Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman mengatakan penanaman pohon serentak yang menjadi aksi peduli penghijauan dengan tema "Rawat Pohon Selamatkan Bumi" yang dilaksanakan Polda Jambi dan Forkopimda Provinsi Jambi di kawasan Taman Rimba Jambi, Jumat (9/1/20), merupakan upaya memulihkan kondisi lingkungan.
"Kegiatan ini memberi manfaat yang besar bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi anak cucu kita pada kehidupan nanti," kata Sudirman.
Sebab itu, Pemerintah Provinsi Jambi berterima kasih kepada Kapolda Jambi beserta jajarannya yang telah menginisiasi kegiatan penanaman pohon di Jambi sebagai bagian dari kegiatan penanaman pohon secara serentak di seluruh Indonesia oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Penanaman sejuta pohon merupakan agenda tahunan penanaman pohon pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI) dengan perspektif yang lebih luas yaitu pemulihan lahan kritis di hulu daerah aliran sungai.
"Kegiatan ini aksi konkrit dan upaya nyata untuk memulihkan kondisi daerah aliran sungai," katanya.
Sudirman menjelaskan, penanaman pohon juga sekaligus membangun kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan hutan dan lahan, penyelamatan sumber daya air, peningkatan produktivitas lahan dan perekonomian masyarakat, antisipasi perubahan iklim serta pencegahan bencana hidro meteorologi.
"Urusan pelestarian alam bukanlah masalah kecil karena menyangkut masa depan anak cucu kita, jika saat ini menanam pohon berarti kita sedang menanam doa, harapan dan kerja kita semua untuk keberlanjutan hidup generasi yang akan datang," jelasnya.
Menurutnya bencana banjir dan longsor di beberapa daerah telah mengakibatkan kerusakan dan kerugian harta juga nyawa manusia akibat kelalaian atau tindakan yang tidak merawat alam.
"Saya juga mengajak kepada semua pihak, swasta, dunia usaha maupun masyarakat untuk membudayakan kegiatan pelestarian ekosistem dan menjaga keseimbangan alam khususnya dengan menanam dan memelihara pohon," kata Sudirman menambahkan.
Sementara itu Kapolda Jambi, Irjen Pol Muchlis AS menegaskan bahwa hutan dan lahan berperan sebagai penyangga kehidupan dan sekaligus menyediakan hasil kayu, kebutuhan pangan dan ketersediaan air dan sumber energi dan jasa lingkungan lainnya.
"Saat ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa lingkungan hidup telah rusak, pencemaran udara mengakibatkan langit penuh gas atau polusi, lahan di sekitar sering terlihat gersang, hutan banyak yang rusak terbakar, saat musim hujan mengalami banjir sebaliknya musim kemarau mengalami kekeringan," kata Kapolda.
Kondisi alam yang dapat berubah menjadi bencana yang memprihatinkan bahkan manusia menjadi tidak tahu mana nikmat mana musibah karena dua-duanya hadir di saat bersamaan.
Kemudian alam yang dinikmati saat ini tidak boleh dianggap sebagai warisan nenek moyang tetapi sesuatu yang kita pinjam dan harus diberikan pada generasi anak cucu.
"Hari ini kita keruk atau habiskan maka anak cucu kita hanya akan menunggu lahan yang gersang, air yang keruh, sumber penghidupan yang makin susah dan sumber daya alam juga susah untuk diremajakan lagi," ujarnya.
Sesuai prinsip kelestarian laju kerusakan lahan harus dicegah sampai ambang batas minimal. "Kita harus prihatin lahan kita mengalami kerusakan, kondisi buruk ini tidak boleh dibiarkan dan harus kita hentikan mulai dari sekarang sehingga hutan dan lahan itu menjadi lestari. Apabila dibiarkan kemungkinan bencana alam dapat terjadi kembali," tegasnya.
Adapun jenis pohon yang ditanam dalam kegiatan penanaman 1.000 pohon itu diantaranya pohon matoa, tembesu, bulian, mahoni, kedondong hutan, durian serta jenis lainnya.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Kegiatan ini memberi manfaat yang besar bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi anak cucu kita pada kehidupan nanti," kata Sudirman.
Sebab itu, Pemerintah Provinsi Jambi berterima kasih kepada Kapolda Jambi beserta jajarannya yang telah menginisiasi kegiatan penanaman pohon di Jambi sebagai bagian dari kegiatan penanaman pohon secara serentak di seluruh Indonesia oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Penanaman sejuta pohon merupakan agenda tahunan penanaman pohon pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI) dengan perspektif yang lebih luas yaitu pemulihan lahan kritis di hulu daerah aliran sungai.
"Kegiatan ini aksi konkrit dan upaya nyata untuk memulihkan kondisi daerah aliran sungai," katanya.
Sudirman menjelaskan, penanaman pohon juga sekaligus membangun kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan hutan dan lahan, penyelamatan sumber daya air, peningkatan produktivitas lahan dan perekonomian masyarakat, antisipasi perubahan iklim serta pencegahan bencana hidro meteorologi.
"Urusan pelestarian alam bukanlah masalah kecil karena menyangkut masa depan anak cucu kita, jika saat ini menanam pohon berarti kita sedang menanam doa, harapan dan kerja kita semua untuk keberlanjutan hidup generasi yang akan datang," jelasnya.
Menurutnya bencana banjir dan longsor di beberapa daerah telah mengakibatkan kerusakan dan kerugian harta juga nyawa manusia akibat kelalaian atau tindakan yang tidak merawat alam.
"Saya juga mengajak kepada semua pihak, swasta, dunia usaha maupun masyarakat untuk membudayakan kegiatan pelestarian ekosistem dan menjaga keseimbangan alam khususnya dengan menanam dan memelihara pohon," kata Sudirman menambahkan.
Sementara itu Kapolda Jambi, Irjen Pol Muchlis AS menegaskan bahwa hutan dan lahan berperan sebagai penyangga kehidupan dan sekaligus menyediakan hasil kayu, kebutuhan pangan dan ketersediaan air dan sumber energi dan jasa lingkungan lainnya.
"Saat ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa lingkungan hidup telah rusak, pencemaran udara mengakibatkan langit penuh gas atau polusi, lahan di sekitar sering terlihat gersang, hutan banyak yang rusak terbakar, saat musim hujan mengalami banjir sebaliknya musim kemarau mengalami kekeringan," kata Kapolda.
Kondisi alam yang dapat berubah menjadi bencana yang memprihatinkan bahkan manusia menjadi tidak tahu mana nikmat mana musibah karena dua-duanya hadir di saat bersamaan.
Kemudian alam yang dinikmati saat ini tidak boleh dianggap sebagai warisan nenek moyang tetapi sesuatu yang kita pinjam dan harus diberikan pada generasi anak cucu.
"Hari ini kita keruk atau habiskan maka anak cucu kita hanya akan menunggu lahan yang gersang, air yang keruh, sumber penghidupan yang makin susah dan sumber daya alam juga susah untuk diremajakan lagi," ujarnya.
Sesuai prinsip kelestarian laju kerusakan lahan harus dicegah sampai ambang batas minimal. "Kita harus prihatin lahan kita mengalami kerusakan, kondisi buruk ini tidak boleh dibiarkan dan harus kita hentikan mulai dari sekarang sehingga hutan dan lahan itu menjadi lestari. Apabila dibiarkan kemungkinan bencana alam dapat terjadi kembali," tegasnya.
Adapun jenis pohon yang ditanam dalam kegiatan penanaman 1.000 pohon itu diantaranya pohon matoa, tembesu, bulian, mahoni, kedondong hutan, durian serta jenis lainnya.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020