Tumpukan kemasan "dendeng batokok" khas Kerinci sudah tertata rapi menunggu jemputan kurir PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) untuk diantarkan kepada konsumen.
Pemandangan itu selalu terlihat setiap hari saat mengunjungi rumah makan legendaris Dendeng Pusako Satu yang berada di Jalan Arief Rahman Hakim Telanaipura Kota Jambi Provinsi Jambi.
Dendeng Batokok Pusako Satu yang berdiri sejak tahun 1998 merupakan salah satu UMKM yang menjadi mitra bagi JNE. Kemitraan ini sudah berlangsung sejak setahun belakangan ini, tepatnya saat pandemi datang.
Diakui oleh pemilik Dendeng Pusako, Venny Septia Monica, sejak pandemi COVID-19 mengharuskannya untuk memanfaatkan tren gaya hidup digital demi keberlangsungan bisnisnya. Penurunan omset di kala pandemi membuatnya berinovasi menjadikan produk olahan daging sapi itu tidak sepi pembeli.
"Penjualan menurun saat pandemi, dendeng kami selama ini cuma mengandalkan jualan offline, orang-orang makan langsung ke rumah makan," terangnya.
Kondisi mengharuskan mereka berinovasi, pemilik dendeng Pusako Satu merasakan betul bagaimana sulitnya mempertahankan usaha kala itu. Mengikuti perkembangan digital menjadi satu-satunya solusi agar asap pembakaran tetap mengepul di dapur dendeng Pusako Satu.
Mau tidak mau inovasi pada era digital akhirnya dilakukan. Venny memilih melakukan penjualan secara online melalui media sosial. Berbekal resep berpuluh tahun itulah dirinya yakin bila dendeng Pusako Satu miliknya itu bisa diterima lidah semua orang. Inovasi mulai dilakukan melalui pengemasan produk dendeng dengan teknologi vakum.
"Pokoknya bagaimana biar awet dendengnya dan sambalnya tidak tumpah. Akhirnya divakum karena target kita sekarang bukan orang Jambi yang makan di tempat lagi targetnya konsumen dari luar provinsi," sebutnya.
Meski sudah divakum, Venny harus menjamin kondisi dendengnya akan tetap diterima konsumen dalam keadaan baik. Bagi Venny tentu bukan saja soal pengemasan yang menjamin produknya bisa dinikmati konsumen, ada faktor lain yang juga turut andil agar kelezatan produk dendeng miliknya bisa dirasakan konsumen.
Aroma dendeng Pusako Satu tampaknya tercium hingga keluar provinsi, orderan mulai berdatangan silih berganti. Venny mulai sibuk menjaga kualitas dendeng agar selalu diterima konsumen dalam kondisi baik. Dirinya merasa tidak bisa berjalan sendiri, butuh mitra untuk membantunya dan konsumen dapat terkoneksi karena pemesanan mulai berdatangan dari seluruh penjuru negeri.
"Awalnya kami datang sendiri ke kantor ekspedisi untuk kirim barang, lambat laun pengiriman kami setiap hari semakin banyak dari Jakarta, Jabodetabek, Pulau Jawa, Maluku, Makasar hingga ke wilayah Indonesia timur. Kami mulai repot, belum lagi ada barang yang diterima konsumen dalam kondisi kurang baik," jelas Venny.
Jaga kepuasan pelanggan
Mengingat kepuasan pelanggan adalah ujung tombak larisnya dendeng ini, Venny melakukan seleksi untuk memilih perusahaan jasa pengiriman yang sesuai.
Mencoba beberapa ekspedisi, hingga mendapatkan tawaran kerjasama tidak membuatnya sembarangan dalam memilih mitra pengiriman. JNE menjadi ekspedisi pilihannya karena memiliki penilaian pengiriman yang pas untuk jenis produk yang dibuatnya.
"Banyak yang menawarkan, tapi menurut kami yang paling 'worth it' itu ya JNE karena sigap timnya, tiap hari buka, cabangnya dimana-mana," kata generasi penerus bisnis dendeng Pusako Satu itu.
Kepuasan menjadi mitra JNE bukan sekedar itu saja, Venny merasakan JNE mampu mengakomodir pengiriman dengan cepat. Layanan pengiriman Yakin Esok Sampai (YES) membuatnya tenang akan dendeng miliknya akan diterima konsumen dengan cepat dan aman.
Apalagi JNE memberikan keringanan biaya pengiriman sebesar 10 persen bagi mitra dan memberikan layanan gratis jemput paket.
"Ini yang penting JNE punya pengiriman sehari sampai, untuk kami yang produknya makanan basah ini sangat dibutuhkan benar-benar hari ini kirim besok sampai, terus gratis layanan jemputnya meski cuma satu paket, kurir cepat kasih laporan kalau ada paket yang bocor," ungkap wanita berkacamata tersebut.
JNE jadi ekspedisi pilihan
Kepuasan menjadi mitra JNE tampaknya terus dirasakan para mitra, Venny mengakui penanganan yang cepat dari tim JNE membuatnya tidak kesulitan bila dihadapkan dengan masalah pengiriman.
"Kami langsung ditangani oleh tim JNE jadi ketika ada masalah dan langsung dibantu. Misalnya di marketplace kita lupa masukan kode booking, tim JNE langsung cepat kasih tahu, JNE ini sistemnya rapih, timnya terstruktur dan kami belum berkeinginan pindah ke ekspedisi lain, saat ini JNE satu-satunya ekspedisi pilihan kami," tegasnya.
Terjalin dengan baiknya koneksi antara konsumen dengan dirinya berkat JNE membuat dendeng Pusako Satu kian berkembang, dengan 31 cabang dendeng Pusako saat ini Venny merasakan keberkahan dengan menambahnya omset yang berasal dari penjualan online.
"Penjualan kami naik 25 persen dari penjualan offline," ujarnya.
Dengan kemudahan pengiriman JNE ini, memberikan kepuasan bagi Venny bahwa kini Dendeng legendaris miliknya bisa dirasakan kelezatannya hingga keseluruh Indonesia.
"Sekarang dari wilayah Indonesia mana saja bisa menikmati dendeng kami, makanan khas Kerinci Jambi," tutupnya.
Sama halnya dengan Venny, mitra UMKM lainnya yakni pemilik lapis Angso Duo, Fitri Lidia yang beralamat di Kawasan Kebun Jeruk Kota Jambi ini pun juga merasakan berkahnya menjadi mitra UMKM JNE.
Sama seperti dendeng Pusako Satu, Lapis Angso Duo ini juga menjadi kudapan khas Jambi. Fitri tidak pernah menyangka kue khas Jambi buatannya kini bisa dikirim ke berbagai daerah.
"Dulu kalau mau lapis Angso Duo ya pembeli harus ke toko kami kalau pengiriman paling sebatas dalam Kota Jambi," ujarnya.
Semua berubah saat Lapis Angso Duo menjalin kerjasama dengan ekspedisi JNE, kini kue khas Jambi buatannya bisa dikirim ke luar Kota Jambi. Fitri juga merasakan kepedulian JNE yang begitu besar kepada mitra.
"Langsung jemput gratis dari JNE , kita UMKM nggak repot lagi harus ngantar ke kantor JNE, satu paket aja dijemput," ucap wanita berhijab ini.
Menurut Fitri, JNE menjadi ekspedisi yang memberikan kepastian bukan janji. Dengan kepastian layanan YES dirinya sebagai penjual juga dapat meyakinkan konsumen dengan kecepatan pengiriman paket kue. Sementara untuk pengiriman dalam provinsi dapat diterima di hari yang sama pula.
"Untuk kue basah maupun kue kering kami diterima dengan baik oleh konsumen, itu yang membuat saya yakin dengan JNE karena konsumen juga puas dengan kecepatan dan keamanan pengiriman," papar wanita berhijab itu.
JNE dan UMKM mencari peluang baru
Peluang dan semangat baru ditularkan dari JNE kepada pelaku usaha di seluruh negeri, dengan 'core bisnis' utamanya JNE sebagai perusahaan jasa pengiriman dan logistik memberikan kemudahan pelaku usaha.
Dengan empat pilar perusahaan yang dimilikinya yakni "Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin dan Visioner" membuat Kepala Cabang JNE Jambi, Jacksen meyakini bahwa JNE mampu memberikan kepuasan pada layanan pengiriman. Dengan jargon 'Connecting Happiness' yang merupakan representasi dari setiap kegiatan bisnis JNE yang berorientasi mengantarkan kebahagiaan hingga ke pelosok negeri dengan jaringan yang dimilikinya yang siap mendistribusikan kiriman mitra.
"Tentu di usia JNE ke-31 tahun ini #JNE31tahun , JNE juga telah bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai suatu keberhasilan era revolusi 4.0 baik dengan UMKM maupun pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata Jacksen saat kegiatan 'Gollaborasi bisnis Online'.
Dimasa adaptasi kebiasaan baru membutuhkan inovasi, diyakininya kemitraan UMKM dengan JNE akan memberikan peluang baru. Adaptasi dan inovasi harus tetap dikembangkan agar dapat menggali potensi yang muncul, bukan saja 'survive' namun juga menjadikan UMKM dan #JNEMajuIndonesia juga berkembang #jnecontentcompetition2021.
"JNE siap berkolaborasi dengan pelaku UMKM sesuai kapasitas JNE sebagai jasa pengiriman sebagai solusi bagi UMKM yang belum online untuk mampu mengembangkan potensi usahanya," terangnya.
Dengan kolaborasi yang ditawarkan ini, JNE memberikan beragam fasilitas dan layanan yang mempermudah UMKM dalam pengembangan bisnis di era digital. Jacksen menyebutkan JNE memberikan program-program untuk UMKM sebagai bentuk loyalitas JNE pada pengembangan UMKM untuk meningkatkan perekonomian seperti cashback, diskon ongkos kirim, JNE Loyalti Card, free pick up.
Sejak dua tahun belakangan ini, JNE juga fokus pada peningkatan softskill pelaku UMKM melalui pelatihan dan workshop khusus untuk mengajak pelaku UMKM dapat dengan cepat beradaptasi dengan era digital serta meningkatkan pengembangan dan membangkitkan perekonomian UMKM ditengah adaptasi selama pandemi.
"Kita bekerjasama dengan brand owner di daerah, berkolaborasi online maupun offline ada support seller mulai dari cashback , subsidi iklan facebook, subsidi ongkir dan event ulang tahun,"sebutnya.
Regional Head JNE Sumatera Bagian Barat, Gary Octavianus Wiharto menjelaskan dengan mendorong penerapan ekosistem digital pada pelaku UMKM sama halnya dengan menciptakan peluang cashflow baru untuk UMKM.
"JNE bisa meyakinkan UMKM untuk masuk ke bisnis digital, mari sama-sama kita mencari peluang yang baru karena JNE tidak saja mengajak namun juga ingin mendorong bisnis UMKM yang sudah existing," jelas Gary.
JNE akan terus melakukan perluasan binaan UMKM, dikatakan oleh Marketing JNE Jambi, Muhammad Faathir bahwa saat ini JNE Jambi tengah berupaya mencari mitra UMKM yang dapat memiliki potensi pasar internasional sejalan dengan produk dan layanan JNE internasional.
JNE Jambi juga turut mendukung pengembangan UMKM lokal baik yang bergerak dibidang kuliner hingga fashion. Dari kuliner anak lokal, JNE mengantarkan sajian rasa keseluruh penjuru negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
Pemandangan itu selalu terlihat setiap hari saat mengunjungi rumah makan legendaris Dendeng Pusako Satu yang berada di Jalan Arief Rahman Hakim Telanaipura Kota Jambi Provinsi Jambi.
Dendeng Batokok Pusako Satu yang berdiri sejak tahun 1998 merupakan salah satu UMKM yang menjadi mitra bagi JNE. Kemitraan ini sudah berlangsung sejak setahun belakangan ini, tepatnya saat pandemi datang.
Diakui oleh pemilik Dendeng Pusako, Venny Septia Monica, sejak pandemi COVID-19 mengharuskannya untuk memanfaatkan tren gaya hidup digital demi keberlangsungan bisnisnya. Penurunan omset di kala pandemi membuatnya berinovasi menjadikan produk olahan daging sapi itu tidak sepi pembeli.
"Penjualan menurun saat pandemi, dendeng kami selama ini cuma mengandalkan jualan offline, orang-orang makan langsung ke rumah makan," terangnya.
Kondisi mengharuskan mereka berinovasi, pemilik dendeng Pusako Satu merasakan betul bagaimana sulitnya mempertahankan usaha kala itu. Mengikuti perkembangan digital menjadi satu-satunya solusi agar asap pembakaran tetap mengepul di dapur dendeng Pusako Satu.
Mau tidak mau inovasi pada era digital akhirnya dilakukan. Venny memilih melakukan penjualan secara online melalui media sosial. Berbekal resep berpuluh tahun itulah dirinya yakin bila dendeng Pusako Satu miliknya itu bisa diterima lidah semua orang. Inovasi mulai dilakukan melalui pengemasan produk dendeng dengan teknologi vakum.
"Pokoknya bagaimana biar awet dendengnya dan sambalnya tidak tumpah. Akhirnya divakum karena target kita sekarang bukan orang Jambi yang makan di tempat lagi targetnya konsumen dari luar provinsi," sebutnya.
Meski sudah divakum, Venny harus menjamin kondisi dendengnya akan tetap diterima konsumen dalam keadaan baik. Bagi Venny tentu bukan saja soal pengemasan yang menjamin produknya bisa dinikmati konsumen, ada faktor lain yang juga turut andil agar kelezatan produk dendeng miliknya bisa dirasakan konsumen.
Aroma dendeng Pusako Satu tampaknya tercium hingga keluar provinsi, orderan mulai berdatangan silih berganti. Venny mulai sibuk menjaga kualitas dendeng agar selalu diterima konsumen dalam kondisi baik. Dirinya merasa tidak bisa berjalan sendiri, butuh mitra untuk membantunya dan konsumen dapat terkoneksi karena pemesanan mulai berdatangan dari seluruh penjuru negeri.
"Awalnya kami datang sendiri ke kantor ekspedisi untuk kirim barang, lambat laun pengiriman kami setiap hari semakin banyak dari Jakarta, Jabodetabek, Pulau Jawa, Maluku, Makasar hingga ke wilayah Indonesia timur. Kami mulai repot, belum lagi ada barang yang diterima konsumen dalam kondisi kurang baik," jelas Venny.
Jaga kepuasan pelanggan
Mengingat kepuasan pelanggan adalah ujung tombak larisnya dendeng ini, Venny melakukan seleksi untuk memilih perusahaan jasa pengiriman yang sesuai.
Mencoba beberapa ekspedisi, hingga mendapatkan tawaran kerjasama tidak membuatnya sembarangan dalam memilih mitra pengiriman. JNE menjadi ekspedisi pilihannya karena memiliki penilaian pengiriman yang pas untuk jenis produk yang dibuatnya.
"Banyak yang menawarkan, tapi menurut kami yang paling 'worth it' itu ya JNE karena sigap timnya, tiap hari buka, cabangnya dimana-mana," kata generasi penerus bisnis dendeng Pusako Satu itu.
Kepuasan menjadi mitra JNE bukan sekedar itu saja, Venny merasakan JNE mampu mengakomodir pengiriman dengan cepat. Layanan pengiriman Yakin Esok Sampai (YES) membuatnya tenang akan dendeng miliknya akan diterima konsumen dengan cepat dan aman.
Apalagi JNE memberikan keringanan biaya pengiriman sebesar 10 persen bagi mitra dan memberikan layanan gratis jemput paket.
"Ini yang penting JNE punya pengiriman sehari sampai, untuk kami yang produknya makanan basah ini sangat dibutuhkan benar-benar hari ini kirim besok sampai, terus gratis layanan jemputnya meski cuma satu paket, kurir cepat kasih laporan kalau ada paket yang bocor," ungkap wanita berkacamata tersebut.
JNE jadi ekspedisi pilihan
Kepuasan menjadi mitra JNE tampaknya terus dirasakan para mitra, Venny mengakui penanganan yang cepat dari tim JNE membuatnya tidak kesulitan bila dihadapkan dengan masalah pengiriman.
"Kami langsung ditangani oleh tim JNE jadi ketika ada masalah dan langsung dibantu. Misalnya di marketplace kita lupa masukan kode booking, tim JNE langsung cepat kasih tahu, JNE ini sistemnya rapih, timnya terstruktur dan kami belum berkeinginan pindah ke ekspedisi lain, saat ini JNE satu-satunya ekspedisi pilihan kami," tegasnya.
Terjalin dengan baiknya koneksi antara konsumen dengan dirinya berkat JNE membuat dendeng Pusako Satu kian berkembang, dengan 31 cabang dendeng Pusako saat ini Venny merasakan keberkahan dengan menambahnya omset yang berasal dari penjualan online.
"Penjualan kami naik 25 persen dari penjualan offline," ujarnya.
Dengan kemudahan pengiriman JNE ini, memberikan kepuasan bagi Venny bahwa kini Dendeng legendaris miliknya bisa dirasakan kelezatannya hingga keseluruh Indonesia.
"Sekarang dari wilayah Indonesia mana saja bisa menikmati dendeng kami, makanan khas Kerinci Jambi," tutupnya.
Sama halnya dengan Venny, mitra UMKM lainnya yakni pemilik lapis Angso Duo, Fitri Lidia yang beralamat di Kawasan Kebun Jeruk Kota Jambi ini pun juga merasakan berkahnya menjadi mitra UMKM JNE.
Sama seperti dendeng Pusako Satu, Lapis Angso Duo ini juga menjadi kudapan khas Jambi. Fitri tidak pernah menyangka kue khas Jambi buatannya kini bisa dikirim ke berbagai daerah.
"Dulu kalau mau lapis Angso Duo ya pembeli harus ke toko kami kalau pengiriman paling sebatas dalam Kota Jambi," ujarnya.
Semua berubah saat Lapis Angso Duo menjalin kerjasama dengan ekspedisi JNE, kini kue khas Jambi buatannya bisa dikirim ke luar Kota Jambi. Fitri juga merasakan kepedulian JNE yang begitu besar kepada mitra.
"Langsung jemput gratis dari JNE , kita UMKM nggak repot lagi harus ngantar ke kantor JNE, satu paket aja dijemput," ucap wanita berhijab ini.
Menurut Fitri, JNE menjadi ekspedisi yang memberikan kepastian bukan janji. Dengan kepastian layanan YES dirinya sebagai penjual juga dapat meyakinkan konsumen dengan kecepatan pengiriman paket kue. Sementara untuk pengiriman dalam provinsi dapat diterima di hari yang sama pula.
"Untuk kue basah maupun kue kering kami diterima dengan baik oleh konsumen, itu yang membuat saya yakin dengan JNE karena konsumen juga puas dengan kecepatan dan keamanan pengiriman," papar wanita berhijab itu.
JNE dan UMKM mencari peluang baru
Peluang dan semangat baru ditularkan dari JNE kepada pelaku usaha di seluruh negeri, dengan 'core bisnis' utamanya JNE sebagai perusahaan jasa pengiriman dan logistik memberikan kemudahan pelaku usaha.
Dengan empat pilar perusahaan yang dimilikinya yakni "Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin dan Visioner" membuat Kepala Cabang JNE Jambi, Jacksen meyakini bahwa JNE mampu memberikan kepuasan pada layanan pengiriman. Dengan jargon 'Connecting Happiness' yang merupakan representasi dari setiap kegiatan bisnis JNE yang berorientasi mengantarkan kebahagiaan hingga ke pelosok negeri dengan jaringan yang dimilikinya yang siap mendistribusikan kiriman mitra.
"Tentu di usia JNE ke-31 tahun ini #JNE31tahun , JNE juga telah bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai suatu keberhasilan era revolusi 4.0 baik dengan UMKM maupun pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata Jacksen saat kegiatan 'Gollaborasi bisnis Online'.
Dimasa adaptasi kebiasaan baru membutuhkan inovasi, diyakininya kemitraan UMKM dengan JNE akan memberikan peluang baru. Adaptasi dan inovasi harus tetap dikembangkan agar dapat menggali potensi yang muncul, bukan saja 'survive' namun juga menjadikan UMKM dan #JNEMajuIndonesia juga berkembang #jnecontentcompetition2021.
"JNE siap berkolaborasi dengan pelaku UMKM sesuai kapasitas JNE sebagai jasa pengiriman sebagai solusi bagi UMKM yang belum online untuk mampu mengembangkan potensi usahanya," terangnya.
Dengan kolaborasi yang ditawarkan ini, JNE memberikan beragam fasilitas dan layanan yang mempermudah UMKM dalam pengembangan bisnis di era digital. Jacksen menyebutkan JNE memberikan program-program untuk UMKM sebagai bentuk loyalitas JNE pada pengembangan UMKM untuk meningkatkan perekonomian seperti cashback, diskon ongkos kirim, JNE Loyalti Card, free pick up.
Sejak dua tahun belakangan ini, JNE juga fokus pada peningkatan softskill pelaku UMKM melalui pelatihan dan workshop khusus untuk mengajak pelaku UMKM dapat dengan cepat beradaptasi dengan era digital serta meningkatkan pengembangan dan membangkitkan perekonomian UMKM ditengah adaptasi selama pandemi.
"Kita bekerjasama dengan brand owner di daerah, berkolaborasi online maupun offline ada support seller mulai dari cashback , subsidi iklan facebook, subsidi ongkir dan event ulang tahun,"sebutnya.
Regional Head JNE Sumatera Bagian Barat, Gary Octavianus Wiharto menjelaskan dengan mendorong penerapan ekosistem digital pada pelaku UMKM sama halnya dengan menciptakan peluang cashflow baru untuk UMKM.
"JNE bisa meyakinkan UMKM untuk masuk ke bisnis digital, mari sama-sama kita mencari peluang yang baru karena JNE tidak saja mengajak namun juga ingin mendorong bisnis UMKM yang sudah existing," jelas Gary.
JNE akan terus melakukan perluasan binaan UMKM, dikatakan oleh Marketing JNE Jambi, Muhammad Faathir bahwa saat ini JNE Jambi tengah berupaya mencari mitra UMKM yang dapat memiliki potensi pasar internasional sejalan dengan produk dan layanan JNE internasional.
JNE Jambi juga turut mendukung pengembangan UMKM lokal baik yang bergerak dibidang kuliner hingga fashion. Dari kuliner anak lokal, JNE mengantarkan sajian rasa keseluruh penjuru negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022