Jakarta (ANTARA Jambi) - Pemerintah akan membatasi produksi batubara dalam beberapa tahun ke depan antara 425 juta hingga maksimal 450 juta ton per tahun.

Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM R Sukhyar di Jakarta, Kamis, mengatakan pemerintah berkomitmen menjaga keberlangsungan manfaat batu bara bagi rakyat Indonesia dalam jangka panjang.

"Pengendalian produksi ini penting. Istilahnya di-'eman-eman' atau konservasi untuk anak dan cucu nanti," katanya.

Menurut dia, kalau produksi dikendalikan di kisaran 425 juta-450 juta ton, maka diperkirakan cadangan batu bara baru akan habis di atas 100 tahun ke depan. Namun, pemerintah tidak berencana menghentikan ekspor batu bara.

"Kami hanya mengurangi ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang naik, sementara di sisi lain produksi tetap," katanya.

Ia juga mengatakan pengendalian produksi sudah sesuai draf Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang mengamanatkan pengurangan ekspor batu bara dan memperbanyak penggunaannya di dalam negeri.

"Pemerintah akan memprioritaskan penggunaan batu bara di dalam negeri, kalau ada sisa baru diekspor. Kedua, kalau ada 'emergency' maka kebutuhan pertama adalah untuk dalam negeri," katanya.

Sukhyar juga menambahkan manfaat pengendalian produksi batu bara lainnya adalah menjaga harga tidak menurun akibat produksi melimpah.

"Kalau harga rendah, rugi kita. Jadi, buat apa kita genjot produksi sekarang, tapi harga murah. Pengendalian produksi juga untuk menjaga lingkungan," katanya.

Pada tahun 2014, pemerintah menargetkan produksi batu bara mencapai 390 juta ton. Sementara, pada tahun 2015, ditargetkan sebesar 425 juta ton.

Saat ini, harga batu bara tengah merosot hingga sekitar 60 dolar AS per tahun dari sebelumnya di atas 100 dolar per ton.

Pewarta: Kelik Dewanto

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014