lebih lanjut Yusniana mengharapkan pelatihan ini dapat meningkatkan mutu desain batik, yang saat ini masih kurang variasinya atau monoton, dan pemerintah dapat mencari solusi terbaik untuk meningkatkan minat perajin agar lebih menyukai batik tulis.

"Kita harapkan ke depan batik Jambi dapat memiliki ciri khas dari setiap kabupaten/kota, dan dapat diproduksi dengan harga yang murah dan terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah," ujarnya.  Selama ini batik tulis harganya sangat mahal dan relatif hanya mampu dibeli oleh kalangan atas.

Ia mengatakan, perhatian pemerintah dalam pengembangan batik di Provinsi Jambi sudah sangat baik, namun di sisi lain hasilnya belum dirasakan optimal, terutama dalam pengembangannya.

Diharapkan melalui berbagai pelatihan dan inovasi serta kreasi yang dilakukan, batik Jambi akan kembali mendapat tempat di hati masyarakat.

"Hal ini perlu saya sampaikan mengingat saat ini cukup banyak pakaian batik dari negara lain yang beredar di pasaran, antara lain dari Korea, China dan Malaysia," ujarnya.

Jika kondisi ini tidak segera diantisipasi, batik Jambi akan kalah bersaing dengan batik dari luar, hal ini menjadi tantangan bagi semua komponen di Provinsi Jambi.

 "Kita (Dekranasda) harus lebih pro aktif dan mampu memayungi serta mengembangkan produk kerajinan serta usahanya. Kita harus mampu meningkatkan kehidupan pelaku bisnisnya, yang sebagian besar merupakan kelompok usaha kecil dan menengah," kata Yusniana.

Oleh karena itu, perlu terus dijalin dan ditingkatkan kerja sama dan kemitraan dengan semua pihak untuk memajukan dan mempromosikan hasil kerajinan, termasuk hasil kerajinan batik.

"Kita telah mengikuti berbagai even pameran di beberapa tempat bahkan hingga ke Malayasia. Langkah ini diharapkan akan makin memperkenalkan produk kerajinan asal Jambi," tambahnya.

Pewarta: Edy Supriyadi

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014