Jambi, Antarajambi.com - Atraksi kesenian kuda lumping menghiasi ajang balap sepeda gunung "Tumble in the Jungle" yang digelar pertama kali di kawasan Hutan Harapan Provinsi Jambi, Minggu.
Kesenian kuda lumping dari Komunitas "Turonggo Wahyu Sejati" yang sengaja didatangkan pihak manajemen PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) untuk menghibur para peserta lomba dan juga penonton yang menyaksikan ajang balap sepeda tersebut.
"Kami diundang untuk tampil mengisi rangkaian acara balap sepeda ini," kata Nanto, salah satu anggota penabuh gamelan kuda lumping saat ditemui di lokasi.
Kuda lumping yang merupakan kesenian dari daerah Jawa itu sengaja ditampilkan untuk mengisi rangkaian ajang balap sepeda gunung yang pertama kali digelar di kawasan hutan tropis dataran rendah.
Ajang sepeda gunung (mountain bike) yang diinisiasi PT Reki yang bekerja sama dengan Kedubes Kerajaan Denmark cukup menarik minat warga sekitar untuk menyaksikannya.
Selain masyarakat dari luar daerah yang datang, juga sejumlah warga suku anak dalam (SAD) Bathin IX yang merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan harapan itu, turut menyaksikan balap sepeda.
Pihak panitia merilis ajang balap sepeda itu diikuti oleh 16 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Bogor, Tangerang, Pangandaran, Sukabumi dan beberapa daerah lainnya. Mereka terbagi menjadi tiga kategori lomba.
Para peserta lomba akan menempuh rute sejauh 24 kilometer atau tiga laps dengan jalur naik dan turun dengan mengikuti jalan tanah dan berlumpur dengan tantangan disepanjang jalur khusus di tengah hutan tropis.
Hutan harapan yang pernah dikunjungi Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles pada 2008 itu memiliki luas kawasan hampir 100.000 hektare dan merupakan sisa hutan tropis dataran rendah di bagian selatan dan tengah Pulau Sumatera.
Hutan harapan saat itu dikelola oleh PT REKI yang merupakan perusahaan yang dibentuk oleh Konsorsium Birdlife. Konsorsium itu terdiri atas Burung Indonesia, RSPB, dan Birdlife International (organisasi kemitraan yang berpusat di Ingggris).
Meskipun dulunya kawasan hutan harapan tersebut diekstrak secara masif, namun keanekaragaman hayati masih sangat kaya dan terjaga dengan baik dan merupakan rumah bagi 1.350 spesies berbeda, diantaranya ada 133 spesies yang tercancam punah, seperti harimau dan gajah.
Kawasan Hutan Harapan itu tersebar di Provinsi Jambi (Kabupaten Sarolangun dan Batangahari) dan Sumatera Selatan (Kabupaten Musi Banyuasin) memiliki keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan keberadaanya sebagai penyeimbang ekosistem.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
Kesenian kuda lumping dari Komunitas "Turonggo Wahyu Sejati" yang sengaja didatangkan pihak manajemen PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) untuk menghibur para peserta lomba dan juga penonton yang menyaksikan ajang balap sepeda tersebut.
"Kami diundang untuk tampil mengisi rangkaian acara balap sepeda ini," kata Nanto, salah satu anggota penabuh gamelan kuda lumping saat ditemui di lokasi.
Kuda lumping yang merupakan kesenian dari daerah Jawa itu sengaja ditampilkan untuk mengisi rangkaian ajang balap sepeda gunung yang pertama kali digelar di kawasan hutan tropis dataran rendah.
Ajang sepeda gunung (mountain bike) yang diinisiasi PT Reki yang bekerja sama dengan Kedubes Kerajaan Denmark cukup menarik minat warga sekitar untuk menyaksikannya.
Selain masyarakat dari luar daerah yang datang, juga sejumlah warga suku anak dalam (SAD) Bathin IX yang merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan harapan itu, turut menyaksikan balap sepeda.
Pihak panitia merilis ajang balap sepeda itu diikuti oleh 16 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Bogor, Tangerang, Pangandaran, Sukabumi dan beberapa daerah lainnya. Mereka terbagi menjadi tiga kategori lomba.
Para peserta lomba akan menempuh rute sejauh 24 kilometer atau tiga laps dengan jalur naik dan turun dengan mengikuti jalan tanah dan berlumpur dengan tantangan disepanjang jalur khusus di tengah hutan tropis.
Hutan harapan yang pernah dikunjungi Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles pada 2008 itu memiliki luas kawasan hampir 100.000 hektare dan merupakan sisa hutan tropis dataran rendah di bagian selatan dan tengah Pulau Sumatera.
Hutan harapan saat itu dikelola oleh PT REKI yang merupakan perusahaan yang dibentuk oleh Konsorsium Birdlife. Konsorsium itu terdiri atas Burung Indonesia, RSPB, dan Birdlife International (organisasi kemitraan yang berpusat di Ingggris).
Meskipun dulunya kawasan hutan harapan tersebut diekstrak secara masif, namun keanekaragaman hayati masih sangat kaya dan terjaga dengan baik dan merupakan rumah bagi 1.350 spesies berbeda, diantaranya ada 133 spesies yang tercancam punah, seperti harimau dan gajah.
Kawasan Hutan Harapan itu tersebar di Provinsi Jambi (Kabupaten Sarolangun dan Batangahari) dan Sumatera Selatan (Kabupaten Musi Banyuasin) memiliki keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan keberadaanya sebagai penyeimbang ekosistem.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017