Nilai tukar petani (NTP) petani di Provinsi Jambi naik 0,10 persen dikarenakan indeks harga yang diterima petani di daerah itu naik sebesar 0,19 persen. 

"Sedangkan harga yang di bayar petani hanya naik sebesar 0,08 persen, sehingga NPT nya naik," kata Kepala Badan pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Wahyudin di Jambi, Jum'at. 

Dijelaskan Wahyudin, NTP Provinsi Jambi bulan April sebesar 122,30 naik 0,10 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 122,17 . Penurunan NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan turun sebesar 1,46 persen dan subsektor hortikultura turun sebesar 4,71 persen. Kemudian subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,46 persen, subsektor peternakan naik sebesar2,30 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 1,82 persen. 

Dan untuk nilai tukar usaha rumah tangga pertanian di daerah itu mengalami penurunan sebesar 0,10 persen dari nilai tukar bulan sebelumnya, dimana nilai tukarnya sebesar 123,85. 

"Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, semakin tinggi nilai tukar petani secara relatif semakin kuat pula daya beli petani," kata Wahyudin. 

Sementara itu, inflasi perdesaan di daerah itu tercatat sebesar 0,03 persen. Dimana inflasi tersebut terjadi pada empat kelompok konsumsi rumah tangga. Yakni kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Dan deflasi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan kesehatan, transportasi, informasi komunikasi dan jasa keuangan serta kelompok penyedia makanan dan minuman tidak terjadi perubahan indeks. 

"Dari sepuluh provinsi di Pulau Sumatera, hanya Provinsi Aceh dan Riau yang NTP nya menurun," kata Wahyudin. 

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021