Jambi, Antarajambi.com - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jambi menyebutkan, realisasi serapan beras dari petani lokal pada periode Januari-April di daerah itu masih rendah atau baru mencapai 0,29 persen.

"Pembelian beras dan gabah lokal di Jambi baru terealisasi 306 ton atau 0,29 persen dari target yang ditetapkan tahun ini sebanyak 14.000 ton," kata Kabid Pengadaan Operasional dan Pelayanan Publik pada Bulog Divre Jambi, Saidi di Jambi, Rabu.

Masih rendahnya realisasi serapan beras dari petani lokal itu kata dia, karena tidak semua wilayah kabupaten/kota di Jambi menjadi sentra pertanian padi dan juga saat ini harga jual beras ditingkat petani masih relatif di atas harga pembelian pemerintah.

"Harga pembelian beras dan gabah ditingkat petani relatif masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga kita tidak bisa memaksakan petani itu menjual ke Bulog karena mereka sudah mendapatkan harga yang baik," katanya.

Bulog membeli beras kualitas medium dari petani dengan harga Rp7.300 per kilogram dan harga gabah kering yang dibeli dari tingkat petani dipatok sebesar Rp3.700 per kilogram.

Harga pembelian tersebut seragam di seluruh Indonesia yang ditetapkan oleh Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang tertuang dalam Inpres No 5 tahun 2015.

Penyerapan beras produksi petani ini bagian upaya mengamankan posisi harga jual pada tingkat petani jangan sampai anjlok.

Selain menyerap beras dan gabah lokal pihak Bulog juga melakukan pembelian untuk komoditi pertanian seperti jagung dan kedelai dari petani lokal di wilayah Provinsi Jambi.

"Untuk jagung dan kedelai di Jambi belum bisa diserap oleh Bulog karena di Jambi sendiri belum ada orang menanam kedelai dan begitu juga jagung masih kurang untuk kebutuhan Jambi," kata Saidi menambahkan.


Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017