Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi menilai inovasi teknologi yang ditampilkan dalam Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan XVI menjadi salah satu faktor pendukung perkembangan sektor pertanian nasional guna mencapai tujuan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.
Menurutnya, untuk inovasi dan teknologi pertanian perlu juga dukungan pada peneliti dari perguruan tinggi agar bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor pertanian.
Selain itu, lanjutnya, kunci perkembangan sektor pertanian nasional itu adalah kolaborasi, kerja sama, dan kekompakan, semua pihak terutama petani dan nelayan serta organisasinya.
Mahyeldi menyebut perkembangan global dalam tiga tahun terakhir seperti COVID-19, El Nino yang akan datang, membawa dampak negatif pada banyak negara.
Namun pada waktu yang sama, kata dia, ternyata pertanian Indonesia tetap tumbuh, bahkan mampu menjadi penopang perekonomian negara saat krisis akibat pandemi.
"Kita sudah berada dalam jalur yang tepat, maka kolaborasi dan kekompakan semua pihak yang berkaitan harus terus ditingkatkan. Kita berharap Penas Tani Nelayan XVI ini bisa mencapai kekompakan itu," katanya.
Khusus untuk Sumbar, Gubernur Mahyeldi mengatakan telah mengalokasikan 10 persen dari APBD untuk sektor pertanian.
Hal itu, kata dia, telah berhasil mengungkit Nilai Tukar Petani (NTP) di daerah itu yang berada pada angka 110,41 pada akhir 2022, naik menjadi 111,80 pada awal 2023. NTP Sumbar itu berada di atas angka nasional yang berada pada angka 109,84.
Temu Percontohan Perkembangan Agribisnis yang digelar Balitbang Sumbar dihadiri KTNA dari seluruh Indonesia, HKTI, organisasi petani nelayan lain, hingga peneliti dari perguruan tinggi.