Pentas kesenian dengan tema "Srawung Manggung" yang digelar di Dusun Growo, Desa Danupayan, Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada 20-21 Desember 2019 sebagai upaya memasyarakatkan kembali kesenian berdasarkan kearifan lokal.

"Srawung Manggung suatu kegiatan seni dari dan untuk masyarakat di sini yang berdasarkan pada tradisi dan kearifan lokal," kata Kasubbid Pembinaan Tenaga Kesenian Direktorat Kesenian Kemendikbud, Yusmawati di Temanggung, Jumat malam.

Ia berharap melalui kegiatan seni tersebut kearifan lokal masyarakat tetap terjaga.

"Tentunya saya sekadar mengingatkan karena di beberapa daerah yang saya kunjungi kearifan lokal yang mereka miliki mulai terkikis karena masuknya aliran yang agak keras," katanya.

Ia berharap jangan sampai kearifan lokal, tradisi yang dimiliki masyarakat hilang sehingga berganti menjadi tradisi milik orang lain.

"Masyarakat harus sayang sama kebudayaannya, kebudayaan yang melahirkan kita semua, kebudayaan yang membesarkan kita semua sebagai warga Temanggung yang mempunyai perbedaan dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada di luar sana, hal ini yang harus kita jaga sebagai warga Temanggung," katanya.

Ia mengatakan toleransi harus tetap dijaga, saling menghargai antarsesama umat, sesama tetangga saling sayang menyayangi.

"Sekarang dari desa ke desa sudah mulai terjadi pertikaian antarkerabat, antartetangga sudah mulai terjadi karena masuknya paham-paham di luar paham yang ada di masyarakat selama ini, untuk itu kami mengadakan kegiatan seperti ini di beberapa tempat dengan tujuan menjaga kerukunan masyarakat, kami ingin masyarakat tetap aman dan damai seperti zaman dulu dimana kita punya kebudayaan yang selalu kita jaga," katanya.

Pada Srawung Manggung tersebut dipentaskan sejumlah kesenian, antara lain tari Dayakan Putri Rimba dari Dusun Growo, pentas Keroncong Nom, kuda lumping Turonggo Setyo Utomo, dan Wahyu Turonggo Manunggal. 

Pewarta: Heru Suyitno

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019