Jambi,  (Antaranews Jambi) - Aktifitas sebagai "crew leader" atau kader pencegahan kebakaran hutan dan lahan dalam program Desa Peduli Api, memberikan pengalaman dan kebanggan tersendiri bagi seorang Ade Chandra (29), seorang pemuda di Desa Muaro Sekalo Kecamatan Siumai Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.

"Sejak tiga tahun lalu saya sudah bergabung sebagai 'crew leader' di Desa Muaro Sekalo. Banyak pengalamanan yang kami dapatkan dari sosialisasi dengan masyarakat, yang merupakan saudara-saudara kami yang tinggal di desa dekat kawasan perkebunan," kata Ade Chandra di Jambi, Sabtu.

Ia merupakan salah satu pemuda yang direkrut oleh PT Asian Agri, untuk menjadi 'crew leader' Desa Peduli Api di Muaro Sekalo. Secara khusus itu memfokuskan diri pada aktifitas pencegahan karhutla di desanya yang menyandang  desa peduli api.

Bahkan ia melepas status sebagai pekerja, dan beralih menjadi kader lingkungan yang difasilitasi oleh Asian Agri, perusahaan perkebunan sawit yang memiliki areal luas di daerah itu. Bahkan hasil sinergi dengan aparat pemerintahan, kepolisian dan masyarakat di Desa Muaro Sekalo yang menjadi binaanya, desa itu mendapat apresiasi desa bebas api 100 persen dari Asian Agri.

Desa itu mendapat hadiah senilai Rp100 juta dari perusahaan itu, bersama empar desa lainnya yang bisa mempertahankan bebas kebakaran lahan sepanjang tahun 2017.

"Bukan hal mudah untuk mempertahankan desa tanpa kebakaran lahan, pasalnya lahan di sini sangat rawan terbakar, namun alhamdulillah desa kami bisa terbebas kebakaran lahan pada tahun 2017," kata Ade.

Sebagai kader, ia dituntut untuk mobile dan mengetahui berbagai informasi terkait aktifitas warga, khususnya yang mengolah lahan di desa itu agar  tidak 'memproduksi' asap dari lahannya.

"Saat ini saya mobile menggunakan sepeda motor milik saya, masih motor matik. Namun ke depan diharapkan saya bisa mendapatkan kendaraan trail untuk bisa menempuh akses jalan yang memang memerlukan perjuangan untuk melintasinya," kata Ade Chandra.

Dalam melakukan kegiatan sebagai penggiat lingkungan, pemuda kelahiran Tebo, 14 Juni 1991 itu kerap melakukan diskusi dan dialog dengan masyarakat, yang sebagian besar pendatang di daerah itu. Ia memberikan pendekatan melalui pengetahuan hukum tentang pengelolaan lahan dan hutan, sehingga mereka tidak melakukan pembakaran hutan saat pembukaan lahan.
 
"Kadang dilematis juga, di sisi lain mereka butuh penghasilan, namun di sisi lain mereka harus selalu diingatkan dalam pengolahan lahannya, terutama untuk tidak melakukan pembakaran lahan karena itu melanggar aturan dan hukum yang ada," katanya.

Untuk memudahkan aktivitasnya, ia membangun jejaring sosial bersama warga, serta sesama 'crew leader' yang ada di Jambi. Termasuk dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan karhutla yang ditujukan kepada warga. Mereka juga menjadi 'agen' yang memberikan informasi terkait aktifitas berkebun di desa itu, juga di desa terdekat.

"Dengan demikian informasi mengalir, kita juga melakukan kunjungan dan memanfaatkan moment-moment di masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan diskusi tentang pencegahan karhutla," kata pemuda jebolan pondok pesantren di Kota Jambi itu.

Namun aktivitasnya tidak selalu berjalan mulus dalam misinya, sehingga ia harus menyampaikan pendekatan yang bisa dipahami dan diterima oleh masyarakat, termasuk saling memback up dengan aparat desa, pemerintahan, babinsa dan bhabinkamtibmas.

"Koordinasi dengan aparat juga kami jalin, dan itu sangat efektif. Dan tentunya dengan komunitas masyarakat yang ada," katanya.

Menurut dia, pencegahan karhutla harus dilakukan tidak dalam skup besar, namun juga harus dimulai dari pemahaman dari lingkup kecil masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran bersama, sehingga tercipta jalinan komunikasi dan koordinasi untuk saling menjaga lingkungan dan daerah masing-masing.

"Kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri, pemerintah, perusahaan , masyarakat di sekitar harus berkolaborasi dan memiliki komitmen yang sama untuk menjaga daerah dari karhutla," katanya.



 

Pewarta: Antara

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018